berpengaruh. Seorang katalisator akan membantu anggota tim lain untuksaling mendukung dan memberi semangat.
Pendamping dalam hal ini dapat dengan melakukan aktivitas sebagai penghubung antara kelompok pendampingan dengan lembaga di luar kelompok
maupun lembaga teknis lainnya, baik lembaga teknis pelayanan permodalan maupun pelayanan keterampilan berusaha dalam rangka pengembangan jaringan.
2.3. Pengembangan Desa Siaga 2.3.1. Definisi Desa Siaga
Desa Siaga ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI dengan nomor 564MenkesSKVIII2006 pada tanggal 2 Agustus 2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga yang menggambarkan kegiatan menyeluruh dari berbagai aspek yang terkait dengan kesehatan masyarakat sampai pada
kesiapsiagaan bencana dan kegawatdaruratan yang mungkin akan terjadi di desa. Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah Desa
dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang- kurangnya sebuah Pos Kesehatan DesaPoskesdes Depkes RI, 2007.
2.3.2. Tujuan Desa Siaga
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
seperti kurang gizi, penyakit menular, kejadian bencana dan lain-lain. Tujuan utama pengembangan Desa Siaga adalah untuk memeratakan pelayanan kesehatan dasar
kepada masyarakat. Untuk itu perlu adanya upaya kesehatan yang berbasis masyarakat agar upaya kesehatan lebih tercapai accessible, lebih terjangkau
affordable serta lebih berkualitas quality. Secara spesifik Departemen Kesehatan juga telah menetapkan tujuan khusus
yang ingin dicapai dan terbentuknya desa siaga, meliputi : a. Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong
dirinya di bidang kesehatan, b. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadaprisiko
dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bencana,wabah penyakit, kegawat-daruratan, dan sebagainya
c. Meningkatnya dukungan dan peran aktif para stakeholders dalam mewujudkan kesehatan masyarakat desa.
d. Meningkatnya masyarakat desa yang melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS Depkes RI, 2006.
2.3.3. Indikator Pengembangan Desa Siaga
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529MENKESSKX2010 kriteria desa siaga meliputi :
1. Adanya forum desakelurahan 2. Adanya Kader Pemberdayaan Masyarakat KPMKader Kesehatan
3. Kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar
Universitas Sumatera Utara
4. Posyandu dan UKBM lainnya aktif 5. Dukungan dana untuk kegiatan kesehatan di desa dan kelurahan :
- Pemerintah Desa dan Kelurahan - Masyarakat
- Dunia usaha 6. Peran serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
7. Peraturan Kepala Desa atau peraturan BupatiWalikota 8. Pembinaan Pola Hidup Bersih dan Sehat PHBS di rumah tangga.
Disebutkan pula ada 4 tingkatan desa siaga, yaitu: 1.
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Pratama, yaitu desakelurahan yang : a.
Sudah memiliki Forum Masyarakat DesaKelurahan, tetapi belum berjalan. b.
Sudah memiliki KPMkader kesehatan DesaKelurahan Siaga Aktif minimal 2 orang.
c. Sudah ada kemudahan Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
dasar yang memberikan pelayanan setiap hari. d.
Sudah memiliki Posyandu, tetapi UKBM lainnya tidak aktif. e.
Sudah ada dana untuk pengembangan DesaKelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa atau kelurahan tetapi belum ada sumber dana
lainnya. f.
Ada peran aktif dari masyarakat namun belum ada peran aktif organisasi kemasyarakatan dalam kegiatan DesaKelurahan Siaga Aktif.
Universitas Sumatera Utara
g. Belum memiliki peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang melandasi
dan mengatur pengembangan DesaKelurahan Siaga Aktif. h.
Kurang dari 20 persen rumah tangga di DesaKelurahan mendapat pembinaan PHBS.
2. Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Madya, yaitu desakelurahan yang :
a. Sudah memiliki Forum Masyarakat Desa dan Kelurahan yang berjalan, tetapi
belum secara rutin setiap triwulan b.
Sudah memiliki Kader Pemberdayaan Masyarakatkader kesehatan desa dan kelurahan siaga aktif antara 3-5 orang.
c. Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar
yang memberikan pelayanan setiap hari. d.
Sudah memiliki Posyandu dan 2 dua UKBM lainnya yang aktif. e.
Sudah mengakomodasi dana untuk pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif dalam anggaran pembangunan desa atau kelurahan serta satu sumber
dana lainnya baik dari masyarakat ataupun dunia usaha. f.
Sudah ada peran aktif masyarakat dan peran aktif dari satu ormas dalam kegiatan desa dan kelurahan siaga aktif.
g. Sudah memiliki peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang melandasi dan
mengatur pengembangan desakelurahan siaga aktif, tetapi belum direalisasikan.
h. Minimal 20 rumah tangga di desa dan kelurahan mendapat pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS.
Universitas Sumatera Utara
3. Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Purnama, yaitu desa dan kelurahan yang :
a. Sudah memiliki Forum Masyarakat Desa dan Kelurahan yang berjalan
secara rutin setiap triwulan. b.
Sudah memiliki kader Pemberdayaan Masyarakatkader kesehatan desa dan kelurahan siaga aktif antara 6-8 orang.
c. Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar
yang memberikan pelayanan setiap hari. d.
Sudah memiliki Posyandu dan 3 tiga UKBM lainnya yang aktif. e.
Sudah mengakomodasi dana untuk pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa atau kelurahan serta
mendapat dukungan dana dari masyarakat dan dunia usaha. f.
Sudah ada peran aktif masyarakat dan peran aktif dari dua ormas dalam kegiatan desa dan kelurahan siaga aktif.
g. Sudah memiliki peraturan formal tertulis di tingkat desa atau kelurahan
yang melandasi dan mengatur pengembangan desakelurahan siaga aktif. h.
Minimal 40 rumah tangga di desa dan kelurahan mendapat pembinaan PHBS.
4. Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Mandiri, yaitu desa dan kelurahan yang :
a. Sudah memiliki Forum Masyarakat DesaKelurahan yang berjalan secara
rutin setiap bulan.
b. Sudah memiliki Kader Pemberdayaan Masyarakatkader kesehatan
desakelurahan siaga aktif lebih dari 9 orang.
Universitas Sumatera Utara
c. Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar
yang memberikan pelayanan setiap hari.
d. Sudah memiliki Posyandu dan memiliki lebih dari 4 empat UKBM lainnya
yang aktif dan berjenjang.
e. Sudah mengakomodasi dana untuk pengembangan desa dan kelurahan siaga
aktif dalam anggaran pembangunan desa atau kelurahan serta mendapat
dukungan dana dari masyarakat dan dunia usaha.
f. Sudah ada peran aktif masyarakat dan peran aktif lebih dari 2 dua ormas
dalam kegiatan desa dan kelurahan siaga aktif.
g. Sudah memiliki peraturan formal tertulis di tingkat desa atau kelurahan
yang melandasi dan mengatur pengembangan desakelurahan siaga aktif.
h. Minimal 70 rumah tangga di desa dan kelurahan mendapat pembinaan
PHBS.
Pramudho K,2009 dalam paparannya mengenai Desa Siaga Sebagai Basis Menuju Masyarakat Sehat di Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan Gizi,
mengungkapkan ada tujuh komponen dan desa siaga meliputi : sumber daya, Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat UKBM, kesiapsiagaan dan penanggulangan
kegawatdaruratan dan bencana, surveilans berbasis masyarakat, pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat, keluarga sadar gizi Kadarzi serta
Perilaku Hidup Bersih dan SehatPHBS. Lebih lanjut Pramudho,K 2009 menjelaskan hal-hal yang menjadi knitenia pengembangan suatu desa menjadi desa
siaga, jika :
Universitas Sumatera Utara
a. Memiliki pelayanan kesehatan dasar, seperti puskesmas atau puskesmas pembantu, namun bagi desa yang belum memiliki akses puskesmas puskesmas
pembantu, maka dikembangkan Pos Kesehatan Desa Poskesdes, b. Memiliki berbagai Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat UKBM
sesuai kebutuhan masyarakat setempat, seperti Pos Pelayanan Terpadu posyandu, Pondok Bersalin Desa Polindes, Pos Pembinaan Terpadu
Posbindu, Klinik DesaBalai Pengobatan Desa dan lain-lain, c. Memiliki sistem surveilans yang berbasis masyarakat untuk memantau kejadian
penyakit yang muncul di masyarakat desa dan tanggap terhadap faktor-faktor risiko yang berpotensi munculnya suatu penyakit atau menyebarnya suatu
penyakit di desa tersebut, sehingga dengan cepat dan tepat dapat ditanggulangi secara mandiri,
d. Memiliki sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawat-daruratan dan bencana berbasis masyarakat. Kemampuan ini perlu dukungan dan Pemerintah
Daerah setempat, lintas sektor terkait atau pelayanan kesehatan terdekat seperti rumah sakit setempat,
e. Masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS. Sasaran PHBS ini mulai dari balita, remaja, ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia
subur, sampai dengan usia lanjut, f. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat. Pengumpulan dana
dapat benupa iuran, sumbangan, jimpitan, arisan, penyisihan hasil usaha, dana sosial keagamaan zakat, infaq, shodaqoh, wasiat, hibah, waris, dan lain-lain,
Universitas Sumatera Utara
g. Memiliki lingkungan yang sehat.
2.3.4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengembangan Desa Siaga