Tabel 2.4. Zona Agroklimat Schmidth-Fergusson
Tipe Iklim Schmidth-Fergusson Zona Agroklimat
A Hutan hujan tropis
B Hutan hujan tropis
C Hutan dengan jenis tanaman yang
mampu menggugurkan daunnya dimusim kemarau
D Hutan musim
E Hutan savana
F Hutan savana
G Padang ilalang
H Padang ilalang
2.2. Proses Pembentukan Hujan
2.2.1 Ukuran Partikel Awan
Tetes air terbentuk pada inti-inti kondensi dari berbagai tipe dan ukuran Pertikel awan tetes air yang ada di dalam atmosfer dibedakan dalam tiga golongan berdasarkan
ukurannya yaitu : •
Inti biasa, dengan garis tengah 0,1 μ
• Inti sedang, dengan garis tengah 0,1 – 1,0
μ •
Inti besar, dengan garis tengah 1,0 μ
Inti besar jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan inti sangat besar dan memegang peranan dalam pembentukan awan. Konsentrasi inti kondensasi di atas daratan umunya
lebih rapat dari pada di atas lautan, sehingga partikel-partikel diatas lautan memiliki ukuran yang lebih besar.
Partikel awan di atas daratan rata-rata bergaris tengah 2-10 μ , sedangkan di atas lautan
Universitas Sumatera Utara
berkisar antara 3 -22 μ . Inti-inti kondensasi sangat besar yang terdiri dari inti-inti garam
dapat membentuk partikel atau tetes air dengan garis tengah antara 20 – 30 μ , dan
konsentrasinya umumnya hanya satu inti tiap satu liter udara yang ditemui baik di atas daratan maupun di atas lautan.
Tetes air ini untuk dapat jatuh dari dasar awan harus mencapai ukuran tertentu, sehingga arus udara naik tidak dapat menahan lagi berat tetes air tersebut. Ukuran yang sesuai
untuk dapat jatuh sebagai hujan adalah sekitar 100 μ dan menghasilkan kecepatan akhir 1
meter per detik.
2.2.2 Pertumbuhan Partiket Awan
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan partikel awan, diantaranya adalah kelembaban udara disekitarnya, tegangan permukaan, sifat inti kondensasinya,
dan cepatnya pemindahan panas latent ke dalam udara sekitarnya. Pada saat permulaan, proses kondensasi pada inti-inti berlangsung sangat cepat sampai
pada suatu ukuran yang dapat dilihat dalam sekejap mata, kemudian proses selanjutnya akan belangsung secara perlahan. Dan hasil proses kodensasi sendiri, tidak akan
menghasilkan tetes-tetes air yang garis tengahnya bisa melebihi 30 μ Dengan demikian,
untuk mengetahui terjadinya tetes-tetes air yang lebih besar di dalam awan dapat diterangkan dengan metode benturan dan penggabungan diantara tetes-tetes air yang
ada.
2.2.3 Mekanisasi Proses Penggabungan