27
3.1 Penanganan Pascapanen dan Pengolahan Hasil
Penanganan pascapanen tanaman pangan yang baik dan benar Good Handling PracticesGHP merupakan serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara baik dan benar, dimulai dari panen sampai dengan siap dikonsumsi danatau diolah, meliputi:
pengumpulan, perontokan, pembersihan, pengupasan, sortasi, pengeringan, pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan.
Pengolahan Hasil Pertanian Yang Baik Good Manufacturing Practices GMP merupakan serangkaian kegiatan yang baik untuk
memproduksi suatu produk olahan antara lain mencakup lokasi, bangunan, ruang dan sarana pabrik, proses pengolahan, peralatan
pengolahan, penyimpanan dan distribusi produk olahan, kebersihan dan kesehatan pekerja, serta penanganan limbah dan pengelolaan
lingkungan. Hal tersebut diupayakan untuk dapat mencegah terjadinya kontaminasipencemaran oleh mikro organisme, benda
bahaya isik dan senyawa kimia yang dapat mengganggu atau membahayakan kesehatan manusia dan masyarakat serta menjaga
kesehatan dan keselamatan pekerja. Pengelolaan pascapanen dan pengolahan hasil tanaman
pangan merupakan suatu proses kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan
terhadap kegiatan penanganan pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan, serta penggunaan sumberdaya dalam mencapai
tujuan yang tidak terlepas dari aspek sumberdaya manusia. Pengelolaan yang baik adalah sebagai pondasi bagi
pengembangan setiap organisasi dan unsur yang terlibat langsung meliputi : perencanaan planning, pengorganisasian organizing,
pelaksanaan actuating, dan pengawasan controlling.
28
Pengelolaan pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan diarahkan pada upaya untuk mewujudkan pengembangan
dari hulu hingga industri hilir pada kawasan yang diarahkan untuk mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk olahan baik
produk antara intermediate product maupun produk akhir inal
product agar terjadi peningkatan nilai tambah dan memiliki daya saing produk.
Untuk itu dibutuhkan adanya dukungan Pemerintah berupa fasilitasi sarana pascapanen dan pengolahan tanaman pangan,
sehingga produk tanaman pangan yang dijual tidak hanya dalam bentuk segar namun sudah dalam bentuk produk olahan. Oleh
sebab itu, produk olahan tersebut perlu dilakukan standarisasi produk akhir terutama untuk komoditas yang mempunyai prospek
di pasar luar negeri. Pengembangan unit pengolahan pertanian yang akan
dilaksanakan saat ini melalui pendekatan sistem agribisnis. Pendekatan agribisnis dalam pengembangan kawasan komoditi
tanaman pangan bermakna bahwa kegiatan pertanian pada suatu kawasan agar lebih berorientasi pada keuntungan usaha tani.
Pendekatan agribisnis mensyaratkan adanya keterpaduan antar pemangku kepentingan pertanian yang terdiri dari kalangan bisnis
atau usaha, masyarakat dan Pemerintah. Salah satu indikator dan kriteria keberhasilan di tingkat
kawasan pertanian tanaman pangan adalah meningkatnya aktivitas penanganan pascapanen dan pengolahan hasil serta
nilai tambah produk. Keberadaan aktivitas usaha pascapanen dan pengolahan hasil mencerminkan bahwa kawasan pertanian telah
ada dan terintegrasi dalam sistem dan usaha agribisnis mulai hulu
29
sampai hilir. Peningkatan aktivitas pascapanen dan pengolahan akan meningkatkan eisiensi kerja, kualitas dan nilai tambah dari
produk yang dihasilkan dan dapat diukur dari bertambahnya volume
komoditas yang diolah, bertambahnya jumlah dan jenis usaha pascapanen dan pengolahan produk, meningkatnya penggunaan
alat dan mesin pascapanen dan pengolahan. Pengembangan agroindustri tanaman pangan merupakan
suatu sistem yang terintegrasi mulai dari aspek budidaya on-farm, pascapanen hingga pengolahan off-farm dan pemasaran. Semua
aspek tersebut dilakukan dalam suatu aktivitas yang saling terkait antara seluruh komponen pendukung mulai dari hulu kontinuitas
pasokan bahan baku sampai hilir pengolahan dan akses pemasaran.
Pada saat ini penanganan pascapanen maupun pengolahan hasil tanaman pangan masih belum dilaksanakan secara optimal,
sehingga membutuhkan adanya sentuhan dan perbaikan teknologi dengan turut memperhatikan segi efektivitas, eisiensi, mutu dan
pasar. Untuk mendukung perbaikan teknologi tersebut Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan melalui dana APBN tahun 2016 telah mengalokasikan fasilitasi sarana
pascapanen dan fasilitasi sarana pengolahan hasil tanaman pangan.
3.2. Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil
Pengelolaan pemanfaatan sarana pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan agar dapat berjalan secara
optimal harus memperhatikan beberapa aspek penting yaitu aspek operasional sarananya, manajemen, maupun struktur
kelembagaannya.