Jenis Penelitian Metode Pengukuran

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen sungguhan dengan bentuk rancangan Pretest – Postest with Control Group Notoatmodjo, 2005. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random dan diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Dalam penelitian ini kelompok eksperimen adalah kelompok yang menggunakan pamedangan yang didesain dengan keadaan ergonomis yang dinlai selama satu bulan, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang menggunakan pamedangan yang telah ada. Pengukuran keluhan muskuloskeletal dilakukan sebelum dan sesudah intervensi.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Nagari Koto Gadang Sumatera Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan karena belum pernah dilakukan penelitian mengenai pengaruh sikap kerja terhadap keluhan muskuloskeletal pada perajin sulaman tangan di Nagari Koto Gadang Sumatera Barat. Universitas Sumatera Utara

3.4.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2012 – Juni 2012.

3.3. Populasi dan Sampel

3.4.2. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah semua perajin sulaman tangan perajin sulaman selendang di Nagari Koto Gadang Sumatera Barat yang berjumlah 36 orang.

3.4.3. Sampel

Dalam penelitian ini jumlah sampel sebanyak 26 orang, di mana diambil dilakukan kirteria inklusi yaitu: 1. Tidak menggunakan obat-obat penghilang rasa sakit seperti obat-obat rematik dan sejenisnya. 2. Lama kerja yaitu 8 jam per hari 3. Bersedia menjadi sampel Adapun kriteria eksklusi dari penelitian ini yaitu: 1. Reumatik 2. Hamil Universitas Sumatera Utara

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara: 1. Observasi terhadap sikap kerja perajin sulaman tangan di Nagari Koto Gadang Barat dengan menggunakan metode REBA. 2. Pengukuran data antropometri perajin sulaman tangan di Nagari Koto Gadang dengan menggunakan kursi antropometri. 3. Wawancara tentang keluhan muskuloskeletal dengan menggunakan Nordic Body Map.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Kantor Nagari Koto Gadang Sumatera Barat yaitu tentang gambaran umum dan data penduduk di Nagari Koto Gadang.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas x dari penelitian ini adalah fasilitas kerja dan sikap kerja. b. Variabel terikat y dari penelitian ini adalah keluhan muskuloskeletal.

3.5.2. Definisi Operasional

1. Fasilitas kerja adalah peralatan yang digunakan untuk menyulam, dimana dalam hal ini yang menjadi fasilitas kerja yaitu pamedangan. 2. Sikap kerja adalah posisi tubuh perajin selama melakukan pekerjaan penyulaman. Universitas Sumatera Utara 3. Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan yang dirasakan perajin pada otot- otot skeletalnya selama melakukan pekerjaannya.

3.6. Metode Pengukuran

1. Pengukuran Antropometri Tubuh Perajin Sulaman Tangan

a. Tetapkan anggota tubuh yang mana yang nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut. b. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut, dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data struktural body dimension ataukah functional body dimension. c. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut. d. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel adjustable ataukah ukuran rata-rata. e. Pilih presentase populasi yang harus diikuti, 90-th, 95-th, 99-th ataukah nilai percentile yang lain yang dikehendaki. f. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya pilihtetapkan nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai. Aplikasi data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran allowance bila diperlukan Wignjosoebroto, 2008. Universitas Sumatera Utara Adapun ukuran-ukuran tubuh yang diukur meliputi: 27. Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak dari lantai sampai ujung kepala 28. Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak 29. Tinggi bahu dalam posisi tegak 30. Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak siku tegak lurus 31. Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak 32. Tinggi tubuh dalam posisi duduk diukur dari alas tempat dudukpantat sampai dengan kepala 33. Tinggi mata dalam posisi duduk 34. Tinggi bahu dalam posisi duduk 35. Tinggi siku dalam posisi duduk siku tegak lurus 36. Tebal atau lebar paha 37. Panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan ujung lutut 38. Panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari lutut atau betis 39. Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk 40. Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha 41. Lebar dari bahu bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk 42. Lebar pinggul atau pantat 43. Lebar dari dada dalam keadaan membusung 44. Lebar perut Universitas Sumatera Utara 45. Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus 46. Lebar kepala 47. Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari 48. Lebar telapak tangan 49. Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping kiri- kanan 50. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai dengan telapak tangan ang terjangkau lurus ke atas vertikal 51. Tinggi jangakauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya nomor 24 tetapi dalam posisi duduk 52. Jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai ujung jari tangan. Setelah data antropometri pekerja didapat dilakukan uji keseragaman dan uji kecukupan data sampel. Data antropometri yang berdistribusi normal didapat dengan uji kenormalan data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Setelah itu data dikelompokkan sesuai dengan prinsip perancangan.

2. PengukuranPenilaian Sikap Kerja

Pengukuran penilaian sikap kerja dengan menggunakan metode REBA yaitu suatu metode penilaian postur kerja untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh secara keseluruhan Stanton, 2005. Untuk penilaian sikap kerja dibantu dengan Universitas Sumatera Utara menggunakan kamera, di mana sikap kerja selama melakukan proses penyulaman akan difoto agar dapat diamati secara lebih detail. Postur tubuh dengan penilaian pada masing-masing grup terdiri atas 2 grup, yaitu: 1. Grup A yang terdiri dari postur tubuh kiri dan kanan dari batang tubuh trunk, leher neck, dan kaki legs. 2. Grup B yang terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari lengan atas upper arm, lengan bawah lower arm, dan pergelangan tangan wrist. Grup A: a. Batang Tubuh Trunk Gambar 3.1. Postur Batang Tubuh Trunk REBA Tabel 3.1. Skor Postur Batang Tubuh Trunk REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1 +1 jika batang tubuh berputarbengkokbungkuk 0-20 ke depan dan belakang 2 -20 atau 20-60 3 60 4 Universitas Sumatera Utara b. Leher Neck Gambar 3.2. Postur Leher Neck REBA Tabel 3.2. Skor Postur Leher Neck REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan 0-20 1 +1 jika leher berputarbengkok 20 atau ekstensi 2 c. Kaki Legs Gambar 3.3. Postur Kaki Legs REBA Tabel 3.3. Skor Postur Kaki Legs REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normalseimbang berjalanduduk 1 +1 jika lutut antara 30-60 +2 jika lutut 60 Bertumpu pada satu kaki lurus 2 d. Beban Load 1 2 3 Gambar 3.4. Ukuran Beban Load REBA Universitas Sumatera Utara Tabel 3.4. Skor Beban Load REBA Pergerakan Skor Skor Pergerakan 5 kg +1 jika kekuatan cepat 5-10 kg 1 10 kg 2 Grup B: a. Lengan Atas Upper Arm Gambar 3.5. Postur Lengan Atas Upper Arm REBA Tabel 3.5. Skor Postur Lengan Atas Upper Arm REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan 20 ke depan dan belakang 1 +1 jika bahu naik +1 jika lengan berputarbengkok -1 jika miring, menyangga berat lengan 20 ke belakang atau 20-45 2 45-90 3 90 4 b. Lengan Bawah Lower Arm Gambar 3.6. Postur Lengan Bawah Lower Arm REBA Tabel 3.6. Skor Postur Lengan Bawah Lower Arm REBA Pergerakan Skor 60-100 1 60 atau 100 2 Universitas Sumatera Utara c. Pergelangan Tangan Wrist Gambar 3.7. Postur Pergelangan Tangan Wrist REBA Tabel 3.7. Skor Postur Pergelangan Tangan Wrist REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan 0-15 ke atas dan bawah 1 +1 jika pergelangan tangan putaran menjauhi sisi tengah 15 ke atas dan bawah 2 d. Coupling Tabel 3.8. Skor Postur Coupling REBA Coupling Skor Keterangan Baik Kekuatan pegangan baik Sedang 1 Pegangan bagus tetapi tidak ideal atau kopling cocok dengan bagian tubuh Kurang baik 2 Pegangan tangan tidak sesuai walaupun mungkin Tidak dapat diterima 3 Kaku, pegangan tangan tidak nyaman, tidak ada pegangan atau kopling tidak sesuai dengan bagian tubuh Rekapitulasi dari skor bagian tubuh Grup A digunakan sebagai input bagi Tabel A REBA. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.9. Tabel A REBA Neck Leg Trunk 1 2 3 4 5 1 1 1 2 2 3 4 2 2 3 4 5 6 3 3 4 5 6 7 4 4 5 6 7 8 2 1 1 3 4 5 6 2 2 4 5 6 7 3 3 5 6 7 8 4 4 6 7 8 9 3 1 3 4 5 6 7 2 3 5 6 7 8 3 5 6 7 8 9 4 6 7 8 9 9 Untuk memperoleh Skor A  Skor A = Tabel A REBA + Skor Beban Rekapitulasi dari skor bagian tubuh Grup B digunakan sebagai input bagi Tabel B REBA. Tabel 3.10. Tabel B REBA Lower Arm Wrist Upper Arm 1 2 3 4 5 6 1 1 1 1 3 4 5 7 2 2 2 4 5 7 8 3 2 3 5 5 8 8 2 1 1 2 4 5 7 3 2 2 3 5 5 8 9 3 3 4 5 7 8 9 Untuk memperoleh Skor B  Skor B = Tabel B REBA + Skor Coupling Hasil dari Skor A dan Skor B digunakan sebagai input pada Tabel C REBA. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.11. Tabel C REBA Skor B Skor A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 1 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 2 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12 3 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12 4 2 3 3 4 5 7 8 9 10 11 11 12 5 3 4 4 5 6 8 9 10 10 11 12 12 6 3 4 5 6 7 8 9 10 10 11 12 12 7 4 5 6 7 8 9 9 10 11 11 12 12 8 5 6 7 8 8 9 10 10 11 12 12 12 9 6 6 7 8 9 10 10 10 11 12 12 12 10 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12 11 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12 12 7 8 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12 Untuk mendapatkan Skor REBA, maka dari Tabel C REBA dijumlahkan dengan Skor Aktivitas. Tabel 3.12 Skor Aktivitas REBA Aktivitas Skor Keterangan Postur statik +1 1 atau lebih bagian tubuh statisdiam Pengulangan +1 Tindakan berulang-ulang Ketidakstabilan +1 Tindakan menyebabkan jarak yang besar dan cepat pada postur tidak stabil Tabel 3.13 Nilai Level Tindakan REBA Skor REBA Level Resiko Level Tindakan Tindakan 1 Dapat diabaikan Tidak diperlukan 2-3 Kecil 1 Mungkin diperlukan 4-7 Sedang 2 Perlu 8-10 Tinggi 3 Segera 11-15 Sangat tinggi 4 Sekarang juga Universitas Sumatera Utara

3. Nordic Body Map

Nordic Body Map : instrument penelitian berupa kuesioner yang menunjukkan keluhan rasa sakitnyeri yang dirasakan tubuh pekerja akibat bekerja. Untuk melihat perbedaan rasa nyeri yang dialami, wawancara pada pekerja dilakukan pada saat mulai bekerja dan setelah berhenti bekerja. Pengukuran keluhan muskuloskeletal dengan Nordic Body Map dengan skala Likert berbentuk check list, dengan empat cut point sebagai berikut : A : Tidak Sakit : Nilai 1 B : Agak Sakit : Nilai 2 C : Sakit : Nilai 3 D : Sangat Sakit : Nilai 4 Nordic Body Map mempunyai 28 item pertanyaan yang terdiri dari 4 kategorik. Sehingga didapatlah total skor 28 x 4 = 112, untuk mendapatkan data dengan skala interval maka total skor keseluruhan dibagi 4 112 4 = 28, dengan demikian maka didapatlah range sebagai berikut : A. Pengukuran pertama mulai bekerja, dibagi atas 4 katagorik ukuran mulai dari 1. Ringan jika responden memiliki total skor 1 - 28 2. Sedang jika responden memiliki total skor 29 - 56 3. Berat jika responden memiliki total skor 57 - 84 4. Sangat Berat jika responden memiliki total skor 85 – 112 B. Pengukuran kedua selesai bekerja, dibagi atas 4 katagorik ukuran mulai dari: Universitas Sumatera Utara 1. Ringan jika responden memiliki total skor 1 - 28 2. Sedang jika responden memiliki total skor 29 - 56 3. Berat jika responden memiliki total skor 57 - 84 4. Sangat Berat jika responden memiliki total skor 85 – 112

3.7. Metode Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik analitik kuantitatif. Data dari antropometri pekerja akan dilakukan uji keseragaman dan kecukupan data serta uji kenormalan dengan uji kolmogorov-smirnov untuk merancang pamedangan yang ergonomis. Analisa data untuk melihat perbedaan keluhan gangguan muskuloskletal sebelum dan sesudah pemakaian pamedangan yang ergonomis di gunakan uji Wilcoxon. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1. Gambaran Geografis

Nagari Koto Gadang merupakan tanah dataran yang terletak di antara Gunung Singgalang dan Ngarai Sianok dengan ketinggian 920 – 950 meter dari permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar antara 27 o C dan pada malam hari mencapai 20 o C. Nagari Koto Gadang memiliki luas wilayah 640 Ha dengan batas-batas sebagai berikut:  Sebelah Utara dengan Nagari Sianok VI Suku.  Sebelah Selatan dengan Nagari Koto Tuo  Sebelah Timur dengan Guguak Tabek Sarojo  Sebelah Barat dengan Nagari Koto Panjang. Secara administrasi Nagari Kotogadang terdiri dari 3 jorong:  Jorong Kotogadang  Jorong Ganting  Jorong Subarang Tigo Jorong

4.1.2. Gambaran Demografi

Jumlah penduduk Nagari Koto Gadang pada tahun 2011 sebanyak 2.656 jiwa. Jumlah penduduk Jorong Koto Gadang yakni 1.497 jiwa, jumlah Jorong Sutijo yakni 806 jiwa, dan jumlah penduduk di Jorong Ganting yakni 353 jiwa. Universitas Sumatera Utara