Net Operating Profit After Tax NOPAT Weighted Average Cost Of Capital WACC Penelitian Terdahulu

b. Menginvestasikan modal baru ke dalam project yang mendapat return lebih besar dari biaya modal yang ada c. Menarik modal dari aktivitas-aktivitas usaha yang tidak menguntungkan. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal berarti manajemen dapat menggunakan aktiva perusahaan secara efisien untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Selain itu, dengan berinvestasi ke project-project yang menerima return lebih besar daripada biaya modal cost of capital yang digunakan berarti manajemen hanya mengambil project yang bermutu dan meningkatkan nilai perusahaan.

2.3.2 Metode Perhitungan Economic Value Added EVA

Menurut Young O’Byrne 2001:39, EVA sama dengan NOPAT dikurangi biaya modal. NOPAT merupakan laba operasi perusahaan setelah pajak dan biaya modal yaitu modal yang diinvestasikan perusahaan juga disebut modal atau modal yang dipakai dikalikan rata-rata tertimbang weighted averageCost Of Capital. EVA = NOPAT – WACC x TA Keterangan: NOPAT = Net Operating Profit After Taxes WACC = Weighted Average Cost of Capital TA = Total Asset Total Modal yang Diinvestasikan Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan EVA dapat dilakukan dengan dengan langkah-langkah, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Net Operating Profit After Tax NOPAT

Net Operating Profit After Tax NOPAT atau laba operasi bersih setelah pajak merupakan sejumlah laba perusahaan yang akan dihasilkan jika perusahaan tersebut tidak memiliki utang dan tidak memiliki aset finansial. NOPAT dapat dihitung dengan menggunakan rumus Sartono,2001:100: NOPAT = EBIT 1-Tarif Pajak Keterangan: NOPAT = Net Operating Profit After Tax EBIT = Earning Before Interest and Tax

b. Weighted Average Cost Of Capital WACC

Weighted Average Cost Of Capital WACC atau biaya modal rata-rata tertimbang adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing-masing dikalikan dengan persentasi ekuitas dan hutang dalam struktur modal perusahaan. Dalam praktek, pembiayaan atau pendanaan yang digunakan perusahaan diperoleh dari berbagai sumber. Dengan demikian biaya riil yang ditanggung oleh perusahaan merupakan keseluruhan biaya untuk semua sumber pembiayaan yang digunakan. Dimana perhitungannya dapat menggunakan rumus Farah,2007:153 berikut : WACC = Wd x Kd + We x Ke Dimana : WACC : Biaya modal rata – rata tertimbang Wd : Proporsi hutang dalam struktur modal Kd : Biaya hutang setelah pajak We : Proporsi saham biasa dalam struktur modal Ke :Tingkat pengembalian yang diinginkan Proporsi hutang Wd diperoleh dengan membagi hutang perusahaandengan jumlah hutang dan modal sendiri kemudian dikalikan 100. Proporsi ekuitas We diperoleh dengan membagi modal sendiri denganjumlah hutang dan modal sendiri. Dimana : e : Proporsi modal sendiri d : Proporsi modal hutang

c. Modal yang Diinvestasikan

Menurut Young O’Byrne 2001:39, modal yang diinvestasikan adalah jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, pasiva tidak menanggung bunga non interest bearing liabilities seperti utang, upah yang akan jatuh tempo accured wages, dan pajak yang akan jatuh tempo accured taxes. Modal yang diinvestasikan sama dengan jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh utang jangka pendek dan jangka panjang. Modal yang diinvestasikan = Kewajiban Jangka Pendek + Kewajiban Jangka Panjang + Ekuitas Pemegang Saham. Menurut Rudianto 2006:349 hasil penilaian kinerja suatu perusahaan dengan menggunakan EVA dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori yang berbeda, yaitu sebagai berikut: a. Nilai EVA 0 atau EVA bernilai positif Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. b. Nilai EVA = 0 Pada posisi ini berarti maanjemen perusahaan berada dalam titik impas. Perusahaan tidak mengalami kemunduran tetapi sekaligus tidak mengalami kemajuan secara ekonomi. c. Nilai EVA 0 atau EVA bernilai negatif Pada posisi ini berarti tidak terjadi proses pertambahan nilai ekonomis bagi perusahaan, dalam arti laba yang dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan para kreditor dan pemegang saham perusahaan investor.

2.3.3 Tujuan dan Manfaat Penerapan Model EVA

Menurut Abdullah 2003:142 tujuan dan manfaat penerapan model Economic Value Added EVA adalah sebagai berikut: a. Tujuan Penerapan Model EVA Dengan perhitungan EVA diharapkan akan mendapatkan hasil perhitungan nilai ekonomis perusahaan yang lebih realistis. Hal ini disebabkan oleh EVA dihitung berdasarkan perhitungan biaya modal cost of capital yang menggunakan nilai pasar berdasarkan kepentingan kreditur terutama para pemegang saham dan bukan berdasarkan nilai buku yang bersifat historis. Perhitungan EVA ini juga diharapkan dapat mendukung penyajian laporan keuangan sehingga akan mempermudah bagi para pengguna laporan keuangan diantaranya para investor, kreditur, karyawan, pemerintah, pelanggan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. b. Manfaat Penerapan Model EVA Manfaat yang diperoleh dari penerapan Economic Value Added EVA di dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Penerapan model EVA sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah penciptaan nilai value creation 2. Penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan. 3. EVA mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijakan struktur modalnya. 4. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada biaya modalnya. Kegiatan atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA yang positif menunjukkan adanya penciptaan nilai dari proyek tersebut dengan demikian sebaiknya diambil, begitu pula sebaliknya.

2.3.4 Keunggulan dan Kelemahan EVA

Salah satu keungulan EVA sebagai penilaian kinerja perusahaan adalah dapat digunakan sebagai penciptaan nilai value creation. Keunggulan EVA yang lain adalah sebagai berikut Abdullah,2003:142: a. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban sebagai konsekuensi investasi b. Konsep EVA adalah alat perusahaan dalam mengukur harapan yang dilihat dari segi ekonomis dalam pengukurannya yaitu dengan memperhatikan harapan para penyandang dana secara adil dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku. c. Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian. d. Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus pada karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA lebih sehingga dapat dikatakan bahwa EVA menjalankan stakeholders satisfaction concepts. e. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung, dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis. Metode Economic Value Added EVA selain memiliki keunggulan, EVA juga memiliki kelemahan. Beberapa kelemahan EVA diantaranya adalah sebagai berikut Abdullah,2003:143: a. Secara konseptual EVA memang lebih unggul daripada pengukur tradisional akuntansi, namun secara praktis belum tentu dapat diterapkan dengan mudah. Penentuan biaya modal saham cukup rumit sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam tentang teknik-teknik menaksir biaya modal saham. b. EVA adalah alat ukur semata dan tidak bisa berfungsi sebagai cara mencapai sasaran perusahaan sehingga diperlukan suatu cara bisnis tertentu untuk mencapai sasaran. c. Masih mengandung unsur keberuntungan tinggi rendahnya EVA dapat dipengaruhi oleh gejolak di pasar modal d. EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu. e. EVA mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan modal rendah. Investasi yang demikian umumnya memiliki risiko kecil sehingga secara tidak langsung EVA mendorong perusahaan untuk menghindari risiko padahal sebagian besar inovasi-inovasi dalam bisnis memiliki risiko yang sangat tinggi terutama dalam era pasar bebas yang penuh dengan ketidakpastian.

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian 1. Lisa Linawati Utomo 1999 Economic Value Added Sebagai ukuran keberhasilan kinerja manajemen perusahaan EVA Deskriptif EVA dalam hal penetapan tujuan goal setting membantu manajemen untuk berpedoman pada value building. Dalam hal performance assessment, EVA menjadi kriteria penting untuk menilai kinerja manajemen. 2. Firmansyah 2010 Analisis Kinerja Keuangan Menggunakan Rasio Keuangan dan Economic Value Added pada PT. Metrodata electronics dan PT Cetrin Online EVA Rasio Keuangan Deskriptif PT Metrodata Electronics Medan mampu meningkatkan nilai tambah perusahaan atau para pemegang sahamnya yang dilihat dari EVA dan Rasio Keuangan yang terus meningkat, sementara pada PT Cetrin Online dimana nilai EVA tahun 2004-2007 hasilnya negatif, namun pada tahun 2008 nilai EVA memperoleh hasil yang posif dan untuk rasio keuangan hasilnya bagus. 3. Vivi Novita 2007 Analisis perbandingan EVA dan FVA sebagai alat ukur penilaian kinerja keuangan pada PT SOUCI INDOPRIMA EVA FVA. Deskriptif Kinerja keuangan PT SOUCI INDOPRIMA baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai EVA dan FVA yang positif dan menggambarkan bahwa perusahaan telah mampu menciptakan nilai perusahaan 4. Lusi Wulandari 2010 Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Capital Adequacy Ratio pada sektor perbankan di LDR ROA ROE CAR Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio LDR, Return on Assets ROA dan Return on Equity ROE memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap Capital Adequacy Ratio Indonesia CAR pada Sektor Perbankan Terbuka di Indonesia

2.5 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVESIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dan Bank Konvesional Dengan Analisis Rasio Keuangan CAR, ROA, ROE, NIM, LDR, Dan NPL.

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dan Bank Konvesional Dengan Analisis Rasio Keuangan CAR, ROA, ROE, NIM, LDR, Dan NPL.

0 0 8

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVESIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dan Bank Konvesional Dengan Analisis Rasio Keuangan CAR, ROA, ROE, NIM, LDR, Dan NPL.

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank - Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Car, Roa, Roe Dan Eva Pada Bank Pembangunan Daerah Di Indonesia

0 0 20

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Car, Roa, Roe Dan Eva Pada Bank Pembangunan Daerah Di Indonesia

0 0 9

Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Car, Roa, Roe Dan Eva Pada Bank Pembangunan Daerah Di Indonesia

0 0 8

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP ROE PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 1 19

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP ROE PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 12

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP ROE PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP ROE PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 22