BPD Sulut Rp. 29.347.588.215,-
Memenuhi Sumber : hasil penelitian data diolah, 2015
4.3. Pembahasan
4.3.1 Capital Adequacy Ratio CAR
Capital Adequacy Ratio CAR Bank Pembangunan Daerah di Indonesia tahun 2011 adalah 100 memenuhi standar dan sehat. Tahun 2012 adalah 100 memenuhi standar dan
sehat. Pada tahun 2013 adalah 100 memenuhi standar dan sehat. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia no.623DPNP tanggal 31 Mei 2004, dimana rasio Capital
Adequacy Ratio CAR Bank yang memenuhi standar dan sehat yaitu minimal 8.
4.3.2 Return On Asset ROA
Return On Asset ROA Bank Pembangunan Daerah di Indonesia tahun 2011 adalah 100 memenuhi standar dan sehat. Tahun 2012 adalah 100 memenuhi standar dan sehat.
Pada tahun 2013 adalah 100 memenuhi standar dan sehat. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia no.623DPNP tanggal 31 Mei 2004, dimana rasio Return On Asset
ROA Bank yang memenuhi standar dan sehat yaitu minimal 1,25.
4.3.3 Return On Equity ROE
Return On Equity ROE Bank Pembangunan Daerah di Indonesia tahun 2011 adalah 100 memenuhi standar dan sehat. Tahun 2012 adalah 100 memenuhi standar dan sehat.
Pada tahun 2013 adalah 100 memenuhi standar dan sehat. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia no.623DPNP tanggal 31 Mei 2004, dimana rasio Return On Equity
ROA Bank yang memenuhi standar dan sehat yaitu minimal 5.
4.3.4 Economic Value Added EVA
Berdasarkan uraian sebelumnya, dimana Bank konvensional didalam menganalisis kinerja keuangan dengan menggunakan rasio keuangan dan selama ini tidak pernah Bank
Indonesia menginstrusikan kepada bank konvensional untuk menggunakan Economic Value Added EVA dalam menganalisis kinerja keuangan. Namun penulis tertarik untuk
menggunakan Economic Value Added EVA didalam menganalisis kinerja keuangan pada salah satu Bank Konvensional yaitu Bank Pembangunan Daerah BPD di Indonesia.
Economic Value Added EVA Bank Pembangunan Daerah di Indonesia tahun 2011 adalah 79 menunjukkan hasil yang positif, memenuhi standar dan sehat. Tahun 2012 adalah
58 menunjukkan hasil yang positif, memenuhi standar dan sehat. Pada tahun 2013 adalah 27 menunjukkan hasil yang positif, memenuhi standar dan sehat. Hasil Economic Value
Added EVA yang negatif dikarenakan nilai capital charge lebih besar dibandingkan Net Operating Profit After Tax atau NOPAT, yang menyebabkan tidak terjadi proses
pertambahan nilai ekonomis bagi perusahaan. Namun, secara keseluruhan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, dari 19 Bank Pembangunan Daerah di Indonesia, hanya terdapat
5 lima BPD yang menunjukkan Hasil EVA yang positif setiap tahunnya dan memenuhi standar diantaranya adalah Bank Sumut, Bank Bengkulu, Bank Jateng, Bank NTT dan Bank
Sulut. Dan menurut Rudianto 2006:349 dimana, Jika EVA 0 atau EVA bernilai positif,
pada posisi ini berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. Jika EVA = 0 atau EVA bernilai impas. Pada posisi ini berarti
manajemen perusahaan berada dalam titik impas. Perusahaan tidak mengalami kemunduran tetapi sekaligus tidak mengalami kemajuan secara ekonomi. Jika EVA 0 atau EVA bernilai
negatif. Pada posisi ini berarti tidak terjadi proses pertambahan nilai ekonomis bagi
perusahaan, dalam arti laba yang dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan para kreditor dan pemegang saham perusahaan investor.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan