Perombakan Zat Warna Tekstil Kombinasi Anaerob dan Aerob

2.6.3. Perombakan Zat Warna Tekstil Kombinasi Anaerob dan Aerob

Karakteristik limbah industri tekstil dengan nilai COD dan intensitas warna yang tinggi disertai sifat bahan pewarna yang stabil pada kondisi aerob, proses pengolahan sistem kombinasi anaerob-aerob menjadi pilihan utama untuk menanggulangi pencemaran air oleh limbah tekstil. Secara umum proses pengolahannya dibagi menjadi dua tahap yaitu pertama proses penguraian anaerob dan yang ke dua proses pengolahan lanjutan secara aerob. Pada proses anaerob ditujukan untuk memecah molekul-molekul zat warna yang besar dan kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana sehingga warna menjadi hilangg. Sedangkan pada proses aerob terjadi proses pengolahan lanjutan yaitu perombakan hasil transformasi bahan organik pada proses anaerob dimineralisasi menjadi molekul sederhana seperti CO 2 dan H 2 O. Perombakan Tahap Anaerob Zat warna tekstil reaktif azo pada tahap perombakan anaerob diuraikan menjadi senyawa amina aromatik, gas-gas seperti hidrogen sulfida maupun amoniak yang berbau menyengat. Perombakan zat warna azo menjadi senyawa amina aromatik tak berwarna sehingga warna menjadi hilang. Senyawa amina aromatik tersebut umumnya sulit mengalami perombakan pada kondisi anaerob karena mempunyai energi resonansi negatif yang tinggi sehingga bersifat stabil secara termodinamik Stolz 2001. Perombakan zat warna reaktif azo pada kondisi anaerob membutuhkan karbon organik seperti glukosa, pati, asetat, tapioka atau senyawa karbon lainnya Chinwetkitvanich et al. 2000. Perombakan Tahap Aerob Proses pengolahan lanjutan ini dilakukan untuk menguraikan amina aromatik yang terbentuk pada peruraian anaerob menjadi zat-zat sederhana yang tidak toksik serta CO 2 dan H 2 O. Pada kondisi aerob, mikrob terutama bakteri melalui enzim hidroksilase dan oksigenase mengkatalisis pemecahan struktur benzena. Cincin aromatik mengalami hidroksilasi dan selanjutnya terjadi pembukaan cincin cleavage melalui pengikatan 2 atom oksigen Pandey 2007. Penghilangan warna dan perombakan zat warna azo menggunakan mikrob sangat baik menggunakan kombinasi anaerob-aerob. Beberapa keunggulan sistem pengolahan dengan kombinasi anaerob-aerob adalah bahwa pada tahap anaerob digunakan untuk proses stabilisasi limbah organik sehingga proses peruraian dapat lebih efisien. Pengolahan sistem kombinasi anaerob-aerob dapat dilakukan dengan sequential menggunakan dua reaktor maupun secara simultan menggunakan satu reaktor berisi mikrob yang teramobilisasi. Uji efisiensi reaktor pengolahan limbah tekstil sistem kombinasi anaerob-aerob teknik batch telah dilakukan oleh Liyan et al. 2001. Hasil kajiannya menunjukkan bahwa pengolahan limbah menggunakan dua unit reaktor memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan menggunakan satu unit reaktor. Mekanisme perombakan zat warna azo dengan sistem kombinasi anaerob- aerob dilaporkan oleh Hug et al. 1991 dengan menggunakan zat warna azo mordant yellow 3 sebagai model limbah zat warna tekstil. Mekanisme perombakan zat warna azo sistem kombinasi anaerob-aerob disajikan pada Gambar 15. Gambar 15 Perombakan zat warna mordant yellow 3 dengan kombinasi anaerob-aerob COOH OH N=N SO 3 H COOH OH NH 2 H 2 N SO 3 H Anaerobik 5-aminosalisilat OH H 2 N COOH SO 3 H H 2 N 6-aminonapthalenasulfonat SO 3 H OH OH H H 2 N O 2 [2H] OH OH H 2 N O 2 HSO 3 O COOH OH H 2 N OH H2N COOH Piruvat COOH O COOH H 2 N O 2 COOH COOH O H 2 N H 2 O NH 3 COOH HO COOH O H 2 O Pumarat + Piruvat Aerobik

2.7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efisiensi Perombakan Limbah Tekstil Secara Biologi