D. 3 Jenis Interaksi Pohon-Tanah-Tanaman Semusim
Menurur Hairiah dkk 2002, pada prinsipnya ada tiga macam interaksi di dalam sistem agroforestri, yaitu :
a. Interaksi positif complimentarity = saling menguntungkan : bila
peningkatan produksi satu jenis tanaman diikuti oleh peningkatan produksi lainnya.
b. Interaksi netral : bila kedua tanaman tidak saling mempengaruhi,
peningkatan produksi produksi tanaman semusim tidak mempengaruhi produksi pohon atau peningkatan produksi pohon tidak mempengaruhi
produksi tanaman semusim. c.
Interaksi negatif kompetisipersaingan = saling mempengaruhi : bila peningkatan produksi satu jenis tanaman diikuti oleh penurunan produksi
tanaman lainnya, ada kemungkinan pula terjadi penurunan produksi keduanya.
D. 4 Kondisi Tajuk Crown Form dan Kompetisi Cahaya Ruang TajukCrown Position
Secara fisiologis cahaya mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung. Pengaruh cahaya pada metabolisme secara langsung melalui
fotosintesis, serta secara tidak langsung melalui pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Proses perkembangan yang dikendalikan oleh cahaya ditemui pada
semua tahap pertumbuhan dan perkecambahan biji sampai pertumbuhan plumula hingga respon tropik dari batang dan orientasi daun, dan akhirnya pada induksi
bunga Dwidjoseputro, 1994.
Universitas Sumatera Utara
Selain terjadi ketergantungan, di dalam hutan akan terjadi pula persaingan antar anggota-anggota yang hidup saling berdekatan, misalnya persaingan dalam
perebutan unsur-unsur hara, air, sinar matahari ataupun tempat tumbuh. Persaingan ini tidak hanya terjadi pada tumbuhan saja, tetapi juga pada binatang.
Hutan merupakan suatu ekosistem natural yang telah mencapai keseimbangan klimaks dan merupakan komunitas tetumbuhan paling besar yang mampu pulih
kembali dari perubahan-perubahan yang dideritanya, sejauh tidak melampaui batas-batas yang dapat ditoleransi Arief, 2001.
Pada umumnya masyarakat hutan mengadakan suatu persaingan antar beberapa
jenis pohon,
dimana pohon
yang kuat
pertumbuhannya akan
mendominasi kehidupan
di hutan
tersebut. Pada
umumnya, pohon-pohon besar dan tinggilah yang akan memenangkan persaingan
tersebut. Misalnya di hutan hujan rain forest akan berkembang jenis- jenis Shorea meranti yang menghasilkan dari jenis tumbuhan hutan
Soerianegara dkk, 1967 dalam Lahjie, 2000. Pohon-pohon pada tajuk atas terbuka terhadap cahaya matahari yang kuat
suhu yang tinggi, dan angin cukup besar. Lebih banyak jenis yang menyesuaikan diri untuk hidup di dalam tajuk utama daripada mencapai lapisan yang menjulang
tinggi Whitmore, 1984 dalam Mackinnon, 2000. Klasifikasi pohon atau tajuk di Amerika Serikat mempunyai lima kelas
meskipun definisi antar kelas kurang tajam sehingga cenderung menimbulkan kelas-kelas lain pada zona transisi kodominan rendah atau intermediate tinggi
untuk beberapa maksud. Klasifikasi pohon dan tajuk menurut Kraft dalam Daniel, Helms dan Baker 1986, kelima kelas adalah tersebut, sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Pohon dominan D. Tajuk pohon dominan tumbuh meninggi agak di atas tingkat kanopi yang umum sehingga terbuka terhadap cahaya penuh dari atas
dan sedikit banyak dari samping. Kadang-kadang pada tegakan seumur tetapi jauh lebih sering pada tegakan yang tidak seumur atau tegakan tipe cadangan
pohon dominan yang paling besar, karena tidak ada persaingan dari samping dengan kodominan, tumbuh menjadi kasar, bercabang besar dan banyak, dan
tajuk meluas sehingga disebut pohon serigala dan merupakan anggota tegakan yang tidak diinginkan.
2. Pohon kodominan C. Pohon ini tidak setinggi pohon dominan. Tajuknya menerima cahaya dari atas, tetapi pohon ini terkepung dari samping oleh
pohon dominan sampai tingkat tertentu. Pohon-pohon itu seperti pohon dominan dan bersama-sama pohon dominan menyusun kanopi utama tegakan.
3. Pohon intermediate I. Tajuknya menempati posisi yang lebih rendah dan mengalami kompetisi dari samping yang tajam dari kedua kelas tajuk
terdahulu, walaupun pohon ini menerima sedikit cahaya langsung dari atas melalui lubang-lubang kanopi.
4. Pohon tertekan S. Pohon-pohon ini merupakan anggota komunitas hutan yang tertekan yang tidak menerima cahaya dari atas. Eksistensinya diperoleh dari
sifat baik cahaya yang yang diterima melalui kanopi atau cahaya yang diterima melalui beberapa lubang yang kebetulan terbuka. Pohon-pohon ini
biasanya lemah dan tumbuh lambat. 5. Pohon mati
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Stratifikasi Tajuk Pohon Sumber : USDA, 2006 Metode persaingan tajuk dikembangkan untuk memberikan data jumlah
ruang tumbuh maksimal yang dapat digunakan oleh pohon dan data keperluan pohon minimal untuk mempertahankan tempatnya dalam tegakan. Pohon yang
tumbuh terbuka Open Grown harus digunakan untuk mengumpulkan data proyeksi luas tajuk vertikal dengan diameter pohon. Hal ini demikian karena
hanya dengan pohon yang tumbuh terbuka hubungan luas tajuk dengan setiap diameter setinggi dada tidak dipengaruhi oleh persaingan. Luas tajuk ditemukan
berhubungan erat dengan diameter setinggi dada, dan hubungan itu hampir konstan pada suatu jenis tanpa memandang tempat tumbuh dan umur. Terdapat
perbedaan yang sangat nyata dalam hubungan diameter tajuk dengan diameter setinggi dada antara Picea dan jenis daun lebar, perbedaan nyata antara Carya dan
Quercus rubra tetapi tidak ada perbedaan nyata antara Quercus. Dengan demikian suatu pohon dengan ruang tak terbatas tidak dapat menempati lebih daripada
luas maksimal tertentu yang sebanding dengan diameter setinggi dadanya Daniel, Helms dan Baker, 1986.
Universitas Sumatera Utara
E. Syarat Tumbuh Botani Karet Hevea brasiliensis Muell