5.2. Peran Bidan terhadap Keberhasilan Desa Siaga
Peran tenaga kesehatan dalam mewujudkan desa siaga sangat penting, dapat dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara menggalang kemitraan
dengan masyarakat, melibatkan peran aktif masyarakat dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi dengan mempertimbangkan potensi masyarakat serta
sumber-sumber yang tersedia di masyarakat. Menurut Notoatmodjo 2009, bahwa keberhasilan suatu institusi atau
organisasi salah satunya ditentukan oleh faktor sumber daya manusia karyawan atau tenaga kerja, kualitas sumber daya manusia atau karyawan diukur dari kinerja
karyawan dan produktivitasnya, maka kinerja bidan dalam mengelola program Desa Siaga merupakan salah satu hal yang penting dalam pengembangan Desa Siaga.
Peran utama seorang pendamping adalah menjadi pemandu proses. Bidan selalu mencoba proses yang terbuka, inklusif, dan adil sehingga setiap individu
berpartisipasi secara seimbang. Peran pendamping juga menciptakan ruang aman dimana semua pihak bisa sungguh-sungguh berpartisipasi. Pendamping mempunyai
tanggung jawab untuk menciptakan, mengkondisikan iklim kelompok yang harmonis, serta memfasilitasi terjadinya proses saling belajar dalam kelompok.
Bidan desa yang berada di wilayah Langsa Kota telah berperan aktif sebagai pendamping hal ini seperti yang dikatakan oleh Camat Langsa Kota bahwa peran
bidan dalam memberdayakan masyarakat sangat bagus, mereka bertugas selama 24 jam dan harus siap ada di desa.Hal yang sama dinyatakan oleh Kepala Puskesmas
Langsa Kota tentang peran bidan desa sangat penting, karena bidan yang berperan
Universitas Sumatera Utara
dalam membina desa sehingga terbentuk kader – kader di desa, sehingga akan lebih mudah kebutuhan pelayanan kesehatan di masyarakat, karena bidan desa yang paling
pertama menerima laporan dari masyarakat, kemudian laporan tersebut diteruskan bidan desa ke Puskesmas.
Hasil yang dilakukan oleh Tim Pengkajian Koperasi dan UKM 2006 menunjukkan bahwa peran tenaga pendampingan dalam melakukan fasilitasi,
motivasi dan katalisasi, dan faktor yang paling berpengaruh adalah fasilitasi yang dilakukan pendamping. Berdasarkan hal tersebut, sesuai menurut Dwilaksono 2006
bahwa peran tenaga pendamping memberikan pengaruh kepada kesiapan desa siaga. Dasimah 2010 mengatakan bahwa dengan adanya bidan bekerjasama dengan
kader melalui promosi kesehatan dan penyuluhan maka lambat laut masyarakat sadar akan pelayanan kesehatan didaerahnya, serta melaluipelayanan yang ramah dan
bekerja dengan hati dapat menarik masyarakatuntuk memeriksakan kesehatannya pada fasilitas kesehatan dan tenagakesehatan yang ada, evaluasi kegiatan tersebut
dilihat dari hasilkunjungan masyarakat keposkesdes meningkat dan berjalannya dana sehat sebagai promosi kesehatan yang murah dan berkualitas denganmenggunakan
obat generik sehingga masyarakat dapat berobat gratisdengan membawa kartu anggota serta dapat meningkatkan programpemerintah dengan
mensosialisasikan.penyuluhan tentangperbedaan dan keunggulan obat generik. Menurut bidan, kegiatan masyarakat yang pernah dilakukan bersama dengan
kader seperti pemberian obat gratis
yang dananya berasal dari sumbanganmasyarakat.Pengakuan yang sama sikatakan oleh kepala desageuchik
Universitas Sumatera Utara
bahwa kader juga menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan tupoksi, serta berperan secara aktif dalam kegiatan - kegiatan yang berhubungan dengan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Promosi kesehatan sangat penting untuk memberikan pemahaman dan
pengetahuan awal kepada masyarakat untuk menanamkan secara khusus nilai-nilai budaya siap antar jaga dalam menjaga kesehatan ibu hamil serta kesehatan
masyarakat pada umumnya.
5.3. Sosialisasi Desa Siaga