Analisis Biaya-Manfaat Penanganan Eksternalitas Negatif
merupakan input nilai berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada pihak yang berkompeten dalam penentuan kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya
di Laguna Segara Anakan. Responden meliputi tokoh masyarakat setempat, pemerintah daerah, instansi pemerintah, perguruan tinggi, LSM dan pengguna
sumberdaya yang ahli di bidangnya. Dalam analisis MCDM, dapat dilakukan penilaian yang bersifat kualitatif
yang diidentifikasi melalui sistem yang diamati, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran umum terhadap sistem yang dikaji. Selanjutnya dari
hasil identifikasi tersebut akan diperoleh beberapa variabel yang cukup mendominasi, yang dikategorikan kedalam tiga kriteria yang menggambarkan
motif pengelolaan sumberdaya yang dilakukan di wilayah Laguna Segara Anakan yang kemudian disusun dalam bentuk hirarki Gambar 83. Nilai bobot dari
masing-masing kriteria dan sub kriteria merupakan input nilai berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada pihak yang berkompeten dalam penentuan
kebijakan dalam pengelolaan laguna Segara Anakan.
Gambar 83. Struktur Hirarki untuk MCDM pada Keberlanjutan Pengelolaan Sumberdaya di Laguna Segara Anakan
Hirarki disusun berdasarkan hasil analisis SES, resiliensi dan eksternalitas, dimana sejumlah tujuan perlu dipertimbangkan sebagai bagian yang
mempengaruhi dinamika sosial ekonomi dan ekologi yang berimbas pada tingkat resiliensi masyarakat di laguna Segara Anakan. Tujuan-tujuan tersebut adalah:
pendapatan masyarakat, sumbangan pada Pendapatan Asli Daerah PAD,
Resiliensi Masyarakat
di laguna SA Ekonomi
Ekologi
Sosial Pendapatan
Sumbangan
Lingkungan
Partisipasi Lembaga lokal
Aturan
Pengerukan Pemberian insentif
Pemb. Pengemb. SDM
Pembuatan Budidaya
pelestarian lingkungan, peningkatan partisipasi masyarakat, peningkatan peran kelembagaan lokal dan penyempurnaan aturan-aturan. Untuk tujuan-tujuan
tersebut intervensi yang dapat dipertimbangkan adalah: 1 pengerukan laguna secara reguler; 2 pemberian insentif; 3 pembangunan infrastruktur; 4
pengembangan sumberdaya manusia; 5 pembuatan sudetan; dan 6
pengembangan budidaya perikanan.
Hirarki yang disusun menggambarkan bentuk pengelolaan yang sebaiknya dilakukan di Laguna Segara Anakan. Pada level pertama, menggambarkan
tujuan pengelolaan yang ingin dicapai yaitu pengelolaan sumberdaya khususnya sumberdaya laut yang berkelanjutan. Pada level kedua, menggambarkan kriteria
yang menjadi dasar penentuan bentuk pemanfaatan yang sebaiknya dilakukan, meliputi kriteria ekonomi, ekologi dan sosial. Pada level ketiga, menggambarkan
sub kriteria yang berpengaruh pada keputusan untuk menentukan bentuk kegiatan pemanfaatan sumberdaya. Pada setiap kriteria, terdapat dua sub
kriteria yang dominan dalam pengambilan keputusan. Sedangkan pada level keempat, menggambarkan alternatif bentuk pemanfaatan sumberdaya yang
sebaiknya dilakukan di Laguna Segara Anakan. Pada level ini terdapat enam bentuk kegiatan pemanfaatan sumberdaya laguna.
Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan, kemudian diberikan bobot pada setiap pilihan kriteria, sub kriteria sampai alternatif-alternatifnya. Dari
hasil pembobotan, yang bertujuan untuk mengetahui bentuk pengelolaan sumberdaya di Laguna Segara Anakan, memberikan hasil bahwa kriteria
ekonomi merupakan kriteria yang bobotnya paling tinggi, dibanding nilai bobot dari kriteria ekologi dan sosial. Nilai bobot masing-masing kriteria, berturut-turut
adalah ekonomi bobotnya 0,381, ekologi bobotnya 0,333 dan sosial bobotnya 0,286. Hasil pembobotan terhadap masing-masing kriteria selengkapnya
disajikan pada Tabel 76 berikut ini.