Kategori Kegiatan Kerekayasaan Kode Etik Perekayasa

11 desain tersebut. Uji sertifikasi dapat dilengkapi dengan hasil uji sertifikasi lainnya yang relevan. 2.3.4. Pengoperasian OperationO suatu produk Perekayasaan adalah kegiatan yang meliputi uji operasional evaluasi, produksi, pemasaran, penjualan serta pelayanan purna jual, modifikasi perawatan untuk tujuan non komersial maupun komersial. Produk Perekayasaan yang dioperasikan dapat berupa produk yang diadakan dari luar institusi yang bersangkutan atau produk sebagai hasil Perekayasaan sendiri. Pengoperasian dilaksanakan secara bersama- sama antara lembaga Perekayasaan dengan Industri dalam arti luas, untuk mengevaluasi hasil produk Perekayasaan tersebut. Kegiatan kerekayasaan secara beruntun ini dikenal dengan singkatan R, D, E O atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan singkatan Litbangyasa dan Operasi. Pada umumnya Perekayasa yang bekerja di Perguruan Tinggi serta di badan-badan litbangyasa melakukan kegiatannya terutama pada R, D, E dan sedikit pada tahap O. Sedangkan Perekayasa yang bekerja di industri lebih menekankan kegiatannya pada D, E dan O. Rangkaian kegiatan lengkap yang beruntun R, D, E dan O dapat mendorong terciptanya kemampuan inovasi dari suatu Badan Penelitian, Pengembangan dan Perekayasaan, Perguruan Tinggi maupun Industri.

2.4. Kategori Kegiatan Kerekayasaan

Sesuai dengan penahapan kegiatan, maka kegiatan kerekayasaan dikategorikan sebagai berikut: 2.4.1. Penelitian Terapan, meliputi: a. Eksplorasi, Survei, Observasi b. Penelitian lanjut teoritikal, eksperimental c. Studi Kelayakan Sistem Teknologi d. Studi Banding Sistem Teknologi 2.4.2. Pengembangan, meliputi: a. Pengembangan Kebijakan Teknologi b. Pengembangan Parametrik Kajian Teknologi c. Desain Konseptual Software SWHardware HW d. Desain Awal SWHW e. Uji laboratorium sub scale Simulasi 12 2.4.3. Perekayasaan, meliputi: a. Desain Rinci SWHW b. Produksi, Perakitan Integrasi Prototip SWHW c. Uji Kinerja Prototip atau Produk Tersertifikasi SWHW d. Audit Teknologi SWHW e. Uji Standardisasi SWHW f. Uji Sertifikasi SWHW 2.4.4. Pengoperasian, meliputi: a. Uji Operasional Evaluasi Produk SWHW b. Produksi, Perakitan Integrasi Produk tersertifikasi SWHW c. Jasa Teknologi Engineering Services SWHW d. Pemasaran dan Penjualan MarketingSales SWHW e. Pengoperasian Rutin Routine Operation SWHW f. Modifikasi Perawatan Maintenance ModificationSWHW Produk perangkat lunak softwareSW adalah produk teknologi yang berwujud maya dan diwujudkan dalam bentuk dokumen, seperti: modelperumusan matematik, konsepsi teknologikebijakan teknologi, algoritma algorithm, konsepsi strategi bisnis, penyelenggaraan pendidikan pelatihan; konsepsi perencanaan program. Produk perangkat keras hardwareHW adalah produk teknologi yang berwujud benda fisik, seperti: unsur article, komponen, benda kerja lengkap terpadu, model, prototipe, produk tersertifikasi serta produk komersial.

2.5. Kode Etik Perekayasa

Mengingat keterbatasan pada diri manusia, dan untuk menghindari penyalahgunaan kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat dan pemerintah Indonesia, serta untuk selalu menjaga dan meningkatkan moral dan kualitas keprofesionalan Pejabat Fungsional Perekayasa, maka diperlukan adanya Kode Etik yang menjadi etika profesi Perekayasa, sebagai berikut: 2.5.1. Perekayasa Indonesia berkewajiban mengembangkan iptek dan meningkatkan keahliannya, serta menjunjung tinggi profesi sebagai seorang yang terpelajar dengan menjaga kebenaran dan kejujuran baik kepada diri sendiri maupun kepada umum sehingga tidak menutupi kelemahan dan atau kekurangannya; 2.5.2. Perekayasa Indonesia wajib bekerja secara terencana, sistematis mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan melaksanakan dengan 13 standar ilmiah yang tinggi, serta bekerja dengan jujur, tekun, teliti, berdisiplin, bersemangat untuk menghasilkan karya yang berkualitas tinggi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan umat manusia; 2.5.3. Perekayasa Indonesia wajib menjunjung tinggi hak, pendapat, atau temuan orang lain, sehingga selalu menjauhi perbuatan tercela, antara lain: mengambil gagasan orang lain dan tindakan plagiat dalam rangka menghormati dan melindungi hak cipta, hak kepemilikan intelektual Perekayasa lain dan atau masyarakat; 2.5.4. Perekayasa Indonesia wajib bersifat terbuka terhadap tanggapan, pendapat, dan kritik yang diberikan oleh Perekayasa lain dan atau masyarakat atas hasil yang dicapainya, menjalin hubungan kerjasama yang harmonis dengan pihak lain, sehingga terjalin budaya kerjasama dalam tim, serta tidak menghalangi atau menghambat upaya pengembangan iptek yang dilakukan oleh pihak lain; 2.5.5. Perekayasa Indonesia wajib berusaha untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman terbaiknya kepada masyarakat guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia; 2.5.6. Perekayasa Indonesia harus berjiwa ‘pioneer’, berorientasi pada peningkatan nilai tambah, mengutamakan keamanan dan keselamatan, serta selalu memikirkan dampak penerapan hasil karyanya terhadap umat manusia dan lingkungan hidup; 2.5.7. Perekayasa Indonesia wajib menjaga dan memanfaatkan semua sumberdaya secara berdaya guna dan berhasil guna; 2.5.8. Perekayasa Indonesia wajib menjaga nama baik profesi keahlian, lembaga tempat kerjanya serta menghindari sikap arogansi intelektual; 2.5.9. Perekayasa Indonesia wajib mentaati Kode Etik Perekayasa Indonesia ini sebagai etika profesinya.

2.6. Majelis Perekayasa