zat tersebut kita peroleh dari makanan yang kita makan sehari-hari dan pengobatan tambahan yang diberikan jika terjadi kekurangan Mochtar, 1998.
Dengan pengetahuan yang baik maka partisipasi suami dalam perawatan kehamilan dapat meningkatan kesehatan ibu dan anak selama kehamilan, bersalin dan
nifas. Seorang suami dengan istri yang sedang hamil diharapkan siap mewaspadai setiap risiko kehamilan yang muncul, menjaga agar istri tidak melakukan hal-hal
yang mengganggu kesehatan dan kehamilannya, serta segera mengantar ke rujukan terdekat bila ada tanda-tanda komplikasi kehamilan. Selama ini upaya yang dilakukan
oleh petugas kesehatan khususnya bidan diwilayah Kelurahan Pintu Sona hanya melakukan penyuluhan pada suami yang memiliki istri yang sedang hamil, jika suami
ikut mengantar istri untuk periksa kehamilan, dengan hanya melakukan penyuluhan pada suami yang mengantar istri untuk periksa kehamilan yang mendapat informasi
tersebut. Sementara suami yang tidak pernah mengatar istri ke pelayanan kesehatan tidak mendapat informasi tentang perawatan kehamilan yaitu suami yang sibuk
bekerja dan suami memandang bahwa kehamilan adalah urusan perempuan.
5.2. Pengaruh Kepercayaan terhadap Partisipasi Suami dalam Perawatan
Kehamilan Istri di Kelurahan Pintu Sona Kabupaten Samosir
Kepercayaan belief dalam penelitian ini adalah anggapan keyakinan yang dimiliki responden yang dijadikan acuan untuk menentukan persepsi terhadap
perawatan kehamilan. Secara kultural, masyarakat di Kelurahan Pintu Sona di diami
Universitas Sumatera Utara
oleh beberapa suku bangsa yaitu mayoritas suku Batak, dan minoritas suku Padang dan suku Jawa.
Berdasarkan analisis bivariat antara kepercayaan dengan partisipasi suami dalam kehamilan, diperoleh nilai p=0,014 artinya ada hubungan kepercayaan dengan
partisipasi suami dalam perawatan kehamilan istri. Demikian juga pada analisis regresi logistik ganda menunjukkan ada pengaruh
signifikan antara kepercayaan dan partisipasi suami dalam perawatan kehamilan istri, dengan nilai p = 0,039.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan yang mereka memiliki 55,8 merupakan kepercayaan yang mendukung, artinya kepercayaan yang tidak
membenarkan bahwa pemeriksaan kehamilan oleh dukun Sibasso, pantangan makanan tertentu durian, belut, telur, ikan selama kehamilan, makanan yang
berharga murah miliki gizi yang kurang. Sesuai dengan hasil penelitian Suryawati 2007 pada studi kualitatif
menemukan para suami yang berpendidikan cukup tinggi cenderung melarang istrinya berpantangan makanan tertentu. Menurut pandangan mereka sepanjang yang
dimakan ibu hamil memenuhi kriteria sehat dan bergizi baik untuk ibu dan bayi maka tidak dibenarkan berpantang pada masyarakat sekitar masih berlaku pantangan makan
makanan tertentu atau bertingkah laku tertentu pada saat istri sedang hamil. Berbeda dengan hasil penelitian hasil penelitian Swasno 1998, terdapat
kepercayaan yang menyebabkan prilaku keliru berupa pantangan makan yang bergizi misalnya konsumsi dari protein hewani, pantangan perbuatan makan dari piring
Universitas Sumatera Utara
besar, tata cara makan menurut adat setempat yang membedakan urutan dan alokasi makanan yang menempatkan ibu pada urutan belakang sekalipun dalam keadaan
sedang hamil, yang keseluruhannya memberikan konsekuensi pada kurang kecukupan gizi wanita hamil.
Dari hasil penelitian ini meskipun ditemukan mayoritas kepercayaan yang mendukung dalam perawatan kehamilan tetapi masih ditemukan kepercayaan yang
tidak mendukung perawatan kehamilan seperti porsi makan yang sama dengan sebelum hamil, dilihat dari responden mayoritas suku Batak dimana pantangan
makan bagi seorang wanita batak ditetapkan sejak dia hamil hingga melahirkan semua ini ditujukan untuk menjaga kesehatan atau mencegah bahaya bagi ibu dan
bayi dalam kandungannya , meskipun alasannya tidak sejalan dengan biomedikal. Kepercayaan pada warga masyarakat Kelurahan Pintu Sona bahwa wanita
hamil tidak boleh makan banyak. Kepercayaan tentang hal tersebut juga dipercayai oleh para suami dari pertanyaan tentang apakah suami menganjurkan istri untuk
menambah porsi makan terdapat 41,9 mengatakan kadang-kadang dilakukan karena menurut mereka jika hal ini dilakukan selalu akan membuat anak akan sulit lahir
karena besar bahkan sampai harus operasi, sehingga suami selalu mengingatkan kepada istrinya sehingga istri melaksanakan hal tersebut. Hal ini tentu akan
berpengaruh kepada kehamilannya berkaitan juga dengan pekerjaan responden mayoritas petani, jika suami berkerja sebagai petani, istri akan ikut membantu
pekerjaan tersebut untuk meningkatkan pendapatan keluarga walaupun istri sedang
Universitas Sumatera Utara
hamil. Jika istri sedang hamil dan berkerja diladang dan porsi makan seperti sebelum hamil ini akan berpengaruh buruk kesehatan kehamilannya.
Upaya yang dilakukan oleh petugas kesehatan khususnya bidan diwilayah Kelurahan Pintu Sona tidak banyak, petugas memberikan penyuluhan pada suami
yang mengantar istri untuk antenatal care saja. Namun masih banyak ditemukan suami yang memiliki kepercayaan atau pemahaman nilai-nilai yang tidak mendukung
dalam perawatan kehamilan. Peran tokoh agama, sangat dibutuhkan dalam hal ini mengingat masyarakat Batak sangat menghormati tokoh agama, peran sibasso juga
dibutuhkan dalam hal ini mengingat sibasso memegang peranan penting dalam proses kehamilan dan persalinan bagi mereka.
5.3. Pengaruh Adat Istiadat terhadap Partisipasi Suami dalam Perawatan