berkisar antara 3 -22 μ . Inti-inti kondensasi sangat besar yang terdiri dari inti-inti garam
dapat membentuk partikel atau tetes air dengan garis tengah antara 20 – 30 μ , dan
konsentrasinya umumnya hanya satu inti tiap satu liter udara yang ditemui baik di atas daratan maupun di atas lautan.
Tetes air ini untuk dapat jatuh dari dasar awan harus mencapai ukuran tertentu, sehingga arus udara naik tidak dapat menahan lagi berat tetes air tersebut. Ukuran yang sesuai
untuk dapat jatuh sebagai hujan adalah sekitar 100 μ dan menghasilkan kecepatan akhir 1
meter per detik.
2.2.2 Pertumbuhan Partiket Awan
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan partikel awan, diantaranya adalah kelembaban udara disekitarnya, tegangan permukaan, sifat inti kondensasinya,
dan cepatnya pemindahan panas latent ke dalam udara sekitarnya. Pada saat permulaan, proses kondensasi pada inti-inti berlangsung sangat cepat sampai
pada suatu ukuran yang dapat dilihat dalam sekejap mata, kemudian proses selanjutnya akan belangsung secara perlahan. Dan hasil proses kodensasi sendiri, tidak akan
menghasilkan tetes-tetes air yang garis tengahnya bisa melebihi 30 μ Dengan demikian,
untuk mengetahui terjadinya tetes-tetes air yang lebih besar di dalam awan dapat diterangkan dengan metode benturan dan penggabungan diantara tetes-tetes air yang
ada.
2.2.3 Mekanisasi Proses Penggabungan
Tetes awan yang terangkat oleh arus udara naik akan terjatuh kembali sedikit ke bawah. Pada kejadian ini, maka tetes-tetes awan yang lebih besar akan jatuh menimpa
Universitas Sumatera Utara
tetes-tetes awan yang lebih kecil di sekitarnya. Tetes air ini baru dapat berbenturan antara satu dengan lainnya apabila garis tengahnya sudah lebih dari sekitar 18
μ. Proses benturan dan penggabungan ini sangat perlu untuk perkembangan hujan dan
awan-awan panas yang suhunya diatas 0 C
dan seluruhnya terdiri dari tetes air. Tetes air juga didapati terjadi dalam awan dingin yang suhunya kurang dari 0° C dan terdiri
dari tetes-tetes air super dingin. Tetes air super dingin ini dapat pula berkernbang besar dalam proses benturan dan penggabungan. Beberapa awan dingin dapat juga
mengandung kristal-kristal es Bayong, T. 2007. 2.3. Hujan
Hujan merupakan jatuhnya hydrometeor yang berupa partikel-partikel air dengan diameter 0.5 mm atau lebih. Jika jatuhnya sampai ketanah maka disebut hujan, akan
tetapi apabila jatuhannya tidak dapat mencapai tanah karena menguap lagi maka jatuhan tersebut disebut Virga. Hujan juga dapat didefinisikan dengan uap yang mengkondensasi
dan jatuh ketanah dalam rangkaian proses hidrologi Sosrodarsono,2003. Hujan merupakan peranan penting dalam
siklus hidrologi . kelembaban dari
laut menguap, berubah menjadi
awan , terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali
ke bumi
, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai
dan anak sungai untuk mengulangi
daur ulang itu semula.
Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan
. Yang dinyatakan sebagai kedalaman
air yang terkumpul pada permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0.25 mm.
Satuan curah hujan menurut SI adalah milimeter
, yang merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi.
Universitas Sumatera Utara
Air hujan sering digambarkan sebagai berbentuk lonjong, lebar di bawah dan menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampir bulat. Air hujan yang besar
menjadi semakin lebar, seperti roti hamburger
; air hujan yang lebih besar berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat berbanding air hujan yang lebih
kecil. Beberapa kebudayaan telah membentuk kebencian kepada hujan dan telah menciptakan
pembagai peralatan seperti payung
dan baju hujan. Banyak orang juga lebih gemar tinggal di dalam rumah pada hari hujan. Biasanya hujan memiliki kadar asam
pH 6. Air
hujan dengan pH di bawah 5,6 dianggap hujan asam
.
2.3.1. Pengertian Hujan