Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa Return On Equity adalah rasio yang digunakan oleh para investor untuk melihat sejauhmana perusahaan dapat memberikan
keuntungan di masa yang akan datang. Atau dengan kata lain, dengan Return On Equity ROE yang tinggi, perusahaan memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar
bagi para pemegang saham. Menurut Susan Irawaty 2006;61, Return On Equity ROE dapat dirumuskan
sebagai berikut:
x 100
Dari rumus diatas maka dapat dikatakan bahwa faktor yang menentukan tingkat Return On Equity adalah jumlah laba bersih setelah pajak dan jumlah total modal sendiri. Jika
jumlah laba bersih yang didapat perusahaan tinggi sementara jumlah total modal sendiri perusahaan rendah maka tingkat Return On Equity akan tinggi. Namun sebaliknya apabila
jumlah laba bersih yang didapat perusahaan rendah sementara jumlah total modal sendiri perusahaan tinggi makatingkat Return On Equity akan rendah.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004, batas bawah rasio ROE Bank yang sehat adalah berkisar antara 5 sampai 12,5 dan semakin
tinggi rasio ini maka bank tersebut semakin baik.
2.3 Economic Value Added EVA
2.3.1 Pengertian Economic Value Added EVA
Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh Stewart Stern seorang analisis keuangan dari perusahaan Stern Stewart Co pada tahun 1993. Di Indonesia metode tersebut
dikenal dengan nama Nilai Tambah Ekonomi NITAMI.
Menurut Tandelilin 2001:195, Economic Value Added EVA adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah value added bagi
perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik atau efektif dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan, maka akan tercermin padapeningkatan harga saham
perusahaan. Rudianto 2006:340 Economic Value Added EVA adalah suatu sistem manajemen
keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi
operating cost dan biaya modal cost of capital Adapun beberapa pengertian Economic Value Added EVA menurut beberapa ahli
adalah sebagai berikut: a.
Utomo 1999:36 Economic Value Added EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan
perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu. Prinsip EVA memberikan sistem pengukuran yang baik untuk menilai suatu kinerja dan prestasi
keuangan manajemen perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan.
b. Anjar V. Thakor dalam Tunggal, 2001:1
Economic Value also Economic Added = Revenue – Direct Cost Including Taxes –
Opportunity cost of using capital = after tax profit – Opportunity cost of using
capital. c.
Glen Arnold dalam Tunggal, 2001:2 Economic Value Added EVA was trademarked by Stren Stewart Co is a variant of
aconomic profit, which is the modern term for residual income. Economic profit for a
period is the amount earned by business after deducting all operating expenses and a charge for the opportunity cosy of capital employed
Dari defenisi EVA diatas dapat disimpulkan bahwa EVA merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value dari modal yang telah ditanamkan pemegang
saham dalam operasi perusahaan. Oleh karenanya EVA merupakan selisih laba operasi setelah pajak Net Operating Profit After Tax atau NOPAT dikurangi dengan biaya modal
cost of capital. Perusahaan apabila memiliki nilai EVA yang positif, maka dapat dikatakan bahwa
manajemen dalam perusahaan tersebut telah mampu menciptakan nilai tambah bagi perusahaannya, sebaliknya apabila EVA bernilai negatif, maka dinamakan dengan distructing
atau Destroying value. Menurut Utama 1997:10 beberapa manfaat EVA dalam mengukur kinerja
perusahaan antara lain adalah sebagai berikut: a.
EVA dapat digunakan sebagai penilaian kinerja keuangan perusahaan karena penilaian kinerja tersebut difokuskan pada penciptaan nilai value creation.
b. EVA akan menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan kebijakan struktur modal.
c. EVA membuat manajemen berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham
yaitu memilih investasi yang memaximumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.
d. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan
pengembalian lebih tinggi daripada biaya-biaya modalnya. Manajemen dapat melakukan banyak hal untuk menciptakan nilai tambah, tetapi pada
prinsipnya EVA akan meningkat jika manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut Stewart, 1993:118-119:
a. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal.
b. Menginvestasikan modal baru ke dalam project yang mendapat return lebih besar dari
biaya modal yang ada c.
Menarik modal dari aktivitas-aktivitas usaha yang tidak menguntungkan. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal berarti manajemen dapat
menggunakan aktiva perusahaan secara efisien untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Selain itu, dengan berinvestasi ke project-project yang menerima return lebih besar daripada
biaya modal cost of capital yang digunakan berarti manajemen hanya mengambil project yang bermutu dan meningkatkan nilai perusahaan.
2.3.2 Metode Perhitungan Economic Value Added EVA