PENDAHULUAN 1 TINJAUAN PUSTAKA Community resilience model in segara anakan lagoon

Halaman 5.1.2.6. Prasarana Keagamaan 148

5.1.2.7. Prasarana Transportasi

148 5.1.3 Identifikasi Penyedia Prasarana 149 5.1.4. Dinamika Sistem Sosial-Ekologi 153

5.1.4.1. Periode Tahun 1980 – 1985

153 5.1.4.2. Periode Tahun 1986 – 1990 155

5.1.4.3. Periode Tahun 1991 – 1995

157 5.1.4.4. Periode Tahun 1996 – 2000 158

5.1.4.5. Periode Tahun 2001 - Sekarang

160 5.2. Analisis Keberkelanjutan Mata Pencaharian Coastal Livelihood System Analysis - CLSA 172 5.2.1. Identifikasi Kondisi Mata Pencaharian 173 5.2.2. Analisis Kerentanan 174 5.2.3. Identifikasi Tekanan dan Gangguan Penyebab Kerentanan 175 5.2.4. Identifikasi Aset Mata Pencaharian 177 5.2.4.1. Aset Alam 178

5.2.4.2. Aset Manusia

180 5.2.4.3. Aset Sosial 181

5.2.4.4. Aset Keuangan

183 5.2.4.5. Aset BuatanFisik 185 5.2.5. Identifikasi Kebutuhan Insentif Masyarakat Pesisir Laguna Segara Anakan 187 5.2.6. Pemilihan Insentif 188 5.3. Analisis Resiliensi SES 192 5.4. Analisis Eksternalitas 194 5.4.1. Sumber Eksternalitas 194

5.4.1.1. Kondisi Laguna Segara Anakan

194 5.4.1.2. Kondisi Ekosistem Mangrove di Laguna Segara Anakan 195 5.4.1.3. Persepsi Masyarakat Lokal 196 5.4.2. Tekanan terhadap Sumber Eksternalitas: Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan di Kawasan Laguna Segara Anakan 198 5.4.2.1. Perikanan Tangkap 198

5.4.2.2. Perikanan Budidaya

198 5.4.3. Identifikasi Eksternalitas di Laguna Segara Anakan 199 5.4.3.1. Identifikasi Eksternalitas Positif dan Negatif 199 5.4.3.2. Pendugaan Nilai Eksternalitas di Laguna Segara Anakan 199 5.4.3.3. Analisis Biaya-Manfaat Penanganan Eksternalitas Negatif 200

5.4.4. Arahan Alternatif Pengelolaan Laguna Segara Anakan

201 5.5. Strategi untuk Meningkatkan Resiliensi Masyarakat di Laguna Segara Anakan 202 5.6. Sintesa Hasil 211 5.6.1. Kondisi Sosial Ekologis dan Kerentanan Masyarakat 211 xxv Halaman 5.6.2. Kerentanan, Kondisi SES dan Pengembangan Pencaharian 213 5.6.3. Rekonstruksi Model Resiliensi Berbasis SES 215

5.6.4. Strategi Implementasi Kebijakan

217

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

221 6.1. Kesimpulan 221 6.2. Saran 222 EPILOG 223 DAFTAR PUSTAKA 227 xxvi