Maloklusi Klas II Divisi 1

kehilangan dukungan otot dan tekanan lateral darinya. Karena ketidakseimbangan hubungan antara gaya otot eksternal dan internal dalam mulut ini, otot buksinator menghasilkan tekanan lateral pada lengkung maksila dan mengakibatkan penyempitannya. 4

2.5 Maloklusi Klas II Divisi 1

Maloklusi Klas II atau disto oklusi adalah suatu keadaan mandibula dengan lengkung giginya terletak lebih ke distal terhadap maksila sebesar minimal setengah lebar premolar atau satu tonjol molar pertama permanen. 1,15 Angle memperkenalkan dua tipe maloklusi Klas II berdasarkan inklinasi insisivus sentralis maksila. 1,15 Maloklusi Klas II divisi 1 didefinisikan memiliki insisivus maksila yang berinklinasi ke labial, peningkatan overjet dengan atau tanpa lengkung maksila yang relatif sempit. Overlap vertikal insisivus dapat bervariasi dari deep overbite hingga openbite. 1,17,18 Maloklusi Klas II divisi 1 dapat ditandai dari skeletal pada saat oklusi mandibula terletak lebih ke posterior dalam hubungannya dengan maksila, dental dari hubungan molar pertama permanen, skeletodental dari hubungan skeletal dan dental. Maloklusi Klass II divisi 1 sering dihubungkan dengan kelainan skeletodental. 1,17,18 Gambaran Klinis Maloklusi Klas II divisi 1 ditandai dengan hubungan molar Klas II Angle dan insisivus maksila protrusi atau proklinasi. Dapat dijumpai diastema pada gigi-gigi Universitas Sumatera Utara anterior maksila yang protrusi disertai lengkung gigi yang sempit. Kelainan-kelainan yang sering timbul pada maloklusi ini adalah : 19,20 a. Mandibula berada pada posisi distal sehingga terdapat overjet yang mencolok b. Gigi-gigi insisivus maksila protrusi c. Lengkung gigi maksila yang sempit d. Diastema di antara gigi-gigi anterior yang protrusi e. Gigi insisivus mandibula supraversi, jika dalam oklusi sentrik akan terlihat gigi insisivus mandibula mengenai gingiva di bagian palatinal dari gigi insisivus maksila. f. Adanya gigitan dalam g. Kedudukan bibir atas terangkat. Etiologi Maloklusi Klas II Divisi 1 Etiologi maloklusi merupakan ilmu yang mempelajari tentang faktor-faktor penyebab terjadinya kelainan oklusi. Pengelompokan faktor-faktor etiologi maloklusi dimaksudkan untuk mempermudah identifikasi kelainan oklusi yang ada. 7 Graber membagi faktor etiologi maloklusi menjadi 2 yaitu: 1. Faktor Ekstrinsik Faktor Ekstrinsik meliputi : herediter, kelainan bawaan, malnutrisi, kebiasaan buruk, dan malfungsi, postur tubuh dan trauma. 1,7,12,18,19 2. Faktor Instrinsik Faktor Instrinsik meliputi : Kelainan jumlah, bentuk dan ukuran gigi, premature loss , dan karies gigi. 1,7,18,19 Universitas Sumatera Utara 2.6 Kerangka Teori 3

2.7 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

2 77 68

Perbedaan Nilai Skeletal Dalam Arah Vertikal Antara Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Pasien Di Klinik Ortodonti Rsgmp Fkg Usu Tahun 2009-2013

1 61 60

Pengaruh Perawatan Aktivator Pada Maloklusi klas II Divisi I Terhadap Pertumbuhan Dan Pengembangan Mandibula

0 56 43

Perawatan Maloklusi Klas II Divisi I Dengan Pesawat Herbst

1 68 54

Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

0 0 18

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pernafasan - Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

0 0 12

Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Saluran Pernafasan - Pengaruh Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Maloklusi Klas II Divisi 1

0 0 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernafasan Normal - Perbedaan Nilai Skeletal Dalam Arah Vertikal Antara Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Pasien Di Klinik Ortodonti Rsgmp Fkg Usu Tahun 2009-2013

0 0 13

PERBEDAAN NILAI SKELETAL DALAM ARAH VERTIKAL ANTARA POLA PERNAFASAN NORMAL DAN PERNAFASAN MELALUI MULUT PADA PASIEN DI KLINIK ORTODONTI RSGMP FKG USU TAHUN 2009-2013

0 0 12