Penelitian Terdahulu KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah serta tujuan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan penelitian terdahulu sebagai acuan untuk dijadikan landasan dalam penelitian. Penelitian terdahulu bertujuan untuk menunjukkan bagaimana peneliti sekarang memandang permasalahan yang sama dengan sudut pandang yang berbeda. Penelitian mengenai Partai Golkar telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, baik penelitian Golkar di tingkat pusat ataupun daerahlokal. Pertama, buku The Golkar Ways ; Survival Partai Golkar di Tengah Terbulensi Politik Era Transisi yang ditulis oleh Akbar Tandjung tahun yang diterbitkan oleh Gramedia di Jakarta tahun 2008. 14 Buku ini merupakan disertasi Akbar Tandjung yang berisi tentang keadaan Partai Golkar di Orde baru dan perjuangan partai di era transisi demokrasi diantara partai-partai lain. Penelitian ini bertujuan untuk menggungkap faktor-faktor dan langkah-langkah yang dapat menjadi penyebab Partai Golkar dapat bertahan hidup ketika terjadi perubahan politik menuju demokrasi. Penelitian disertasi ini menggunakan persfektif pelembagaan partai politik untuk menggungkap survival Partai Golkar di era transisi demokrasi. Metode 14 Akbar Tandjung, 2008, The Golkar Ways: Survival Partai Golkar di tengah Terbulensi Politik Era Transisi, Jakarta: PT Gramedia penelitian termasuk dalam kategori penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitis. Penelitian ini memiliki periode batas waktu yang telah ditentukan yakni tahun 1998-2004. Dengan lokasi penelitian di Jakarta dan Yogyakarta sebagai tempat Partai Golkar berdomisili. Jenis data tergolong pada data sekunder dan primer dengan teknik pemilihan informan secara snowball sampling. Hasil disertasi ini menunjukkan Golkar melakukan rekonstrurisasi dan pembenahan organisasi sebagai langkah adaptasi terhadap lingkungan politik baru yang telah berubah. Kedua skripsi oleh Erix Ferdi Anwar yang berjudul Pengaruh Keberadaan Organisasi Masyarakat Nasional Demokrat terhadap Loyalitas Kader Partai Golkar Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya surat edaran yang dikeluarkan oleh Partai Golkar yang menyatakan kepada seluruh kader Partai Golkar yang menjadi anggota serta ikut terlibat dalam kegiatan organisasi yang dilakukan oleh ormas Nasional Demokrat, supaya menentukan sikap untuk memilih tetap menjadi kader partai Golkar atau menjadi anggota Ormas Nasdem dan keluar dari partai Golkar. Surat edaran ini diperkuat dengan kebijakan dari Partai Golkar berupa sebuah ultimatum atau peringatan terakhir kepada seluruh kader Partai Golkar agar menentukan sikapnya sebelum tanggal 11 Agustus 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan pengaruh keberadaan ormas Nasdem terhadap loyalitas kader partai Golkar Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan teori loyalitas politik, dengan metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Pemilihan informan dengan menggunakan teknik snowball sampling, dan unit analisis adalah individu yakni kader partai Golkar yang bergabung dengan ormas Nasdem. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data dan analisis etik-etik. Hasil penelitian menunjukkan kader partai tersebut masih memiliki suatu ikatan psikologis dan sosial yang masih kuat dengan partai Golkar. Sedangkan dengan ormas Nasdem ikatan psikologis dan sosial masih belum tercipta dengan baik dan kuat, sehingga ormas Nasdem bukanlah faktor yang menyebabkan pergeseran loyalitas terjadi. Penyebab terjadinya pergeseran loyalitas dari masing-masing kader terletak pada keadaan sosial di dalam tubuh partai Golkar yang tidak harmonis lagi. Oleh sebab itu kondisi dari partai Golkar yang mempengaruhi terjadinya pergeseran loyalitas dari beberapa kader partai Golkar. Kondisi sosial yang memberikan sebuah dorongan kepada kader tersebut untuk tidak terlalu terikat dengan aturan dan kebijakan partai Golkar, yang meimbulkan pergeseran loyalitas yang terjadi dalam diri kader partai Golkar. Ketiga penelitian Fandi Aswat yang berjudul Perubahan Politik Partai Golkar Provinsi Sumatera Barat pasca reformasi dalam pelaksanaan Musda tahun 2001. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perubahan partai Golkar pasca reformasi dan perubahan paradigma partai Golkar kearah yang lebih demokratis yang tercermin dalam pelakasanaan Musda di Provinsi Sumbar. Tujuan Musda adalah untuk menukar kepemimpinan partai Golkar Provinsi Sumbar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa perubahan politik DPD partai Golkar Sumbar pasca reformasi dalam pelaksanaan Musdalub tahun 2001. Untuk menjelaskan pokok permasalahn penelitian ini, maka digunakan beberapa terori yaitu teori leit menurut Mosca dan Pareto untuk menjelaskan siapa yang disebut elit, kemudian teori tiga analisa indentifikasi kekuasaan menurut Putnam, analisa posisi, analisa reputasi dan analisa kekuasaan. Untuk menjelasakan partai Golkar digunakan teori institusional menurut Richard scott, penyesuaian institusi terhadap lingkungan sosial dan tuntutan aturan legal formal. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika politik partai Golkar Sumbar sangat dinamis, dari konteks partai Golkar provinsi partai dikarenakan atas paksaan yaitu peraturan pemerintah dan penyesuaian terhadap kondisi politik Indonesia. Pada pelaksanaan Musdalub terjadi karena adanya intrik politik dalam konflik kepentingan elit partai Golkar Sumbar yaitu ketidaksenangan dalam menentukan calon legislatif yang diusung oleh ketua partai Golkar Sumbar pemilu tahun 1999.sebagian elit merasa dikhianati oleh ketua partai Golkar Sumbar kala itu. Elit tersebut menginginkan agar ketua lengser dari jabatannya dengan minta pertolongan dari pusat dengan perantara Fahmi Idris. Maka timbulah ide untuk dilakukannya Munaslub dengan alasan PP No 12 tahun 1999 untuk menghindari citra buruk partai Golkar di Sumbar. Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Sutiyono yang berjudul Hegemoni Kekuasaan Terhadap Seni Pedalangan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penggunaan instrument kesenian untuk memperoleh dukungan massa sebanyak- banyaknya bagi Partai Golkar pada masa orde baru, yakni seni pedalangan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan relasi pemerintah dalam mempertahankan kekuasaan melalui hegemoni seni pedalangan. Untuk menguraikan tujuan penelitian tersebut, penelitian ini menggunakan teori hegemoni Antonio Gramsci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah untuk mempertahankan kekuasannya bersama partai Golkar menggunakan seni pedalangan sebagai instrument hegemoni. Bentuk seni serta pesan yang disampaikan oleh dalang dalam pewayangan merupakan pendiktean oleh pemerintah, oleh karena itu seni pedalangan harus dikelola sedemikian cermat, karena sosialisasi dan ekspresi kesenian ini tidak hanya ketika kampanye dijalankan, akan tetapi juga setelah aktivitas kampanye selesai dan partai penguasa telah memenangkan pemilihan umum. Maka dari itu tepatlah sebagai alat hegemoni seni pedalangan diproduksi karena memuat suatu sifat atau makna pada konteks sosio-kultural masyarakat. Penelitian yang dilakukan sekarang memiliki perbedaan dengan keempat penelitian yang dibahas diatas. Perbedaan penelitian ini pertama terletak pada fokus penelitiannya, jika penelitian sebelumnya meneliti mengenai kelembagaan Golkar serta dinamika Golkar pada era reformasi, maka penelitian sekarang fokus pada kemerosotan hegemoni partai Golkar. Perbedaan juga terlihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan penelitian, dimana penelitian sekarang menggunakan teori hegemoni Antonio Gramsci untuk menjelaskan faktor-faktor yang membuat merosotnya hegemoni Golkar. Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu No Nama Judul penelitian Fokus penelitian Teori dan metode Kesimpulan 1 Akbar Tandjung The Golkar Ways: Survival Partai Golkar di Tengah Terbulensi Politik Era Transisi Langkah-langkah partai bertahan hidup ketika terjadi perubahan politik Persfektif perlembagaan partai politik pendekatan kualitatif dengan tipe analitis deskriptif Golkar melakukan rekonstrurisasi dan pembenahan organisasi sebagai langkah adaptasi terhadap lingkungan politik baru yang telah berubah 2. Erix Ferdi Anwar Pengaruh Keberadaan Organisasi Masyarakat Nasional Demokrat terhadap Loyalitas Kader Partai Golkar Provinsi Sumatera Barat Pengaruh ormas Nasdem terhadap loyalitas kader partai Golkar Loyalitas politikpendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi Kader partai tersebut masih memiliki suatu ikatan psikologis dan sosial yang masih kuat dengan partai golkar. Sedangkan dengan ormas Nasdem ikatan psikologis dan sosial masih belum tercipta dengan baik dan kuat, 3. Fandi Aswat Perubahan Politik Partai Golkar Provinsi Sumatera Barat pasca reformasi dalam pelaksanaan Musda tahun 2001 Perubahan politik partai Golkar DPD Sumbar pasca Musda Teori institusional menurut Richard scott, teori elit Mosca dan ParetoMetode Kualitatif Pelaksanaan Musdalub terjadi karena adanya intrik politik didalam konflik kepentingan elit Partai Golkar sumbar yaitu ketidaksenangan dalam menentukan calon legislatif yang diusung oleh ketua partai Golkar Sumbar pemilu tahun 1999. 4. Sutiyono Hegemoni Kekuasaan Terhadap Seni Pedalangan Peranan intelektual tradisional sebagai instrument hegemoni kelas penguasa Teori hegemoni Antonio Gramsci Bentuk seni serta pesan yang disampaikan oleh dalang dalam pewayangan merupakan pendiktean oleh pemerintah, karena sosialisasi dan ekspresi kesenian ini tidak hanya ketika kampanye dijalankan, akan tetapi juga setelah aktivitas kampanye selesai dan partai penguasa telah memenangkan pemilihan umum

B. Pendekatan Teoritis yang Digunakan