3. Identifikasi Bakteri Hasil Isolasi Penentuan Gram
Sel bakteri hasil isolasi dioleskan pada kaca obyektif. Olesan difiksasi panas secara hati-hati, selanjutnya ditetesi pewarna ungu kristal, dibiarkan
selama 1 menit lalu dibilas dengan akuades. Olesan ditetesi kembali menggunakan larutan iodium dan dibiarkan selama 2 menit lalu dibilas dengan
etanol 95 selama 30 detik, kemudian dicuci dengan akuades. Olesan ditetesi larutan safranin dan dibiarkan selama 30 detik selanjutnya dibilas dengan
akuades. Olesan diamati dengan mikroskop, bakteri Gram positif akan berwarna ungu sedangkan Gram negatif berwarna merah muda.
Pengujian Aktivitas Biokimia
Bakteri yang telah dimurnikan dilakukan pengujian aktivitas biokimia untuk menentukan genus bakteri tersebut. Uji aktivitas biokimia yang dilakukan
meliputi uji katalase, oksidase, uji karbohidrat, uji sitrat, uji urease, uji Voges- Proskaeur, hidrolisis gelatin dan casein, dekorboksilasi arginin, dan uji
pembentukan indol. Hasil uji aktivitas biokimia dari masing-masing bakteri selanjutnya dianalisis merujuk pada Bergey’s Manual of Determinative
Bacteriology Holt et al. 1994
3.4.2 Efisiensi Perombakan Zat Warna pada Kondisi Anaerob Diberbagai Kondisi Lingkungan
1. Efisiensi Perombakan Zat Warna pada Variasi pH
Sebanyak 1 mL suspensi dimasukkan ke dalam tabung ulir 10 mL yang 13 bagiannya berisi media cair, 200 mgL zat warna remazol red dan 2 gL glukosa
yang telah disterilkan. Campuran tersebut diatur pada pH 5 dengan menambahkan larutan HCl. Tabung ulir diisi kembali media cair secara perlahan
hingga penuh dan ditutup rapat, selanjutnya diinkubasi pada suhu 30
o
C selama 5 hari. Setelah 5 hari, diambil 10 mL untuk disentrifugasi pada 2.790 x g selama 30
menit kemudian diukur konsentrasinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum untuk remazol red 526 nm. Selanjutnya
dilakukan perlakuan variasi pH 6, 7, 8 dan 9 dan perlakuan menggunakan zat warna remazol yellow, remazol blue, remazol black serta campuran keempat zat
warna tersebut. Masing-masing zat warna yang diuji dilakukan optimasi
absorbansi maksimum dan diperoleh panjang gelombang maksimum untuk
remazol yellow 424 nm, remazol red 526 nm, remazol black 598 nm, remazol blue 602,5 nm dan campuran keempat zat warna dengan rasio berat yang sama
adalah 579,5 nm. Penentuan efisiensi perombakan masing-masing zat warna dilakukan dengan cara membandingkan jumlah konsentrasi zat warna yang
terombak terhadap konsentrasi zat warna mula-mula dan dikalikan 100 persen.
2 Efisiensi Perombakan Zat Warna pada Variasi Konsentrasi Glukosa
Sebanyak 1 mL suspensi dimasukkan ke dalam tabung ulir 10 mL yang 13 bagiannya berisi media cair, 200 mgL zat warna remazol red dan 1 gL glukosa
yang telah disterilkan. Campuran diatur pada pH optimum yang diperoleh dari perlakuan perombakan zat warna pada variasi pH. Campuran ditambahkan
kembali media cair secara perlahan hingga penuh dan di tutup rapat kemudian diinkubasi pada suhu 30
o
C selama 5 hari. Setelah 5 hari, diambil sebanyak 10 mL untuk disentrifugasi pada 2.790 x g selama 30 menit. Konsentrasi zat warna
diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 526 nm. Selanjutnya dilakukan perlakuan variasi penambahan 0, 2, 3 dan 4 gL glukosa
dan perlakuan menggunakan zat warna remazol yellow, remazol blue, remazol black dan campuran dari keempat zat warna tersebut. Efisiensi perombakan
masing-masing zat warna ditentukan dengan cara membandingkan jumlah konsentrasi zat warna yang terombak terhadap konsentrasi zat warna mula-
mula dan dikalikan 100 persen.
3 Efisiensi Perombakan Zat Warna pada Variasi Konsentrasi Zat Warna
Sebanyak 1 mL suspensi dipindahkan secara aseptik ke dalam tabung ulir ukuran 10 mL yang 13 bagian berisi media cair, 50 mgL zat warna remazol red
yang telah disterilkan. Campuran ditambahkan glukosa steril dengan konsentrasi optimum yang diperoleh dari perlakuan perombakan pada variasi konsentrasi
glukosa. Campuran dalam tabung ulir diatur pada pH optimum yang diperoleh dari perlakuan perombakan pada variasi pH. Tabung ulir ditambahkan kembali
media cair secara perlahan-lahan hingga penuh dan ditutup rapat, selanjutnya diinkubasi pada suhu 30
o
C selama 5 hari. Setelah 5 hari, diambil 10 mL untuk disentrifugasi pada 2.790 x g selama 30 menit. Konsentrasi zat warna diukur
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 526 nm. Selanjutnya dilakukan perlakuan variasi konsentrasi zat warna yaitu 100, 150,
200, 250, 300, 350 dan 400 mgL. Disamping itu, dilakukan juga perlakuan
perombakan zat warna remazol yellow, remazol blue, remazol black dan campuran dari keempat zat warna tersebut pada variasi konsentrasi. Efisiensi
perombakan masing-masing zat warna ditentukan dengan cara membandingkan jumlah konsentrasi zat warna yang terombak terhadap konsentrasi zat warna
mula-mula dan dikalikan 100 persen.
4 Efisiensi Perombakan Zat Warna pada Variasi Lama Waktu Inkubasi
Sebanyak 1 mL suspensi bakteri dimasukkan ke dalam tabung ulir ukuran 10 mL yang 13 bagiannya berisi media cair, glukosa dan zat warna remazol red
dengan konsentrasi optimum yang diperoleh dari perlakuan perombakan pada variasi konsentrasi glukosa dan zat warna. Campuran diatur pada pH optimum
kemudian ditambahkan kembali dengan media cair secara perlahan hingga penuh dan ditutup rapat. Campuran tersebut selanjutnya diinkubasi pada suhu
30
o
C selama 1 hari. Setelah 1 hari, diambil 10 mL untuk disentrifugasi pada 2.790 x g selama 30 menit kemudian diukur konsentrasi zat warna menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 526 nm. Selanjutnya dilakukan perlakuan variasi lama waktu inkubasi 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 hari.
Disamping itu, dilakukan perlakuan variasi lama waktu inkubasi untuk perombakan zat warna remazol yellow, remazol blue, remazol black dan
campuran dari keempat zat warna tersebut. Efisiensi perombakan zat warna ditentukan dengan cara membandingkan konsentrasi zat warna yang dirombak
terhadap konsentrasi mula-mula dan dikalikan 100 persen.
3.4.3. Pengolahan Limbah Tekstil Buatan