Rekonstruksi Model Resiliensi Berbasis SES

pertanian, yang telah terbukti mampu menyelamatkan masyarakat dari dampak yang lebih besar dari adanya penyusutan laguna. 4. Penataan ruang Prasyarat utama yang diperlukan untuk penerapan strategi-strategi di atas adalah penataan ruang. Dampak positif yang diharapkan dapat dimaksimalkan sedang dampak negatif dapat diminimalkan apabila implementasi strategi tersebut telah memperhitungkan sisi keruangan yang disusun atas dasar berbagai pertimbangan, termasuk sistem sosial ekologis, politis maupun aspek-aspek relevan lainnya. Aspek politis penting yang perlu dipertimbangkan adalah tindak lanjut penetapan kawasan Pangandaran, Kali Pucang, Segara Anakan dan Nusa Kambangan Pacangsanak sebagai Kawasan Strategis Nasional dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Tata ruang dan implikasi penerapan strategi akan memungkinkan terlaksananya pola penanganan yang komprehensif dan berkelanjutan sebagaimana dimaksudkan dalam tujuan penerapan- penerapan strategi tersebut di atas.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian dan pembahasan pada bab terdahulu, maka dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa: 1. Sistem sosial-ekologis di laguna Segara Anakan saat ini terbentuk dari dinamika historis penurunan badan air yang terdiri dari empat komponen pembentuk sistem, yaitu: sumberdaya dalam bentuk laguna, pengguna yang sangat tergantung pada laguna yaitu masyarakat Kampung Laut, berbagai bentuk prasarana dan penyedia prasarana. 2. Tingkat resiliensi masyarakat pada umumnya rendah tetapi nelayan memiliki resiliensi yang relatif lebih tinggi dibanding masyarakat lainnya, meskipun secara umum seluruh masyarakat memiliki tingkat kerentanan yang tinggi. Resiliensi masyarakat dilihat pada setiap komponennya, yaitu: kemampuan untuk belajar hidup dalam perubahan dan ketidakpastian, kemampuan untuk mengembangkan ragam cara untuk reorganisasi dan pembaruan, kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai macam pengetahuan, dan kemampuan untuk menciptakan peluang bagi pengorganisasian diri. 3. Model resiliensi masyarakat di laguna Segara menggambarkan bahwa di dalam dinamika SES ada dinamika sosial, ekonomi dan ekologi membentuk karakteristik internal yang akan keluar sebagai resiliensi untuk menghadapi tekanan faktor eksternal, yang dapat ditingkatkan kinerjanya melalui sejumlah intervensi. 4. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya resiliensi tersebut adalah keterbatasan mata pencaharian, aksesibilitas, dan ancaman alamiah. Ancaman alamiah yang dihadapi masyarakat di laguna Segara Anakan adalah peyusutan laguna yang terjadi secara terus menerus. 5. Strategi alternatif pengelolaan sumberdaya untuk meningkatkan resiliensi masyarakat adalah: 1 pengembangan sumberdaya manusia, 2 pemberian berbagai insentif, dan 3 pembuatan sudetan, merupakan 3 pilihan pertama yang prioritas untuk dilaksanakan.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan diatas, maka hal-hal yang dapat disarankan adalah: 1. Membuat perencanaan komprehensif dengan memanfaatkan semua hasil penelitian lain dan dengan kerangka dan strategi sebagaimana disimpulkan melalui disertasi ini. Permasalahan degradasi sumberdaya dan lingkungan pada akhirnya tidak hanya berpotensi merusak atau mengurangi kemampuan sumberdaya memberikan manfaat bagi masyarakat setempat, namun berpotensi juga menimbulkan konflik bagi pihak-pihak yang sama- sama bergantung pada sumberdaya yang sama. 2. Melakukan kegiatan sosialisasi hasil perencanaan dan mengimplementasi- kannya dalam program-program yang terkait agar terjadi pembenahan struktur sosial yang ada di masyarakat terutama pemerataan akses terhadap sumberdaya dan sumber modal serta teknologi menjadi krusial. 3. Meng-update data nilai ekonomi sumberdaya sebagai bagian dari kegiatan perencanaan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya. 4. Mekanisme pemanfatan lahan pertambakan dilakukan dengan untuk mendayagunakan lahan sekaligus menghindari tumpang tindih kepentingan antara pemanfaatan lahan tambak dan lahan untuk mangrove.