Pengolahan Air Limbah Tekstil

Studi perombakan limbah cair yang dilakukan oleh Nusa 2000, melaporkan beberapa keunggulan pengolahan limbah cair menggunakan proses pertumbuhan terlekat adalah sebagai berikut: 1. Proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilm, tanpa dilakukan resirkulasi lumpur seperti pada pengolahan dengan lumpur aktif. Oleh karena itu, pengelolaannya relatif mudah. 2. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, lumpur yang dihasilkan pada proses biofilm relatif lebih kecil. Di dalam lumpur aktif sekitar 30-60 dari BOD yang dihilangkan diubah menjadi lumpur aktif biomassa, sedangkan pada proses biofilm sekitar 10-30. Hal ini disebabkan karena pada proses biofilm bahan pencemar terurai lebih sempurna dibandingkan pada proses lumpur aktif. 3. Faktor suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Penurunan dan kenaikan suhu mengakibatkan aktivitas mikroorganisme menjadi terganggu. Pembentukan biofilm merupakan salah satu bentuk pertahanan mikroorganisme terhadap kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Biofilm mempunyai lapisan terstruktur dengan ketebalan tertentu. Substrat maupun enzim dapat terdifusi sampai ke bagian dalam lapisan biofilm dan juga lapisan biofilm bertambah tebal sehingga aktivitas mikroorganisme pada biofilm tidak begitu dipengaruhi oleh perubahan suhu. 4. Aktivitas mikroorganisme biofilm dinilai lebih ekonomis karena densitas populasi mikroorganisme relatif stabil dan sel memiliki kemampuan untuk diregenerasi berdasarkan kemampuan pertumbuhannya.

2.5. Pengolahan Air Limbah Tekstil

Air limbah yang dihasilkan dari aktivitas industri tekstil harus dihilangkan terlebih dahulu bahan pencemarnya sebelum dibuang ke lingkungan. Masalahnya adalah air limbah tekstil sangat kompleks sehingga perlu adanya pengkajian yang mendalam terhadap teknologi yang tepat digunakan untuk mengolah limbah tekstil. Secara garis besar, tingkatan perlakuan pengolahan air limbah industri tekstil biasanya terdiri dari 4 unit pengolahan Komarawidjaja 1995. Ke empat unit pengolahan tekstil tersebut terdiri dari unit pengolahan pendahuluan preliminary treatment, unit pengolahan primer primary treatment, unit pengolahan skunder secondary treatment dan unit pengolahan tersier tertiary treatment. Masing-masing unit memiliki fungsi yang saling menunjang. Bagan alir pengolahan limbah tekstil, garis besarnya disajikan pada Gambar 11. Gambar 11 Diagram pengolahan limbah cair industri tekstil. Unit pengolahan pendahuluan meliputi proses pemisahan padatan, proses ekualisasi dan netralisasi. Proses ekualisasi dimaksudkan untuk mengkondisikan limbah yang homogen sehingga mempermudah fungsi dari unit pegolahan selanjutnya. Sedangkan proses netralisasi dilakukan untuk menciptakan kondisi pH netral pada air limbah yang akan diproses. Air limbah setelah melalui proses pengolahan pendahuluan dialirkan menuju unit pengolahan primer. Unit pengolahan primer, biasanya ditujukan untuk menghilangkan zat padat tercampur melalui proses fisika seperti pengendapan, pengapungan atau dengan penyaringan partikel tersuspensi. Pengendapan partikel dilakukan dengan menambahkan koagulan atau mendiamkan limbah selama beberapa hari sehingga partikel yang terdapat pada limbah cair dapat diendapkan. Pengendapan ini akan meringankan proses berikutnya, terutama pada proses pengolahan skunder yang menggunakan mikroorganisme. Pada unit pengolahan sekunder, mencangkup proses pengolahan biologi untuk mengurangi bahan-bahan organik melalui aktivitas mikroorganisme di dalamnya. Efektifitas proses pengolahan biologi sangat tergantung pada tingkat pencemarnya, jenis pencemar, jenis mikroorganisme yang digunakan dan waktu kontak. Untuk limbah-limbah yang mempunyai bahan pencemar dengan konsentrasi yang tinggi dan karakteristik limbahnya sangat kompleks sering memerlukan pengolahan tersier. Saringan Pemisahan minyaklemak Influen Ekualisasi Netralisasi Unit pengolahan primer Unit pengolahan sekunder Unit pengolahan tersier Efluen Unit pengolahan tersier ini merupakan pengolahan secara khusus berfungsi untuk menghilangkan partikel-partikel halus dan senyawa kimia yang tidak dapat diuraikan oleh mikrob. Teknik yang digunakan adalah pengendapan dengan cara menambahkan koagulan dan karbon aktif. Air limbah yang sudah mengalami pengolahan dan memenuhi standar baku mutu air buangan industri selanjutnya dibuang ke perairan umum.

2.6. Perombakan Zat Warna Tekstil Secara Biologi