c. Intelektual Sebagai organizer hegemoni
Menurut Gramsci seorang dikatakan intelektual bukan diperoleh dari hakikat instrinsik dari kegiatan intelektual sendiri, melainkan posisi kegiatan yang
menempati dalam suatu sistem hubungan dimana kegiatan-kegiatan ini mengambil tempatnya dalam sebuah hubungan-hubungan sosial yang kompleks.
30
Selanjutnya Gramsci menjelaskan bahwa dalam dunia superstruktur, kaum intelektual menampilkan fungsi organisasional dan konektif didalam masyarakat sipil
atau wilayah masyarakat politik. Dimana, kaum intelektual merupakan deputi dari kelompok dominan yang menjalankan fungsi khusus dari hegemoni sosial dan
pemerintahan sosial.
31
Setiap kelas menciptakan satu atau lebih strata intelektual, seperti kaum kapitalis menciptakan teknisi, ekonom, manager, pegawai negeri untuk
organisator kebudayaan baru dan setiap kelas baru yang lahir menentukan kaum intektual yang sudah ada. Untuk melihat peran intelektual, maka Gramsci membagi
bentuk intelektual menjadi dua, yaitu intelektual organic dan intelektual tradisional. Pertama intelektual organic, mereka adalah intelektual dan organisator
politik.
32
Menurut Gramsci intelektual organic langsung berhubungan dengan cara produksi yang dominan, dimana intelektual ini memberikan kelas ini homogenitas
dan suatu kesadaran akan fungsinya sendiri bukan cuma pada ekonomi namun juga dilapangan sosial dan politik. Contoh intelektual organic adalah manager, insinyur,
politisi, penulis, jurnalis, pegawai negeri, tentara, jaksa, hakim dan sebagainya.
30 Antonio Gramsci, Op.Cit Hal, 140 31 Nezar Patria dan Andi Arief, Op.Cit, Hal.158
32 Roger Simon, Op. Cit, Hal.144
Kedua, intelektual tradisional merupakan intelektual yang dikategorikan sebagai intelektual otonom. Banyak kelas yang baru tumbuh berusaha untuk
berasimilasi serta menundukkan intelektual tradisional secara ideologis. Mereka yang termasuk intelektual tradisional seperti rohanian, manusia literer, filsuf atau artis.
Selanjutnya Gramsci menganalisis mengenai watak dari partai politik dalam hubungannya dengan masalah kaum intelektual, dimana partai politik untuk semua
kelompok persisnya adalah mekanisme yang sama yang dilakukan negara, dengan kata lain ia bertanggung jawab untuk menyatukan kaum intelektual organic dari
kelompok sosial yang ada kelompok dominan dan kaum intelektual tradisional. Partai melaksanakan fungsi sesuai dengan fungsi dasarnya, yakni mengelaborasi bagian-
bagian komponennya sendiri dan fungsi mengubah mereka menjadi kaum intelektual politik yang berkualitas, para pemimpin dirigenti dan organizer [mengorganisir]
semua aktivitas dan fungsi-fungsi yang inheren dalam perkembangan organic sebuah masyarakat integral, baik sipil ataupun politik.
33
Golkar pada masa orde baru memiliki organic intelektual sebagai basis think tank partai untuk berbagai kebijakan. Para intelektual ini merupakan ahli ekonomi
dan pembangunan. Elemen intelektual ini dalam melihat faktor-faktor yang meyebabkan merosotnya hegemoni Golkar, dibagi menjadi intelektual organic yakni
33 Quentin Hoare dan Nowell Smith Ed Ira Puspitorini penerj dkk, 2000, Antonio Gramsci : Sejarah dan Budaya, Surabaya : Pustaka Promethea Hal.147
para kader partai dan kombinasi intelektual tradisional yakni tokoh agama dan tokoh adat atau tokoh masyarakat.
Partai politik dan hegemoni
Menurut Gramsci pelaku utama sang penguasa baru tidak bisa menjadi pahlawan individual di zaman modern, tetapi bisa menjadi pahlawan partai politik.
Prinsip yang penting adalah adanya pemimpin dan yang dipimpin, penguasa dan dikuasai dan partai merupakan tempat efektif untuk mengembangkan pemimpin dan
kepemimpinan.
34
Dalam rejim totalitarian, fungsi tradisional dan institusional kerajaan diambil alih oleh partai politik. Walaupun tiap partai adalah ekspresi
kelompok sosial, namun kondisi tertentu dari suatu partai mewakili sebuah kelompok sosial dalam menjalankan fungsi penyeimbang dan penengah dalam memperjuangkan
kepentingan kelompoknya dan kepentingan kelompok lain, dan berhasil mengamankan perkembangan kelompok-kelompok tersebut karena mewakili
konsesus dan membantu -kelompok-kelompok sekutunya- yang bisa dianggap sebagai kelompok yang jahat.
35
Penjelasan diatas menunjukkan hegemoni partai politik dari persfektif Gramsci, dimana partai dapat mempertahankan eksistensinya dalam pemerintahan
ketika partai tidak hanya mewakili kepentingan kelompok semata tapi bisa mengakomodasikan semua kepentingan. Menurut Gramsci kemenangan partai,
kemajuannya bagi kekuatan negara dan kondisi ketika partai tidak bisa dihancurkan
34 Quentin Hoare dan Nowell Smith Ed Gafna Raiza wahyudi dkk penerj, 2001, Catatan-Catatan Politik Antonio Gramsci, Surabaya: Pustaka Promethea Hal. 31
35 Quentin Hoare dan Nowell Smith Ed Gafna Raiza wahyudi dkk penerj, Ibid, hal 34
secara normal dapat dijelaskan melalui eksistenti partai yang terdiri dari tiga elemen dasar.
36
1. Elemen massa, yang terdiri dari orang-orang kebanyakan yang berpartisipasi dengan loyal dan disiplin.
2. Elemen kohesif dasar, yang memusatkan secara nasional dan member kekuatan yang kompleks, efektif dan sangat kuat yang dengan sendirinya akan
berubah menjadi lebih kecil atau bahkan hilang sama sekali. Elemen ini dibantu dengan kekuatan kohesif yang besar yang memusatkan dan
mendisiplinkan. Elemen ini dapat juga disebut sebagai kepemimpinan di tingkat nasional
3. Elemen lanjutan, yang menghubungkan elemen pertama dan kedua serta memlihara kontak diantara keduanya secara fisik, moral dan intelektual.
Kekuatan partai Golkar dalam perpolitikan di Sumatera Barat dapat dilihat dari ketiga elemen diatas, elemen massa berarti simpatisan partai Golkar yang
menjadi pendukung partai, elemen massa sangat menentukan kemenangan partai. Kemudian elemen kohesif dasar terkait kepemimpinan partai, dalam hal ini pimpinan
partai untuk perwakilan daerah maupun nasional. Elemen ini memberi kekuatan bagi partai untuk sektor wilayah dan terakhir elemen lanjutan adalah pola komunikasi
antara kedua elemen sebelumnya.
36Ibid , hal. 39
C. Skema Pemikiran