dihasilkan menjadi permasalahan yang cukup serius. Secara spesifik sampah organik yang mudah membusuk dan bau idealnya menggunakan wadah
sampah yang tertutup sedangkan sampah kertas dan lainnya dapat digunakan wadah sampah terbuka. Pasar dalam penggunaan wadah sampah tidak
dilakukan pemisahan berdasarkan komposisi sampah tersebut tetapi menggunakan kantong plastik sehingga apabila dilakukan pengumpulan dan
volume sampahnya besar maka wadah tersebut akan robek dan menyebabkan sampah berserakan dilingkungan pasar.
Selama ini program-program pengelolaan sampah lebih terfokus pada bagaimana mengolah sampah-sampah. Tidak ada yang salah, tetapi program-
program itu melupakan sisi yang lain. Masyarakat memiliki karakter dan perilaku yang buruk tentang sampah. Masyarakat Indonesia terkenal dengan
sikapnya ‘Buang Sampah Sembarangan’. Merubah perilaku masyarakat
bukan pekerjaan yang mudah. Upaya ini memerlukan waktu yang lama dan terus menerus.
F. Kerangka Pikir
Sampah menjadi masalah yang sulit untuk diselesaikan jika pengelolaan yang dilakukan kurang baik dan tepat. Permasalahan sampah tentunya menjadi
tugas dan tanggungjawab bersama baik pemerintah, masyarakat maupun pelaku usaha dalam hal ini pedagang. Ketika pemerintah telah membuat
kebijakan dengan membangun Tempat Pembuangan Sampah TPS disetiap pinggir jalan maupun fasilitas umum, jika masyarakat dan pelaku usaha tidak
mengimbangi dengan peduli akan kebersihan dengan membuang sampah pada
tempatnya, maka yang terjadi sampah akan berserakan dimana-mana. Infrastruktur seperti pasar, yang dibangun dengan design sedemikian rupa
akan terlihat kumuh apabila perilaku pedagang sekitar pasar dalam membuang sampah masih kurang bijak. Perilaku pedagang dalam membuang sampah
tanpa memperhatikan aturan yang berlaku akan menyebabkan kebiasaan yang akan terus dilakukan oleh pedagang yang berada di sekitar pasar.
Pedagang kurang memahami bahwa apabila pengelolaan manajemen sampah yang baik dan benar akan memberikan keuntungan yang dapat ditinjau dari
segi ekologi, yaitu: a mengurangi pencemaran yang diakibatkan dengan menumpuknya limbah sampah di pasar, b memberikan upaya alternatif
peningkatan kualitas lingkungan dan c menghilangkan kesan jorok, kumuh, kotor dan lain-lain karena banyaknya timbulan sampah yang terkelola dengan
baik.
Dari perilaku pedagang berdasarkan teori Green, maka dapat dilihat melalui 3 faktor, yaitu:
1. Faktor Predisposisi. Pada faktor ini yang dapat dilihat berupa pendidikan, pengetahuan dan sikap. Jika. Hal itu dapat dilihat, bahwa ketika seseorang
memiliki pendidikan tinggi, maka pengetahuan yang dimiliki orang tersebuat pasti akan tinggi dan akan melahirkan sikap attitude yang baik
dalam segala hal. Hal ini terlihat ketika pendidikan yang ditempuh dari pedagang yang berada di Bandar Jaya Plaza tinggi maka pengetahuan yang
dimilikinya pasti akan tinggi dan sikap attitude yang dilahirkan akan baik. Pengetahuan pedagang yang dimaksud mengenai bagaimana