Indonesia CAR pada Sektor Perbankan
Terbuka di Indonesia
2.5 Kerangka Konseptual
Menurut Abdullah 2005:60 Capital Adequacy Ratio CAR merupakan rasio keuangan bank yang berguna untuk membandingkan antara jumlah modal bank dengan
seluruh aktiva yang dimiliki. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio CAR bank yang sehat adalah berkisar antara 8 dan Jika semakin
tinggi rasio bank tersebut maka semakin baik kesehatan bank tersebut dan sebaliknya. Lukman Syamsudin 2002:
63 “Return On Asset ROA adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan”. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004, ROA bank yang sehat adalah
minimal 1,25 dan Jika semakin tinggi rasio bank tersebut maka semakin baik kesehatan bank tersebut dan sebaliknya..
Menurut Syahyunan 2004:83 Return On Equity ROE merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Jika Semakin besar persentase ROE yang dimiliki perusahaan maka semakin besar dan efektif kinerja perusahaan
dalam menghasilkan laba. ROE diukur dengan membandingkan antara laba bersih terhadap ekuitas yang dimiliki selama periode yang ditentukan
.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004, batas bawah rasio ROE bank yang
sehatadalah berkisar antara 5 sampai 12,5 dan semakin tinggi rasio bank ini maka semakin baik.
Economic Value Added EVA sama dengan selisih antara laba operasi bersih setelah pajak NOPAT dengan biaya modal Young O’Byrne,2001:39. Hasil perhitungan EVA
yang positif menunjukkan tingkat pengembalian atas modal yang lebih tinggi daripada tingkat biaya modal, hal ini berarti bahwa perusahaan mampu menciptakan nilai tambah bagi
pemilik perusahaan berupa tambahan kekayaan.Dan menurut Rudianto 2006:349 dimana, Jika EVA 0 atau EVA bernilai positif, pada posisi ini berarti manajemen perusahaan telah
berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. Jika EVA = 0 atau EVA bernilai impas. Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan berada dalam titik impas.
Perusahaan tidak mengalami kemunduran tetapi sekaligus tidak mengalami kemajuan secara ekonomi. Jika EVA 0 atau EVA bernilai negatif. Pada posisi ini berarti tidak terjadi proses
pertambahan nilai ekonomis bagi perusahaan, dalam arti laba yang dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan para kreditor dan pemegang saham perusahaan investor.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu
keadaan secara objektif. Setelah itu data yang diperoleh dianalisa dan diinterpretasikan berdasarkan beberapa sumber teori yang relevan dengan masalah yang dibahas.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Indonesia melalui media internet dengan situs Bank Pembangunan Daerah masing-masing Bank dan situs
www.bi.go.id .
3.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari September 2014 sampai dengan selesai.
3.3 Batasan Operasional
Penelitian agar lebih terarah dan tidak menyimpang dari pembahasan dan analisis, penulis membatasi pada hal-hal sebagai berikut:
a. Analisis yang digunakan terdiri dari CAR, ROA, ROE dan EVA pada Bank
Pembangunan Daerah di Indonesia untuk periode tahun 2011 sampai dengan 2013 b.
Komponen perhitungan EVA yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net Operating After Tax NOPAT, Weighted Average Cost of Capital WACC, dan
modal yang Diinvestasikan pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia periode tahun 2011 sampai dengan 2013