Toksisitas Zat Warna Tekstil

bahwa perombakan zat warna reaktif biru dengan konsentrasi 25 sampai 100 mgL memberikan efisiensi perombakan semakin meningkat. Sedangkan Mutabanengwe 2006, melaporkan bahwa terjadinya penurunan efisiensi perombakan zat warna orange II sebesar 4 jika konsentrasi awal ditingkatkan dari 100 menjadi 500 mgL dengan waktu inkubasi 24 jam dan penurunan efisiensi mencapai 36 pada konsentrasi 1000 mgL.

2.8. Toksisitas Zat Warna Tekstil

Toksisitas akut dari zat warna azo adalah relatif rendah. Van der Zee 2002, melaporkan bahwa hanya 2 dari 300 zat warna azo yang diuji mempunyai LC 50 untuk ikan lebih rendah dari 1,0 mgL. Pada umumnya zat warna azo menunjukkan LD 50 250-2000 mgkg berat badan. Hasil uji toksisitas akut terhadap 4.461 jenis zat warna azo pada rats yang dilakukan oleh The Ecological Toxicological Association of Dyes and Organic Pigments manufacturers ETAD juga melaporkan bahwa 92 zat warna azo mempunyai toksisitas akut LD 50 2000 mgkg dan hanya 1 LD 50 250 mgkg. Walaupun toksisitas zat warna azo tergolong rendah, namun pada proses perombakan mungkin menghasilkan produk yang lebih toksik dari sebelumnya. Untuk itu, pengujian toksisitas akut penting dilakukan untuk melihat seberapa besar efek toksik dari limbah terhadap komponen organisme penerima dampak. Uji toksisitas air limbah biasanya dilakukan dengan menggunakan hewan uji seperti ikan dan Daphnia magna. ISO 66431 merekomendasikan penggunaan Daphnia magna untuk uji toksisitas akut untuk limbah tawar Meric et al. 2005. Daphnia magna merupakan zooplankton dari kelompok arthropoda dengan ukuran 1-5 mm, hidup di air bersih dengan kondisi pH berkisar 7-8. Sumber: United States Environmental Protection Agency 2002 Gambar 16 Daphnia magna. Pada pengujian toksisitas limbah menurut ISO 66431, jumlah Daphnia magna yang digunakan tidak boleh melebihi 10 ekor dengan densitas tidak lebih dari 1 ekor per 5 mL limbah uji dan dengan waktu paparan maksimal 48 jam. Parameter yang digunakan untuk menganalisis toksisitas akut dari suatu limbah yaitu LC 50 atau EC 50 . Lethal concentration LC 50 merupakan konsentrasi limbah yang mengakibatkan kematian sebesar 50 sedangkan Effect concentration EC 50 estimasi konsentrasi yang memberikan efek amobilmati sebesar 50. Penentuan EC 50 menggunakan Daphnia magna didasarkan pada pengamatan sebanyak 50 tidak bergerak amobil setelah dilakukan penggojogan pelan- pelan selama 15 detik dalam waktu pemaparan 24-48 jam. Tingkatan toksisitas limbah cair yang dilaporkan Coleman and Qureshi 1985, adalah EC 50 100 = tidak toksis, EC 50 75-100 = toksisitas ringan, EC 50 50-75 = toksik, EC 50 25-50 toksisitas sedang dan EC 50 25 sangat toksik.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan isolasi bakteri perombak zat warna tekstil sampai pengolahan air limbah tekstil pada bioreaktor dan uji toksisitas dilaksanakan di laboratorium bioteknologi lingkungan Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology ICBB bogor, laboratorium mikrobiologi Jurusan Pendidikan Biologi dan laboratorium biokimia Jurusan Pendidikan Kimia UNDIKSHA Singaraja-Bali. Identifikasi bakteri hasil isolasi dilakukan di laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB dan Pengamatan pembentukan biofilm pada batu vulkanik menggunakan scanning electron microscope dilakukan di laboratorium pengujian material Pusat Penelitian Metalurgi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Serpong, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 15 bulan yaitu, mulai Mei 2007 sampai Agustus 2008. Lumpur untuk isolasi bakteri diambil dari instalasi pengolahan air limbah tekstil di industri pencelupan tekstil CV. Mama Leon Kabupaten Tabanan dan Sungai Badung, Denpasar, Provinsi Bali yang menjadi tempat aliran pembuangan limbah tekstil. Titik pengambilan sampel pada CV. Mama Leon dibagi menjadi tiga lokasi yaitu, pada bak penampungan limbah awal tanpa pengolahan, bak pengolahan dan pada saluran pembuangan akhir menuju sungai. Lumpur Sungai Badung diambil secara komposit yaitu lumpur diambil di beberapa lokasi badan sungai yang dijadikan tempat muara akhir pembuangan limbah tekstil. Lumpur diambil pada setiap lokasi sebanyak 100-250 gram kemudian digabung menjadi satu. Lumpur yang telah digabung tersebut diambil 100 gram untuk dijadikan sampel pada tahap isolasi bakteri. Batu vulkanik yang digunakan sebagai media pengamobil atau pelekatan bakteri diambil dari lereng Gunung Batur Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.

3.2. Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan untuk mengisolasi bakteri adalah tabung ulir, autoklaf, cawan petri, erlenmeyer, inkubator, laminar air flow cabinet, pH meter, neraca analitik, batang penebar, jarum ose, vortex, dan shaker. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur parameter kualitas air limbah adalah spektofotometer UV-Vis tipe UV-1700 Pharmaspec, scanning electron microscope tipe JSM 6390A, pH meter, refluks, zentrifugasi rotofix 32, seperangkat alat titrasi dan