Pemberhentian dari Jabatan Fungsional Perekayasa Batas Usia Pensiun Pembinaan Karier Pejabat Perekayasa

104

6.5.4. Telah selesai menjalani tugas belajar lebih dari 6 enam bulan.

6.5.4.1. Jenjang jabatannya ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit dalam PAK terakhir yang dimilikinya; 6.5.4.2. Pada saat diangkat kembali usianya tidak melebihi batas usia pensiun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 6.5.4.3. Angka Kredit yang diperoleh selama tugas belajar hanya dari unsur Pengembangan Profesi namun tidak terkait dengan tugas akhirthesisdisertasi dan unsur Penunjang saja yang dapat diajukan sebagai penambahan angka kredit; 6.5.4.4. Pengusulan angka kredit untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi atau lebih, dapat dilakukan dalam waktu kurang dari 1 satu tahun;

6.6. Pemberhentian dari Jabatan Fungsional Perekayasa

Diberhentikan tetap dari Jabatan Fungsional Perekayasa apabila : 6.6.1 Atas permintaan sendiri mengajukan Berhenti dari PNS; 6.6.2 Telah mencapai batas usia pensiun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Batas Usia Pensiun pejabat Fungsional Perekayasa; 6.6.3 Atas permintaan sendiri mengajukan berhenti dari jabatan Perekayasa; 6.6.4 Dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai disiplin PNS. Bagi Perekayasa Ahli Madya dan Perekayasa Ahli Utama yang pada saat mengajukan berhenti atas permintaan sendiri usianya telah melebihi 58 lima puluh delapan tahun, langsung diberhentikan sebagai PNS dengan mendapatkan hak-hak kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

6.7. Batas Usia Pensiun

Batas usia pensiun bagi Pejabat Fungsional Perekayasa adalah : 6.7.1. Paling tinggi 65 enam puluh lima tahun bagi Perekayasa Ahli Utama; 6.7.2. Paling tinggi 60 enam puluh tahun bagi Perekayasa Ahli Madya; 6.7.3. 58 lima puluh delapan tahun bagi Perekayasa Ahli Pertama dan Perekayasa Ahli Muda. 105

6.8. Pembinaan Karier Pejabat Perekayasa

Untuk menjamin adanya persamaan persepsi, pola pikir dan tindakan dalam melaksanakan pembinaan Perekayasa, maka BPPT selaku Instansi Pembina Jabatan Fungsional Perekayasa melaksanakan sosialisasi dan fasilitasi kepada pejabat Fungsional Perekayasa. Untuk meningkatkan kemampuan Perekayasa secara profesional sesuai kompetensi jabatan, BPPT selaku instansi pembina melakukan antara lain: 6.8.1. Pengembangan dan penyusunan metodologi, standar dan pedoman teknis kerekayasaan; 6.8.2. Penyusunan pedoman formasi Jabatan Fungsional Perekayasa; 6.8.3. Pengembangan dan penyusunan standar kompetensi Jabatan Fungsional Perekayasa; 6.8.4. Fasilitasi penyusunan dan penetapan kode etik Jabatan Fungsional Perekayasa; 6.8.5. Penetapan kebijakanpembinaan diklat Jabatan Fungsional Perekayasa meliputi penyusunan pedoman diklat, pengembangan kurikulum diklat, bimbingan dan koordinasi penyelenggaraan serta evaluasi diklat Perekayasa; 6.8.6. Penyelenggaraan sertifikasi Perekayasa; 6.8.7. Pengembangan sistem informasi Jabatan Fungsional Perekayasa; 6.8.8. Fasilitasi pembentukan dan pengembangan organisasi profesi Perekayasa; 6.8.9. Fasilitasi penerbitan buletinmajalah profesi yang bergerak di bidang kerekayasaan; 6.8.10. Evaluasi dan fasilitasi pengusulan tunjangan Jabatan Fungsional Perekayasa; 6.8.11. Evaluasi dan monitoring penerapan standar dan kode etik Perekayasa, pedoman teknis kerekayasaan dan administrasi jabatan Perekayasa; 6.8.12. Sosialisasi dan bimbingan penerapan metodologi, standar, pedoman teknis kerekayasaan, kode etik dan organisasi profesi Perekayasa. 106 BAB VII DAFTAR USULAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DUPAK DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT PAK

7.1. Angka Kredit