- Lebar interkaninus mandibula adalah garis yang menghubungkan interproksilmal kaninus dan premolar satu kiri dan kanan.
4
- Lebar interpremolar maksila adalah garis yang menghubungkan titik distal pit dari premolar pertama kiri dan kanan.
4 -
Lebar interpremolar mandibula adalah garis yang menghubungkan interproksimal premolar satu dan premolar dua kiri dan kanan.
4
- Lebar intermolar maksila adalah garis yang menghubungkan sentral fossa dari molar pertama kiri dan kanan.
4
- Lebar intermolar mandibula adalah garis yang menghubungkan tonjol mesio bukal molar pertama kiri dan kanan.
4
3.7 Alat dan Bahan
- Model studi dari pasien yang bernafas melalui hidung dan melalui mulut
-
Jangka Korkhaus - Penggaris
- Pinsil - Roentgen foto sefalometri
- Tracing box
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Alat-alat yang dipakai pada penelitian
3.8 Cara Penelitian
• Model diambil dari pasien yang datang di Klinik Spesialis Ortodonti Rumah Sakit Gigi Mulut Pendidikan FKG USU tahun 2008-2012
serta praktek dokter gigi swasta.
• Sampel dikelompokkan berdasarkan pola pernafasan normal bernafas melalui hidung dan bernafas melalui mulut berdasarkan hasil
diagnosa dan pengukuran lebar saluran udara pharynx atas dari Roentgen foto sefalometri. Lebar saluran udara pharynx atas adalah
panjang garis dari titik paling posterior pada palatum lunak ke dinding terdekat posterior pharynx dimana garis tersebut sejajar garis gonion
Go dengan supramental B. Titik posterior palatum lunak didapat dari palatum lunak dibagi dua melintang ditarik sejajar ke pinggir luar
palatum lunak.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. Garis pharynx atas
21
• Setelah itu dilakukan pengukuran tinggi palatum, panjang lengkung anterior, lebar interkaninus, lebar interpremolar, lebar intermolar
maksila dan mandibula pada model studi kedua kelompok.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Titik-titik yang akan diukur pada model
4,22,23
3.9 Manajemen dan Analisis Data
Data diolah secara statistik dan dianalisa dengan uji t berpasangan dengan pengukuran hanya satu kali oleh peneliti.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 32 orang yang berusia antara 15 sampai dengan 25 atau disebut usia non growing yang mempunyai maloklusi Klas II
div 1 dan mempunyai pola bernafas normal dan melalui mulut. Pada masing-masing model pasien diukur lebar interkaninus, lebar interpremolar, lebar intermolar maksilla
dan mandibula, tinggi palatum, panjang maksila dan mandibula. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai Rata-rata variabel pada maksila
Pengukuran N
Mean Std Deviation
Lebar interkaninus maksila
Melalui mulut Melalui hidung
16 16
31,20 34,10
3,601 3,859
Lebar interpremolar maksila
Melalui mulut Melalui hidung
16 16
36,91 41,45
4,244 4,153
Lebar premolar maksila
Melalui mulut Melalui hidung
16 16
46,32 51,14
4,959 4.498
Tinggi palatum Melalui mulut
Melalui hidung 16
16 21,53
19,64 3,430
3,127
Panjang maksila melalui mulut
melalui hidung 16
16 12,05
13,05 1,902
2,012
Universitas Sumatera Utara