Tujuan Penempatan Bidan di Desa

Menurut Kusrini 2012, yang mengutip Depkes RI 2000, bidan di desa adalah bidan yang ditempatkan, diwajibkan tinggal serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya. Bidan di desa merupakan salah satu fasilitas penunjang dan jaringan pelayanan puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan di tingkat desa, sehingga bidan di desa adalah satu sumber daya manusia yang dimiliki sebuah desa.

2.1.3. Maksud Penempatan Bidan di Desa

Maksud dilaksanakannya penempatan bidan di desa menurut Depkes RI adalah sebagai berikut : a. Mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu AKI b. Menurunkan tingkat fertilitas, sehingga menurunnya AngkaKematian Ibu AKI dan meneruskan penurunan Angka KematianBayi AKB c. Merupakan upaya untuk memperluas jangkauan kualitaspelayanan kesehatan ibu dan anak disamping untuk mendekatkanpelayanan kesehatan lainnya.

2.1.4. Tujuan Penempatan Bidan di Desa

a. Meningkatnya cakupan mutu dan pemerataan jangkauanpelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatannifas, kesehatan bayi dan anak balita serta pelayanan dankonseling pemakaian kontrasepsi serta Keluarga Berencana KB melaluiupaya strategis antara lain melalui Posyandu dan Pokesdes. b. Terjaringnya seluruh kasus resiko tinggi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifasdan bayi baru lahir untuk mendapatkan penanganan yang memadaisesuai kasus dan rujukannya. Universitas Sumatera Utara c. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembinaanKesehatan Ibu dan Anak KIA di wilayah kerjanya. d. Meningkatnya perilaku hidup sehat pada ibu, keluarga danmasyarakat yang mendukung dalam upaya penurunan AKI dan AKB. Kebijakan penempatan tersebut diharapkan para bidan di desadapat mengarahkan kegiatannya sesuai dengan maksud dan tujuanbekerja secara efektif dan efesien para bidan di desa diharapkanmampu memberikan kontribusi yang nyata dalam upaya penurunanangka kematian ibu dan kematian bayi. Seperti diketahui kinerja merupakan akumulasi usaha daribeberapa faktor bukan saja faktor sumber daya manusia. Tingkat kinerja tenaga kesehatan secara makrodapat diketahui dengan mempelajari beberapa indikator upaya pelayanan kesehatan . Indikator kinerja ini bersifat tidak langsungdan banyak dipertanyakan apakah cukup sahih dengan hanyamenggunakan indikator sumber daya untuk melihat kinerja, meskipundemikian indikator makro masih dapat digunakan untuk melihatgambaran tingkat kinerja Ilyas, 2001, adapun indikator kinerja makro pelaksanaankegiatan yang dilakukan bidan di desa adalah : 1. Kegiatan yang berhubungan dengan upaya penurunan AngkaKematian Ibu AKI. Kegiatan yang termasuk dalam kelompok inimerupakan prioritas utama dan meliputi : a Pemeriksaan ibu hamilpelayanan antenatal standar, termasukpengenalan dini tanda dan gejala kehamilan berisiko, konselingsesuai risiko, konseling gizi dan konseling Keluarga Berencana KB pasca persalinan. Universitas Sumatera Utara b Pertolongan persalinan yang aman, termasuk pengenalan dinitanda dan gejala persalinan yang membahayakan jiwa ibu danjaninbayi dan rujukannya. c Perawatan nifas terutama pasca persalinan, termasukpengenalan dini tanda bahaya dan rujukannya. d Penanganan kehamilan berisiko dan rujukannya. e Pertolongan pertama pada keadaan gawat darurat kebidanandan rujukannya. f Pembinaan dukun bayi dalam pertolongan persalinan,pengenalan faktor risiko dan keadaan bahaya pada kehamilanserta persalinan. g Pelayanan dan konseling KB serta pertolongan pertama padaefek samping sesuai kewenangan. 2. Kegiatan yang berhubungan dengan upaya penurunan AngkaKematian Bayi AKB, kegiatan yang termasuk ke dalam kelompokini adalah : a Perawatan bayi baru lahir. b Penanganan neonatus berisiko, khususnya Berat Badan Lahir RendahBBLR dan tetanusneonatorum serta rujukannya. c Pertolongan pertama pada keadaan gawat darurat neonatal. d Pelayanan kesehatan bayi, anak balita dan prasekolahtermasuk imunisasi dasar dan pemantauan tumbuh kembanganak. e Pertolongan pertama pada kesakitan yang sering ditemukanpada balita atau menjadi masalah kesehatan setempat misalnyaInfeksi Saluran Nafas Atas ISPA, diare, kecacingan, malaria di daerah endemis,pencegahan gondok di daerah endemis. Universitas Sumatera Utara f Penyuluhan dan konseling kesehatan bayi dan anak balita. 3. Kegiatan manajerial program KIA dan upaya pendukungnya,kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini adalah : a. Pendataan sasaran kesehatan ibu dan anak. b. Pencatatan kelahiran dan pencatatan kematian ibu dan bayiserta pelacakannya untuk melakukan otopsi verbal maternalperinatalneonatal. c. Pemantauan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak diwilayah desa dengan menggunakan Pemantauan Wilayah Setempat-Kesehatan Ibu dan Anak PWS-KIA. d. Penggunaan format pencatatan dan pelaporan kesehatan ibudan anak meliputi: register kohort ibu dan bayi, Kartu Menuju Sehat KMS ibu hamildan KMS balita, e. Pencatatan hasil pemeriksaanpelayanan perorangan, misalnyakartu pemeriksaan ibu hamil, kartu persalinan, Otopsi verbalmaternal- perinatalneonatal dan format pelaporan yang berlakuuntuk program Kesehatan Ibu dan Anak KIA. f. Penggerakan dan peningkatan peran serta masyarakat dalamprogram KIA yang meliputi : pembinaan dukun bayi dan kaderdalam hal : pertolongan persalinan serta kewajibannya untuklapor pada petugas kesehatan, pengenalan kehamilan danpersalinan berisiko, perawatan bayi baru lahir, khususnyaperawatan tali pusat dan pemberian Air Susu IbuASI ekslusif, pengenalanneonatus berisiko, khususnya Berat Badan Lahir Rendah BBLR Universitas Sumatera Utara dan tetanus neonatorumserta pertolongan pertamanya sebelum ditangani oleh petugaskesehatan, pelaporan persalinan dan kematian ibu serta bayi,penyuluhan bagi ibu hamil gizi, perawatan payudara, tandabahaya dan penyuluhan KB. g. Pengembangan dan pembinaan wahanaforum peran sertamasyarakat, misalnya : Posyandu, Kelompok Peminat KesehatanIbu dan Anak KP- KIA, Pokesdes dan dasa wisma. h. Pendekatan kepada pamong dan tokoh setempat untukmendapatkan dukungan dalam pelayanan kesehatan ibu dananak termasuk keluarga berencana di wilayah desa. 2.2. Peran Pendampingan Bidan Desa 2.2.1.Pengertian Pendampingan