Pejabat-pejabat Pemerintah Daerah Tim Penggerak PKK Tokoh Masyarakat Organisasi KemasyarakatanLSM Dunia Usaha Swasta Landasan Teori

6 Menyelenggarakan pelatihan bagi pelatih TOT. 7 Menyediakan dana dan dukungan sumber daya lain. 8 Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi.

2.4.6. Peran Pemangku Kepentingan yang Terkait

Pemangku kepentingan lain, yaitu para pejabat Pemerintah Daerah, pejabat lintas sektor, PKK, unsur-unsur organisasiikatan profesi, pemuka masyarakat, tokoh- tokoh agama, LSM, dunia usahaswasta dan lain-lain, diharapkan berperan aktif juga di semua tingkat administrasi.

a. Pejabat-pejabat Pemerintah Daerah

1 Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan Desa Siaga. 2 Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan PoskesdesPuskesmasPuskesmas pembantu dan berbagai UKBM yang ada Posyandu, Pokesdes, dan lain-lain. 3 Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Desa Siaga dan UKBM yang ada. 4 Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Desa Siaga secara teratur dan lestari.

b. Tim Penggerak PKK

1 Berperan aktif dalam pengembangan dan menyelenggarakan UKBM di Desa Siaga Posyandu,Pokesdes, Posbindu, dan lain-lain Universitas Sumatera Utara 2 Menggerakkan masyarakat untuk mengelola, menyelenggarakan dan memanfaatkan UKBM yang ada. 3 Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dalam rangka menciptakan kadarzi dan PHBS.

c. Tokoh Masyarakat

1 Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Desa Siaga 2 Menaungi dan membina kegiatan Desa Siaga 3 Menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan Desa siaga.

d. Organisasi KemasyarakatanLSM Dunia Usaha Swasta

1 Berperan aktif dalam penyelenggaraan Desa Siaga. 2 Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pengembangan dan penyelenggaraan Desa Siaga. 3 Organisasi-organisasi masyarakat seperti karang taruna, remaja mesjid, dan lain- lain yang giat membina desa, diharapkan dapat mengintegrasikan atau mengkoordinasikan kegiatan-kegiatannya dalam rangka pengembangan Desa Siaga.

2.5. Landasan Teori

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi dari teori yang dikemukan oleh Notoatmodjo 2009, penelitian Subagyo 2008, dan BPKB Jawa Timur 2008. Universitas Sumatera Utara Menurut Notoatmodjo 2009, mengemukan bahwa keberhasilan suatu institusi atau organisasi salah satunya ditentukan oleh faktor sumber daya manusia karyawan atau tenaga kerja, kualitas sumber daya manusia atau karyawan diukur dari kinerja karyawan dan produktivitasnya, maka kinerja bidan dalam mengelola program Desa Siaga merupakan salah satu hal yang penting dalam pengembangan Desa Siaga. Selanjutnya menurut Subagyo 2008, yaitu bahwa ada pengaruh secara signifikan peran pendampingan bidan desa terhadap pengembangan Desa Siaga di Kabupaten Blitar. Menurut BKPB Jawa Timur 2008, peran bidan sebagai pendamping dalam proses pendampingan masyarakat meliputi peran sebagai fasilitator, motivator, dan katalisator.Sebagai fasilitator bidan harus dapat mengarahkan masyarakat desa agar pelaksanaan pengembangan desa siaga tidak menyimpang dari aturan yang telah di tetapkan.Sebagai motivator bidan desa harus dapat menggerakkan seluruh komponen masyarakat untuk berpartisipasi dalam program peningkatan desa siaga dan sebagai katalisator bidan desa harus mampu memberikan stimulus kepada masyarakat desa agar peningkatan desa siaga lebih cepat mencapai tahapan-tahapan desa siaga. Universitas Sumatera Utara 2.6.Kerangka Berpikir Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian Keberhasilan pengembangan desa siaga dapat tercapai karenakerjasama yang baik dari pemerintah dan masyarakat. Dimana saling berkoordinasi antara lain membantu pencapaian program pengembangan desa siaga denganmengadakan penyuluhan dibalai desa tentang pentingnya kesehatan ibuhamil untuk memeriksakan dirinya ke puskesmasposkesdesbidan,pentingnya penimbangan balita setiap bulannya diposyandu sesuaijadwal,pentingnya iuran jimpitan untuk menolong penduduk yangmembutuhkan pertolongan mendadak terutama bagi yang tidak mamputerlihat persentase kunjungan ibu hamil K1,K4 meningkat,menurunnya persentase kasus gizi buruk. Terutama untuk peran dan fungsi bidan desa sebagai motivator, fasilitator dan katalisator dalam pemberdayaan masyarakat yang mandiri dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pencapaian keberhasilan desa siaga. Pencapaian program pengembangan desa siaga ini juga tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Daerah terutama dalam masalah anggaran dan pendanaan, dimana perlu diperhatikan tentang tunjanganinsentif untuk bidan desa dan kader Peran Pendampingan Bidan Desa - Motivator - Fasilitator - Katalisator Pengembangan Desa Siaga Universitas Sumatera Utara agar lebih meningkatkan kinerja, mengadakan pelatihan demi peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta dukungan-dukungan lain yang bersifat teknis. Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian