Strategi Implementasi Kebijakan Sintesa Hasil 1. Kondisi Sosial Ekologis dan Kerentanan Masyarakat

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan diatas, maka hal-hal yang dapat disarankan adalah: 1. Membuat perencanaan komprehensif dengan memanfaatkan semua hasil penelitian lain dan dengan kerangka dan strategi sebagaimana disimpulkan melalui disertasi ini. Permasalahan degradasi sumberdaya dan lingkungan pada akhirnya tidak hanya berpotensi merusak atau mengurangi kemampuan sumberdaya memberikan manfaat bagi masyarakat setempat, namun berpotensi juga menimbulkan konflik bagi pihak-pihak yang sama- sama bergantung pada sumberdaya yang sama. 2. Melakukan kegiatan sosialisasi hasil perencanaan dan mengimplementasi- kannya dalam program-program yang terkait agar terjadi pembenahan struktur sosial yang ada di masyarakat terutama pemerataan akses terhadap sumberdaya dan sumber modal serta teknologi menjadi krusial. 3. Meng-update data nilai ekonomi sumberdaya sebagai bagian dari kegiatan perencanaan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya. 4. Mekanisme pemanfatan lahan pertambakan dilakukan dengan untuk mendayagunakan lahan sekaligus menghindari tumpang tindih kepentingan antara pemanfaatan lahan tambak dan lahan untuk mangrove. EPILOG Dengan adanya perubahan tak terhindarkan dan tak terhentikan pada lingkungan tempat bergantungya hampir semua lini kehidupan, resiliensi menjadi sangat penting artinya bagi masyarakat di laguna Segara Anakan. Resiliensi tersebut akan mempersenjatai mereka dan memungkinkan mereka bertahan menghadapi dinamika sosial dan ekologi yang tidak menguntungkan. Tidak berarti bahwa masyarakat pemukim laguna tersebut tidak pernah melakukan upaya apapun atau tidak memiliki kemampuan sedikitpun untuk mensiasati dampak merugikan dari dinamika tersebut di atas. Analisis latar sejarah yang saya lakukan di awal penelitian ini menunjukkan adanya siklus adaptif masyarakat dalam merespon lingkungan melalui empat fase berulang: eksploitasi, konservasi, kerusakan, dan reorganisasi. Fase-fase ini dapat saya analogkan dengan tahapan-tahapan penyesuaian yang terjadi dalam kehidupan kita. Ada saatnya dimana kita mengeluarkan energi yang kuat untuk mengejar cita-cita kita, kemudian menikmati keberhasilan, lalu merasakan telah terjadinya pemborosan energi, dan pada akhirnya memikirkan langkah yang lebih strategis untuk pengejaran cita-cita dengan lebih baik. Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa dalam menerapkan suatu kebijakan menjadi penting untuk memperhatikan siklus adaptif ini. Akan tetapi, berbagai temuan yang telah dihasilkan oleh peneliti terdahulu menunjukkan bahwa kemampuan bertahan mereka tidak sepadan dengan derasnya arus perubahan itu. Dengan kata lain, intervensi merupakan hal yang relevan untuk memfasilitasi masyarakat menggali kemampuan mereka sendiri, meningkatkan kapasitas internal mereka sendiri. Merupakan keberuntungan bagi saya bahwa telah tersedia banyak sekali penelitian-penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain tentang Segara Anakan. Penelitian tentang aspek sejarah, aspek biologi, aspek lingkungan, aspek sosial dan lain-lain telah ikut mendorong keberanian saya untuk melakukan penelitian saya tentang pengembangan model resiliensi, yang apabila saya lakukan tanpa telah adanya penelitian-penelitian tersebut akan berlangsung sangat lama. Tidak hanya itu, penelitian saya ini tentu tidak akan saya mampu lakukan sendiri tanpa adanya penelitian-penelitian terdahulu, dari berbagai disiplin ilmu tersebut. Ini terutama benar karena keterbatasan wawasan keilmuan yang saya miliki dan luasnya rentang aspek dari objek penelitian yang saya lakukan. Dengan latar belakang tantangan dan peluang tersebut di atas, pokok dari penelitian saya adalah menggabungkan semua informasi ilmiah dari literatur dan dokumentasi yang tersedia dan berbagai pendalaman yang saya lakukan bersama masyarakat dan pemangku kepentingan, untuk kemudian bersama- sama mereka pula mengidentifikasi benang merah dan menentukan apa-apa yang dapat dikembangkan atau dilakukan untuk meningkatkan kapasitas internal mereka, menumbuhkan resiliensi mereka. Sebuah kerangka ilmiah yang disebut sebagai kerangka analisis sistem sosial ekologis atau biasa disebut analisis SES saya pergunakan untuk melakukan penelitian ini. Pada intinya, dengan kerangka tersebut saya ingin memaksimalkan pemahaman keterkaitan antara aspek-aspek sosial dan aspek-aspek ekologis yang ada di lokasi penelitian tersbut secara utuh, sesuatu yang mungkin tidak sempat terpikirkan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Barangkali, ini pula yang dapat saya katakan sebagai kebaruan ilmiah dari penelitan saya sebagaimana dipertanyakan oleh para penguji saya di ujian terbuka maupun ujian tertutup. Mengacu pada teks disertasi yang saya tulis, hasil penelitian saya merekomendasikan kepada pemerintah untuk mengembangkan kebijakan- kebijakan utuh dan terarah dan masyarakat dan menjadi mediator untuk mendorong penggalian kemampuan lokal dengan intervensi sesedikit mungkin, tetapi dapat berdampak maksimal. Sebagaimana saya ungkapkan dalam disertasi saya, intervensi tersebut sebaiknya difokuskan pada: 1 pengembangan sumberdaya manusia, 2 pemberian berbagai insentif, dan 3 pembuatan sudetan. Pilihan intervensi tersebut sebetulnya secara terpisah- terpisah telah diungkapkan oleh penelitian-penelitian lain. Penelitian ini, selain memberikan justifikasi ilmiah secara lebih utuh karena merangkaikan aspek sosial dan ekologis secara terintegrasi juga menekankan pentingnya prioritasi pada ketiga pendekatan intervensi tersebut, dan pentingnya menerapkan ketiganya secara bersama-sama. Sekaligus untuk menjawab pertanyaan penguji ujian disertasi saya, saya ingin menegaskan bahwa inilah practical merit dari disertasi saya. Mengakhiri epilog ini, saya ingin secara tulus dan ikhlas mengakui kelemahan-kelemahan dalam disertasi yang saya susun ini, baik karena keterbatasan analitis, keterbatasan pemahaman dan pengetahuan yang saya miliki. Saya sangat beruntung bisa berkesempatan melakukan penelitian ini, karena pengerjaan disertasi ini bukanlah suatu proses yang sederhana melainkan akumulasi semua proses panjang yang saya jalani, mulai dari belajar menulis, membaca, hingga mencoba menguasai berbagai skill yang harus saya miliki, termasuk analisis data, manajemen waktu, bahkan manajemen stress yang tidak pernah saya pelajari di sekolah melainkan saya dapatkan langsung dari proses panjang tersebut. DAFTAR PUSTAKA Abel T and JR Stepp. 2003. A New Ecosystems Ecology for Anthropology. Conservation Ecology 7 3, 12 [online]. URL http:www.consecol.orgvol7iss3art12 . Adger WN. 2000. Social and Ecological Resilience: Are They Related?. Progress in Human Geography 24, 3 2000 pp. 347-364. Adger WN, MP Kelly and NH Ninh. 2001. Living with Environmental Change: Social Vulnerability, Adaptation, and Resilience in Vietnam. Routledge, London. Adger WN. 2003. Building Resilience to Promote Sustainability: An agenda for Coping With Globalisation and Promoting Justice. IHDP UPDATE 022003. Adger WN. 2003. Social Capital, Collective Action and Adaptation to Climate Change. Economic Geography 79, 387–404. Adger WN, TP Hughes, C Folke, SR Carpenter and J Rockstrom. 2005. Social– Ecological Resilience to Coastal Disasters. Science 309,1036–1039.. Adrianto L and Y Matsuda. 2002. Developing Economic Vulnerability Indices of Environmental Disaster in Small Island Regions. Environmental Impact Assesment Review 22 2002 393-414. Adrianto, L. and Y. Matsuda. 2003. Study on Assesing Economic Vulnerability of Small Island Regions. Adrianto L, Y Matsuda and Y Sakuma. 2004. Assesing Local Fisheries Sustainability in Small Island Region: An Application of Participatory Flag Modelling in Yoron Island, Kagoshima Prefecture, Japan. Working Paper. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, IPB, Bogor. Adrianto L. 2004. Reformasi Pemikiran Ekonomi : Perlunya Reintegrasi Ilmu Alam dengan Ilmu Ekonomi. http:io.ppi-jepang.orgarticle.php?id=4 Adrianto L and Y Matsuda 2004. Fishery Resources Appropriation in Yoron Island, Kagoshima Prefecture, Japan : A Static and Dynamic Analysis. Kagoshima University. Japan. Adrianto L. 2005. Bahan Pengantar Survey Valuasi Ekonomi Sumberdaya Mangrove. Kerjasama antara DKP dan PT. Planrenco, PKSPL-IPB. Adrianto L. 2005. Pembangunan dan Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil yang Berkelanjutan Sustainable Small Islands Development And Management. Working Paper. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor, Indonesia. Adrianto L. 2005. Analisis Sosial Ekonomi dalam Strategi Konservasi Sumberdaya Pesisir dan Laut: Sebuah Pendekatan Coastal Livelihood Analysis. Working paper. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor, Indonesia. Adrianto L, Y Matsuda and Y Sakuma. 2005. Assesing Local Sustainability of Fisheries System: A Multi-Criteria Participatory Approach With The Case of Yoron Island, Kagoshima Prefecture, Japan. Marine Policy 29 2005 9-23.