107 program KB kepada masyarakat desa Tirtomulyo dengan penuh
tanggungjawab, dengan melibatkan tokoh masyarakat yang menjadi panutan masyarakat untuk ikut bersama-sama mensosialisasikan program
KB, hal ini dilakukan untuk lebih meyakinkan masyarakat terkait dengan program KB dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Keberhasilan sosialisasi program KB tersebut didasarkan pada a keikutsertaan masyarakat mengikuti kegiatan sosialisasi program KB, b
adanya kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap program KB,yang ditandai dengan penambahan jumlah aseptor KB baru di desa
Tirtomulyo, kecamatan Plantungan, kabupaten Kendal.
3. Keberhasilan pelaksanaan sosialisasi program KB yang dilaksanakan oleh
PPKBD dan Sub PPKBD di desa Tirtomulyo karena adanya dukungan dan keterlibatan, tokoh masyarakat, atau orang-orang yang menjadi
panutan oleh masyarakat dilibatkan dalam pelaksanaan sosialisasi program KB, serta adanya kesiapan dan ketersediaan tenaga medis, selain
itu pula karena adanya dukungan atau ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang ada di desa Tirtomulyo. Di samping
daya dukung keberhasilan pelaksanaan sosialisasi program KB juga ada beberapa
faktor penghambat di dalam pelaksanaan sosialisasi program KB diantaranya adalah: a faktor geografis yang luas dan berbukit, b tingkat
pendidikan masyarakat masih dalam kategori rendah, dan c faktor
ekonomi masyarakat masyarakat yang masih rendah d
yang menghambat
kegiatan sosialisasi
program KB
yaitu pandangan
108 masyarakat tentang banyak anak banyak rejeki,
e. kurangnya tenaga PLKB di kecamatan plantungan kabupaten Kendal.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat diberikan sebagai berikut: 1. Perlunya penambahan jumlah PLKB di tingkat Kecamatan, sehingga
pelayanan dalam menjalankan perannya mensosialisasikan program KB dapat secara optimal.
2. Disaran kepada PPKBD dan Sub PPKBD perlu menyusun perencanaan program yang efektif, efisien, dan tepat guna, artinya bahwa dalam
perencanaan program kegiatan sosialisasi untuk memperhitungkan waktu, biaya, dan tujuan yang ingin dicapai.
3. Pelayanan ulang dan rujukan, menyediakan pil dan kondom untuk para akseptor KB lama dan membantu mengatasi efek samping akibat
pemakaian kontrasepsi serta melakukan rujukan. 4. Kader penyuluh mampu memilih alat-alat peraga atau media penyuluhan
yang dibutuhkan. 5. Kader penyuluh mampu menentukan metode penyuluhan yang akan
dipergunakan sesuai dengan keadaan masyarakat.
109
DAFTAR PUSTAKA
Agus Priyanto. 2012. Komunikasi dan Konseling Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan untuk Perawat dan Bidan.
Jakarta : Salemba Medika. A.G Kartasapoetra. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta : Bumi
Aksara. Andi Prastowo. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Prespektif Rancangan
Penelitian. Yogyakarta: AR-RUZZ-MEDIA.
Anggraini Yetti dan Martini. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Rohima Pres.
Asrifah, 2014, KB Suntik Paling Diminati. Suara Merdeka 3 Juni 2014. Hlm.31.
Ari Sulistyawati. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Alfabeta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal 2013. Kabupaten Kendal Dalam Anggka 2013 Kendal In Figure 2013.
Kendal : BPS. Ban, A.W Van Den dan H.S Hawkins, 1999. Penyuluhan Pertanian.
Yogyakarta: Kanisius. BKKBN. 2009.
Sekilas Informasi tentang Kependudukan dan Program KB Nasional
. Jakarta: BKKBN. ------------ 2009.Istilah dan Pengertian. Jakarta: BKKBN.
------------ 2010. Pedoman Institusi Masyarakat Dalam Program KB Nasional.: Propinsi Jawa Tengah.
-------------- 1986.Pedoman Pembinaan PPKBD, Sub PPKBD dan Kelompok Keluarga Berencana.
Jakarta:BKKBN. ------------ 1994. Panduan Teknik Konseling Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
BKKBN. ----------- 1993. Pedoman Pengelolaan Gerakan BKB. Yogyakarta:BKKBN.
Dani Haryanto dan G. Edwin Nugrohadi. 2011. Pengantar Sosialisasi Dasar. Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya.
110 Departmen Pendidikan Nasional 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Edi Suharto. 2011. Pekerjaan Sosial di Indonesia Sejarah dan Dinamika
Perkembangan . Yogyakarta : Samudra Biru.
Friedman M. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. EGC, Jakarta.
H. Hartomo dan Arnicun Aziz. 2008. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Bumi Aksara. Jabal Tarik Ibrahim, Armand Sudiyono, Harpowo. 2003. Komunikasi dan
Penyuluhan Pertanian. Malang : Bayumedia Publishing.
Komaruddin. 1994. Distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran.
Yogyakarta: BPFE. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP120M. PAN92004.
Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana dan Angka Kreditnya
. Jakarta: BKKBN. Moeleong. Lexy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda
Karya Offset. Nasution. S. 2006. Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.
Noeng, Muhadjir. 2000. Metode Penelitian Kuaitatif. Yogyakarta:Rake Sarasin. Riduwan. 2008. Metode dam teknik menyusun tesis. Bandung: Alfabeta.
Soerjono Soekanto. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar.
Bandung : Raja Granfindo Persada.
Soekidjo Notoatmodjo. 1997. Pengantar Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Andi Yogyakarta.
Sri Handayani
2010. Buku
Ajar Pelayanan
Keluarga Berencana.
Yogyakarta:Pustaka Rihama. Sri Sulistiyani 2010. Kualitas Penyuluh Keluarga Berencana PKB Dalam
Memberikan Informasi di Kabupaten Kota baru Kalimantan Selatan studi evaluatif. Tesis. Universitas Gadjah Mada.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD.Bandung: CV Alfabeta.