Analisis Kerentanan Analisis Keberkelanjutan Mata Pencaharian Coastal Livelihood System Analysis - CLSA

terhadap kerusakan sumberdaya pesisir dan laut dalam perspektif sosial maupun ekonomi. Secara ringkas, kondisi aset kapital di Laguna Segara Anakan ditampilkan pada Tabel 63. Besarnya kondisi tersebut menunjukkan pengaruh manusia di kawasan tersebut yang direpresentasian oleh skor, yang secara rinci penjelasan mengenai kondisi masing-masing aset kapital dibahas selanjutnya. Tabel 63. Kondisi Aset Kapital di Kawasan Laguna Segara Anakan Aset kapital AK Desa Panikel Ujunggagak Ujungalang Klaces Alam 12 12 15 13 Manusia 21 20 21 24 Sosial 12 12 12 12 Keuangan 6 7 7 6 Buatan 16 15 12 13 Jumlah 67 66 67 68 Sumber : Data Primer 2010

5.2.4.1 Aset Alam

Analisis tentang sumberdaya alam dalam disertasi ini dikaitkan dengan fungsinya sebagai penyedia daya dukung alamiah yang menghasilkan nilai manfaat bagi penghidupan masyarakat di Segara Anakan. Dalam hal ini, fungsi- fungsi tersebut juga mencakup situasi dan kondisi geografis kawasan pesisir, termasuk posisinya sebagai sentra penghasil ikan dan obyek wisata yang membawa pengaruh bagi penghidupan masyarakat di sekitarnya. Pada bagian ini, dikaji seberapa besar sumberdaya alam di kawasan Segara Anakan memberikan manfaat dan ari penting penting bagi masyarakat yang penghidupannya bergantung padanya: petani, nelayan, dan pengumpul hasil hutan. Hasil penggalian data di lapangan menunjukkan bahwa sumberdaya alam di Segara Anakan pada awalnya memberikan layanan yang memadai terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat. Namun demikian, dampak dari berbagai kejadian alam yang diperburuk oleh faktor-faktor manusia, membuat kualitas maupun kualitas layanan tersebut berkurang 7 . Hal ini mengakibatkan meningkatnya tingkat kerentanan masyarakat di kawasan tersebut. Berbagai bentuk bencana alam 8 yang menurunkan kualitas dan kuantitas layanan alam telah berdampak negatif pada tingkat penghidupan masyarakat. 7 Bahasan tentang hal ini terdapat pada Sub Bab 5.4.1. tentang dinamika sistem sosial-ekologi dengan menggunakan analisis sejarah. 8 Banjir, gempa bumi, tsunami, dan perubahan iklim Hasil observasi dan FGD yang melibatkan masyarakat lokal secara partisipatif di Laguna Segara Anakan memberikan gambaran tentang seluruh komponen asat alam di lokasi penelitian, meliputi : 1 laguna, 2 mangrove, 3 ekosistem pesisir, 4 oceanografi, 5 pantai, 6 air bersih, 7 lahan pekarangan dan perkebunan, 8 pertanian, 9 perikanan, dan 10 peternakan. Tabel 64 berikut menunjukkan skor yang merepresentasikan kondisi aset alam di desa-desa di Kecamatan Kampung Laut. Rendahnya skor aset alam mencerminkan buruknya kondisi sumberdaya alam, dan rendahnya dukungannya bagi perkembangan sistem sosial ekonomi komunitas masyarakat Segara Anakan, yang mayoritas mengantungkan kehidupan di sektor pertanian dan perikanan, dua sektor ekonomi yang sangat tinggi tinggi ketergantungannya terhadap SDA. Tabel 64. Kondisi Aset Alam di Kawasan Laguna Segara Anakan No Aset Alam Desa Panikel Ujunggagak Ujungalang Klaces 1 Laguna 1 1 2 1 2 Mangrove 1 1 2 1 3 Ekosistem pesisir 2 2 2 2 4 Oceanografi 1 1 1 1 5 Pantai 0 0 0 0 6 Air bersih 1 1 3 3 7 Lahan pekarangan 2 2 1 1 8 Pertanian 2 2 1 2 9 Perikanan 1 1 2 1 10 Peternakan 1 1 1 1 Jumlah 12 12 15 13 Keterangan : 0 = tidak ada aset alam 1 = kondisi aset alam yang bisa dimanfaatkan hanya sebagian kecil saja 2 = kondisi aset alam yang bisa dimanfaatkan sebagian saja 3 = Kondisi aset masih bisa dimanfaatkan dengan baik Sumber : Data Primer 2010 Kondisi aset alam ini sangat menentukan keberlanjutan penghidupan masyarakat di Laguna Segara Anakan, terutama nelayan yang sangat bergantung pada luasan dan kondisi laguna. Skor aset alam yang kurang dari 16 dari total skor yang ada menunjukkan bahwa kondisi aset alam ini perlu mendapat perhatian khusus karena berhubungan dengan daya dukung dan nilai manfaat bagi keberlanjutan kehidupan masyarakat. Degradasi lingkungan yang terjadi berupa penyusutan laguna akibat sedimentasi yang terjadi secara terus menerus dengan cepat. Demikian pula halnya dengan ekosistem mangrove,