Indikator Keberdayaan Pemberdayaan Masyarakat

suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan menggunakan daya kemampuan kognitif, konatif, psikomotor dan afektif dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat Sulistiyani, 2004:79-80. Bertolak dari pendapat di atas, maka pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses partisipasi masyarakat dalam perubahan sosial melalui program pemberdayaan yang mempunyai kemampuan berfikir mandiri, mengetahui potensi diri, dan segala aspeknya serta dapat memecahkan masalah dengan daya kemampuan kognitif, konatif, psikomotor, dan afektif sebagai satu kesatuan yang utuh.

2.1.3 Indikator Keberdayaan

Menurut Kieffer 1981 dalam Suharto 2009:63, pemberdayaan mencakup tiga dimensi yang meliputi kompetensi kerakyatan, kemampuan sosiopolitik, dan kompetensi partisipatif. Parsons et.al. 1994:106 dalam Suharto 2009:63 juga mengajukan tiga dimensi pemberdayaan yang merujuk pada: 1. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar. 2. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan diri dan orang lain. 3. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang masih menekan. Untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan secara operasional, maka perlu diketahui berbagai indikator keberdayaan yang dapat menunjukan seseorang berdaya atau tidak. Berikut adalah tabel indikator keberdayaan: Tabel 1: Indikator Keberdayaan Jenis Hubungan Kekuasaan Kemampuan Ekonomi Kemampuan Mengakses Manfaat Kesejahteraan Kemampuan Kultural dan Politis Kekuasaan di dalam: Meningkatkan Kesadaran dan keinginan untuk berubah  Evaluasi positif terhadap kontribusi ekonomi dirinya  Keinginan memiliki kesempatan ekonomi yang setara  Keinginan memiliki kesamaan hak terhadap sumber yang ada pada rumah tangga dan masyarakat  Kepercayaan diri dan kebahagiaan  Keinginan memiliki kesejahteraan yang setara  Keinginan membuat keputusan mengenai diri dan orang lain  Keinginan untuk mengontrol jumlah anak  Assertiveness dan otonomi  Keinginan untuk menghadapi subordinasi gender termasuk tradisi budaya, diskriminasi hukum dan pengucilan politik  Keinginan terlibat dalam proses-proses budaya, hukum dan politik Kekuasaan untuk: Meningkatkan kemampuan individu untuk berubah; Meningkatkan  Akses terhadap pelayanan keuangan mikro  Akses terhadap pendapatan  Akses terhadap asset- aset produktif dan  Keterampilan, termasuk kemelekan huruf  Status kesehatan dan gizi  Kesadaran mengenai dan  Mobilitas dan akses terhadap dunia di luar rumah  Pengetahuan mengenai proses hukum, politik dan kebudayaan  Kemampuan kesempatan untuk memperoleh akses kepemilikan rumahtangga  Akses terhadap pasar  Penurunan beban dalam pekerjaan domestik, termasuk perawatan anak akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi  Ketersediaan pelayanan kesejahteraan publik menghilangkan hambatan formal yang merintangi akses terhadap proses hukum, politik dan kebudayaan Kekuasaan atas: Perubahan pada hambatan- hambatan sumber dan kekuasaan pada tingkat rumah tangga, masyarakat dan makro; Kekuasaan atau tindakan individu untuk menghadapi hambatan- hambatan tersebut  Kontrol atas penggunaan pinjaman dan tabungan serta keuntungan yang dihasilkannya  Kontrol atas pendapatan aktivitas produktif keluarga yang lainnya  Kontrol atas aset produktif dan kepemilikan keluarga  Kontrol atas alokasi tenaga kerja keluarga  Tindakan individu menghadapi diskriminasi atas akses terhadap sumber dan pasar  Kontrol atas ukuran konsumsi keluarga da aspek bernilai lainnya dari pembuatan keputusan keluarga termasuk keputusan keluarga berencana  Aksi individu untuk mempertahankan diri dari kekerasan keluarga dan masyarakat  Aksi individu dalam menghadapi dan mengubah persepsi budaya kapasitas dan hak wanita pada tingkat keluarga dan masyarakat  Keterlibatan individu dan pengambilan peran dalam proses budaya, hukum dan politik Kekuasaan dengan: Meningkatnya solidaritas atau tindakan bersama dengan orang lain untuk menghadapi hambatan- hambatan sumber dan kekuasaan pada tingkat rumahtangga, masyarakat dan makro  Bertindak sebagai model peranan bagi orang lain terutama dalam pekerjaan publik dan modern  Mampu memberi gaji terhadap orang lain  Tindakan bersama menghadapi diskriminasi pada akses terhadap sumber termasuk hak atas tanah, pasar dan diskriminasi gender pada konteks ekonomi makro  Penghargaan tinggi terhadap dan peningkatan pengeluaran untuk anggota keluarga  Tindakan bersama untuk meningkatkan kesejahteraan publik  Peningkatan jaringan untuk memperoleh dukungan pada saat krisis  Tindakan bersama untuk membela orang lain menghadapi perlakuan salah dalam keluarga dan masyarakat  Partisipasi dalam gerakan-gerakan menghadapi subordinasi gender yang bersifat kultural, politis, hukum pada tingkat masyarakat dan makro Sumber: Edi Suharto 2009:65

2.1.4 Strategi Pemberdayaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

STRATEGI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI-KELAUTAN DAN PERIKANAN (PNPM MANDIRI-KP) DI DESA PRAPAG KIDUL KECAMATAN LOSARI KABUPATEN BREBES.

0 0 1