9
2.1.5 Model Pembelajaran Konvensional
Menurut Ruseffendi 2005: 17, dalam metode konvensional, guru merupakan atau dianggap sebagai gudang ilmu, guru bertindak
otoriter, guru mendominasi kelas. Guru mengajarkan ilmu, guru langsung membuktikan dalil-dalil, guru membuktikan contoh-contoh
soal. Sedangkan murid harus duduk rapih mendengarkan, meniru pola-pola yang diberikan guru, mencontoh cara-cara si guru
menyelesaikan soal. Murid bertidak pasif. Murid-murid yang kurang memahaminya terpaksa mendapat nilai kurang atau jelek dan karena
itu mungkin sebagian dari mereka tidak naik kelas.
2.1.6 Efektivitas
Efektifitas berasal dari kata dasar efektif. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata efektif mempunyai arti mempunyai efek, pengaruh
atau akibat. Maka efektifitas bisa diartikan seberapa tingkat besar keberhasilan yang dapat diraih dicapai dari suatu cara atau usaha
tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Menurut kamus besar bahasa Indonesia efektifitas adalah menunjukkan taraf
tercapainya suatu tujuan. Suatu usaha dikatakan efektifitas apabila usaha itu telah mencapai tujuannya Departemen Pendidikan
Kebudayaan, 1997:202 Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan dan sasarannya. Pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar
10 dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan
pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pembelajaran dikatakan efektif apabila tujuan dari pembelajaran
tersebut tercapai.
2.1.7 Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
KKM adalah salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan
kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan.
Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar LBH sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta
didik Depdiknas, 2008. Penentuan KKM dapat pula ditentukan dengan menghitung tiga
aspek utama dalam proses belajar mengajar siswa. Secara berurutan cara ini apat menentukan KKM Indikator
– KKM Kompetensi Dasar KD
– KKM Standart Kompetensi SK – KKM Mata Pelajaran. Berikut ini tiga faktor penentu KKM.
1. Kompleksitas Kompleksitas merupakan tingkat kesulitan materi pada tiap
indikator, kompetensi dasar maupun standart kompetensi. Semakin tinggi tingkat kompleksitas maka semakin kecil skor yang dipakai.
Rentang nilai yang digunakan misalnya: jika kompleksitas tinggi
11 rentang nilai yang digunakan 50-64, kompleksitas sedang 64-
80, dan kompleksitas rendah 81-100. 2. Daya Dukung
Faktor ini lebih ditujukan pada ketersedian sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah dalam menunjang Kegiatan Belajar
Siswa. Sekolah yang memiliki daya dukung tinggi maka skor yang digunakan juga tinggi. Pada aspek daya dukung rentang nilai yang
digunakan sangat fleksibel sesuai dengan kondisi sekolah. Salah satu contohnya: jika daya dukung tinggi maka rentang nilai yang
digunakan 81-100, daya dukung sedang 65-80, untuk daya dukung rendah 50-64.
3. Intaks Siswa Intaks merupakan tingkat kemampuan rata-rata siswa. Intaks bisa
didasarkan pada hasil atau nilai penerimaan siswa baru dan nilai yang dicapai siswa pada kelas sebelumnya. Contoh rentang nilai
yang bisa digunakan: jika intake siswa tinggi maka rentang nilai yang digunakan 81-100, intake sedang 65-80, untuk intake
rendah 50-64. Berikut tabel perhitungan KKM pada sub materi menjelaskan
fungsi menu dan ikon Microsoft Excel 2007.
12
Tabel 2.1 Tabel Perhitungan KKM Indikator Pencapaian
Kompetensi Kriteria Penetapan Ketuntasan
KKM Kompleksitas
Daya Dukung
Intaks Siswa
1.1 Menjelaskan menu dan ikon pada menu
bar
3 2
2 78
1.2 Menjelaskan menu dan ikon pada toolbar
standard
3 2
2 78
1.3 Menjelaskan menu dan ikon pada toolbar
formatting
2 2
2 67
1.4 Menjelaskan menu dan ikon pada toolbar
drawing
2 2
2 67
KKM 72,5
Sumber:KKM kelas VIII MTs. N 2 Smg, 2014
1.4.1 Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI Team Assisted