Data Antropometri Perajin Sulaman Tangan

BAB 5 PEMBAHASAN

4.9. Data Antropometri Perajin Sulaman Tangan

Setiap desain produk, baik produk yang sangat sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus berpedoman kepada antropometri pemakainya. Menurut Sanders dan McCormick 1987; Pheasant 1988 dan Pulat 1992 bahwa antropometri adalah desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Dalam setiap desain peralatan dan stasiun kerja, keterbatasan manusia harus selalu diperhitungkan, di samping memperhatikan kemampuannya dan kebolehannya. Mengingat bahwa setiap manusia berbeda satu sama lainnya, maka aplikasi data antropometri dalam desain produk dapat meliputi: desain untuk orang ekstrim data terkecil atau terbesar, desain untuk orang per orang, desain untuk kisaran yang dapat diatur adjustable range dengan menggunakan persentil-5 dan persentil-95 dari populasi dan desain untuk ukuran rerata dengan menggunakan data persentil-50 Sanders dan McCormick, 1987. Namun demikian, dalam pengumpulan data antropometri yang akan digunakan untuk mendesain suatu produk, harus memperhitungkan variabilitas populasi pemakai seperti variabilitas ukuran tubuh secara umum, variasi jenis kelamin, variasi umur dan variasi ras atau etnik Tarwaka, 2004. Perajin sulaman tangan di Nagari Koto Gadang memiliki data antropometri yang bervariasi. Akan tetapi data yang didapatkan tidaklah memiliki variasi yang Universitas Sumatera Utara terlalu ekstrim. Pada lampiran 7 dapat dilihat bahwa disetiap dimensi tubuh perajin sulaman berdistribusi normal. Ada dua bentuk pengukuran pada antropometri yaitu pengukuran statis structural yaitu tubuh manusia yang berada dalam posisi diam, dan pengukuran dinamis fungsional yaitu tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak. Data antropometri diterapkan untuk membahas dan merancang barang serta fasilitas secara ergonomi agar didapat kepuasan si pengguna. Kepuasan tersebut dapat berupa kenyamanan maupun kesehatan yang ditinjau dari sudut pandang ilmu anatomi, fisiologi, fisikologi, kesehatan dan keselamatan kerja, perancangan dan manajemen Tarwaka, 2004. Bentuk pengukuran antropometri perajin sulaman tangan tersebut yaitu antropometri statis, dikarenakan proses kerja perajin sulaman tangan yang bisa dikatakan berada pada posisi diam, di mana kaki dan badan tidak bergerak, sementara hanya tangan yang melakukan pergerakan pada saat melakukan penyulaman. Oleh karena itu, pengukuran antropometri ini termasuk pada bentuk antropometri statis. Adapun dimensi tubuh yang diambil agar sesuai dengan fasilitas kerja yaitu: 1. Tinggi Poplipteal Tinggi Popliteal berguna untuk menentukan tinggi kursi kerja yang akan digunakan. Dalam perancangan ini adalah cukup beralasan jika menggunakan 50 persentil populasi yang diperkirakan bisa menggunakan kursi tersebut. Hal ini dikarenakan jika menggunakan persentil ke-5 maka, kaki pada orang yang bertubuh Universitas Sumatera Utara tinggi akan memanjang dan berada pada posisi maju ke depan. Pada posisi demikian, kaki akan meniadakan stabilitas tubuh Panero dan Zelnik, 1979. Begitu juga dengan pemilihan persenti ke-95. Apabila digunakan persentil ke- 95, maka kaki orang yang bertubuh pendek akan menjuntai dan tidak berada pada pada lipatan lutut 90 . Hal ini akan menyebabkan bagian bawah paha akan tertekan. Hal ini akan menimbulkan ketidaknyamanan dan gangguan peredaran darah. Jika letak landasan tempat duduk tidak memungkinkan untuk menapak pada permukaan lantai, stabilitas tubuh akan melemah Panero dan Zelnik, 1979. 2. Panjang Popliteal Panjang Popliteal berguna untuk menentukan kedalaman kursi jarak yang diukur dari bagian depan sampai bagian belakang kursi. Pemilihan persentil ke-50 dikarenakan diperkiran 50 persentil populasi bisa menggunakan kursi tersebut. Apabila penggunaan panjang popliteal dengan persentil terlalu besar, bagian depan dari permukaan atau ujung dari tempat duduk tersebut akan menekan daerah di bagian kaki. Sedangkan apabila penggunaan panjang popliteal terlalu kecil, akan menimbulkan situasi yang buruk pula, yaitu dapat menimbulkan perasaan terjatuh atau terjungkai dari kursi. Sebagai akibatnya, kedalaman landasan kursi yang terlalu sempit akan menyebabkan berkurangnya penopangan pada bagian bawah paha Panero dan Zelnik, 1979. Universitas Sumatera Utara 3. Lebar Bahu Lebar bahu berguna untuk menentukan lebar kursi dan lebar sandaran punggung. Pemilihan persentil ke-50 dikarenakan diperkiran 50 persentil populasi bisa menggunakan kursi tersebut. 4. Tinggi Bahu Duduk Tinggi bahu duduk berguna untuk menentukan tinggi sandaran punggung. Pemilihan persentil ke-50 dikarenakan diperkirakan 50 persentil populasi menggunakan kursi tersebut. Apabila penggunaan tinggi bahu duduk dengan persentil lebih besar, maka sandaran punggung ini kurang cocok untuk pekerjaan yang sangat teliti, di mana sandaran punggung yang sedikit lebih tinggi lebih cocok untuk pekerjaan santai, seperti kursi santai. Sedangkan jika tinggi bahu menggunakan persentil yang lebih kecil, maka dikhawatirkan sandaran punggung ini kurang cocok dengan orang yang bertubuh besar, di mana karena sandaran punggungya relatif lebih pendek, maka akan posisi sandaran punggung tidak lagi berfungsi penahan lumbar dikarenakan posisi penahan lumbar sedikit lebih tinggi dari pada posisi lumbar orang bertubuh pendek. Oleh karenanya, maka digunakanlah persentil ke-50 Panero dan Zelnik, 1979. 5. Tebal Paha Tebal paha berguna untuk menentukan besarnya jarak antara tinggi permukaan atas kursi dengan bagian bawah meja kerja pamedangan. Hal ini bertujuan agar perajin dapat bekerja dengan kenyamanan pada posisi paha , sehingga diharapkan antara paha dengan pamedangan tidak bersentuhan, sehingga Universitas Sumatera Utara dapat bergerak dengan leluasa. Penggunaan persentil ke-50 dikarenakan 50 persentil populasi bisa menggunakan populasi tersebut. 6. Jangkauan Tangan Jangkauan tangan berguna untuk menentukan lebar meja kerja pamedangan. Hal ini bertujuan agar perajin dapat bekerja sesuai dengan batas jangkauan tangan mereka sendiri pada saat bekerja. Penggunaan persenti ke-50 dikarenakan agar 50 persentil populasi bisa menggunakan meja kerja tersebut. Semua data antropometri ini bertujuan agar fasilitas kerja benar-benar sesuai dengan dimensi tubuh perajin sulaman tangan, sehingga perajin sulaman tangan dapat bekerja dengan keadaan yang ergonomis sehingga dapat mengurangi keluhan yang mereka alami selama bekerja. 7. Rentangan Tangan Rentangan tangan berguna untuk menetukan panjang dari meja kerja pamedangan. Hal ini bertujuan agar perajin dapat bekerja sesuai dengan batas jangkauan tangan mereka sendiri pada saat bekerja. Penggunaan persenti ke-50 dikarenakan agar 50 persentil populasi bisa menggunakan meja kerja tersebut. Pada perancangan fasilitas kerja ini, panjang pamedangan tidak disesuaikan dengan antropometri tubuh perajin sulaman, hal ini dikarenakan kebutuhan konsumen akan panjang kain yang akan disulam yaitu sepanjang 2 meter, sementara itu dari pengukuran antropometri, panjang pamedangan seharusnya berukuran 150,65 cm. Oleh karena itu, maka perancangan panjang pamedangan didasarkan atas kebutuhan konsumen yaitu 2 meter. Universitas Sumatera Utara

4.10. Sikap Kerja sebelum Intervensi Fasilitas Kerja