Keuntungannya tidak hanya dari segi modal dan biaya, tetapi juga dari segi konservasi lingkungan dan keragaman hayati serta mempunyai nilai positif
terhadap perbaikan kondisi hidrologi pada daerah aliran sungai. Kelemahan dari kebun karet adalah produktivitasnya rendah sehingga menjadi hambatan untuk
pengembangan di masa depan, karena petani akan lebih memilih jenis tanaman atau usaha yang lebih menguntungkan Joshi dkk, 2001.
B. Jenis Agroforestri
Pola agroforestri dapat dikelompokkan menjadi dua kategori utama, yakni sistem agroforestri sederhana dan sistem agroforestri kompleks. Kedua tipe ini
berasal dari dua konsepsi yang berbeda dan membutuhkan pendekatan yang berbeda pula Foresta dkk, 2000.
B. 1 Sistem Agroforestri Sederhana
Sistem agroforestri sederhana adalah suatu sistem pertanian dimana pepohonan ditanam secara tumpang sari dengan satu atau lebih tanaman
semusim. Pepohonan bisa ditanam sebagai pagar mengelilingi petak lahan tanaman pangan, secara acak dalam petak lahan, atau dengan pola lain misalnya
berbaris dalam larikan sehingga membentuk lorongpagar Hairiah dkk, 2002. Foresta dkk 2000, menyatakan bahwa sistem agroforestri sederhana
adalah perpaduan-perpaduan konvensional yang terdiri atas sejumlah kecil unsur, menggambarkan apa yang kini dikenal dengan sebagai skema agroforestri klasik.
Dari sudut penelitian dan persepsi berbagai lembaga yang menangani agroforestri, tampaknya sistem agroforestri sederhana menjadi perhatian utama. Biasanya
perhatian terhadap perpaduan tanaman itu menyempit menjadi satu unsur pohon
Universitas Sumatera Utara
yang memiliki peran penting seperti kelapa, karet, cengkeh, jati dan lain-lain atau memiliki peran ekologi seperti dadap dan petai cina dan sebuah unsur
tanaman musiman misalnya padi, jagung, sayur mayur, rerumputan, dan atau jenis tanaman lain seperti pisang, kopi, kakao dan sebagainya yang juga memiliki
nilai ekonomi.
B. 2 Sistem Agroforestri Kompleks
Sistem agroforestri kompleks atau singkatnya agroforest, adalah sistem- sistem yang terdiri dari sejumlah besar unsur pepohonan, perdu, tanaman
musiman, dan atau rumput. Penampakan fisik dan dinamika di dalamnya mirip dengan ekosistem hutan alam primer atau sekunder. Sistem agroforestri kompleks
bukanlah hutan-hutan yang ditata lambat laun melalui transformasi ekosistem secara alami, melainkan merupakan kebun-kebun yang ditanam melalui proses
perladangan. Kebun-kebun agroforest dibangun pada lahan-lahan yang sebelumnya dibabati kemudian ditanami dan diperkaya. Dalam kondisi
terbatasnya lahan karena ledakan jumlah penduduk dan perluasan konsesi penebangan hutan dan transmigrasi serta hutan tanaman industri, lahan yang
masih tersisa kebanyakan sudah berupa agroforest Foresta dkk, 2000.
B. 2. 1 Agroforest Karet Kebun Karet Campuran