Pengertian Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Pascapanen dan Pengelolaan Hasil Tanaman Pangan 2016

11 menatausahakan BMN yang sesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan. 15. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara BMN; 16. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat, atau dari Pemerintah Pusat kepada pihak lain, tanpa memperoleh penggantian. 17. Belanja barang untuk diserahkan kepada Masyarakat atau Pemda adalah belanja barang yang diserahkan kepada masyarakatpemda yang merupakan pengeluaran anggaran belanja Negara untuk diserahkan kepada masyarakatpemda yang dikaitkan dengan tugas dan fungsi strategis pencapaian kinerja suatu satuan kinerja dan tujuan kegiatannya tidak termasuk dalam kriteria belanja sosial. 13 15 2.1. Jenis dan Sumber Pembiayaan 1. Jenis Sarana Jenis sarana pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan secara rinci tertera pada Tabel 1 dan Tabel 2. Untuk Unit Pengolahan Hasil UPH jagung dan kedelai apabila sarana yang dibutuhkan tidak tertera pada Tabel 2 tersebut, maka dapat menyesuaikan dengan kebutuhan poktangapoktan. Jenis sarana pascapanen dan UPH JagungKedelai yang menggunakan mesin engine memiliki Sertiikat Produk Pengguna Tanda Standar Nasional Indonesia SPPT-SNI atau minimal memiliki laporan ujiTest Report yang masih berlaku dari lembaga pengujian yang ditunjuk oleh Kementerian. 2. Sumber Pembiayaan Sumber pembiayaan untuk pengadaan dan penyaluran sarana adalah dari APBN pada DIPA Tugas Pembantuan Provinsi di masing-masing Satker Dinas Pertanian Provinsi. 16 No. Jenis Sarana Volume Awal Revisi I Satuan 1. Combine Harvester Kecil Daya Motor 7,0 kW - 11,0 kW 2300 4016 unit 2. Combine Harvester Sedang Daya Motor 11,1 kW - 31,0 kW 1500 2872 unit 3. Combine Harvester Besar Daya Motor 31,1 kW - 65,0 kW 200 340 unit 4. Power Thresher Padi kapasitas minimal 500 kgjam dengan kelengkapan 2 unit terpal ukuran minimal 6 x 6 m 950 1000 unit 5. Corn Sheller kapasitas 1-3 tonjam dengan kelengkapan 2 unit terpal ukuran minimal 6 x 6 m 2000 6240 unit 6. Unit Pengolahan Hasil UPH Jagung 60 60 paket 7. Unit Pengolahan Hasil UPH Kedelai 30 30 paket 8. Power Thresher Multiguna kapasitas minimal 450 kgjam dengan kelengkapan 2 unit terpal ukuran minimal 6 x 6 m 300 6500 unit 9. DestonerPemisah Batu kapasitas 4-5 ton jam 2 unit 10. Polisher kapasitas 500 - 700 kgjam 22 unit 11. Corn Combine Harvester minimal Daya Motor 45 kw 180 unit 12. Vertical Dryer Padi Kapasitas 30 tonproses 2 2 unit 13. Vertical Dryer Padi Kapasitas 6 tonproses 3 3 unit 14 RMU Kapasitas 1 - 1,5 tonjam 100 100 unit 15 Bangunan RMU 15 unit 16 Vertical Dryer Jagung Kapasitas 6 ton proses 1 1 unit 17 Sarana Pengangkut Hasil Pertanian Roda 3 mesin minimal 200 cc 500 700 unit 18 GudangLantai Jemur Jagung 3 paket Kegiatan dibatalkan, sesuai hasil RDP dengan DPR-RI tanggal 15 Februari 2016 Tabel 1. Jenis Sarana Pascapanen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016 17 Tabel 2. Contoh Sarana Pengolahan Hasil Pada Unit Pengolahan Hasil UPH No. Komoditas Produk Olahan Peralatan 1 Jagung Pati Jagung 1 Bak Perendaman 2 Alat Pemisah Lembaga 3 Alat Penggiling 4 Alat Pengayak 5 Alat Pengemas 6 Alat Press Manual 7 Alat Pengering Tepung Jagung 1 Alat Penepung 2 Pengayak 3 Timbangan 4 Alat Pengemas Marning 1 Bak Perendaman 2 Alat Perebus Jagung Stainless 3 Alat Penggorengan 4 Alat Pengemas 5 Keranjang 6 Baskom Grits Jagung 1 Bak Perendaman 2 Alat Pengering 3 Alat Penggiling 4 Alat Pengayak 5 Alat Pengemas Tepung Instan 1 Alat Pembuat Brondong Jagung 2 Penepung discmill 3 Alat Pengayak 80 Mesh 4 Alat Pengemas Tortila 1 Bak PencuciPerendaman 2 Panci Perebus 3 Alat PenirisSpinner 4 Alat PenggilingBlender 5 Alat Pemipih 6 Alat PengeringOven 7 Alat Penggoreng 8 Alat Pengemas 18 No. Komoditas Produk Olahan Peralatan 2 Kedelai Bubuk Kedelai 1 Pengupas Kulit Kedelai 2 Alat Perebus 3 Alat Pengering 4 Mesin Penggiling 5 Pengayak 6 Pencampur 7 Pengemas Sari Kedelai 1 Panci 2 Blender alat penggiling 3 Kain Saring 4 Kompor 5 Alat Pengemas Tempe 1 Mesin pemecah kedelai 2 Bak Pencuci 3 Bak Pemisah Kulit 4 Bak Perendaman 5 Dandang Perebusan 6 Meja Kerja 7 Meja Peragian 8 Rak dan Tray Fermentasi Tahu 1 Ketel uap steam boiler 2 Mesin penggiling kedeali 3 Bak penggumpalan tahang 4 Saringan 5 Cetakan tahu 6 Serokan tahu 7 Spiner 8 Meja kerja tahu 9 Tungku 10 Kompor LPG Kecap 1 Bak Perendaman 2 Alat Perebus 3 Alat PenirisSpinner 4 Alat Penyaring Keripik Tempe 1 Alat Pengiris 2 Alat Penggiling 3 Alat Penggoreng 4 Alat PenirisSpinner 5 Alat Pengemas 19

2.2. Kriteria Lokasi

Kriteria lokasi mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Memenuhi persyaratan teknis untuk operasional sarana pascapanen atau pengolahan hasil disesuaikan kondisi spesiikasi lokasi. 2. Memperhatikan ketersediaan dan kebutuhan sarana sejenis di wilayah tersebut dengan prioritas tingkat kejenuhan sarana pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan yang masih rendah. 3. Mendukung upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai, diutamakan untuk kegiatan ekstensiikasi dan Peningkatan Indeks Pertanaman Padi, Jagung dan Kedelai. 4. Lokasi dryer padi sebaiknya lebih diprioritaskan pada lokasi yang terintegrasi dengan unit penggilingan padiyang sudah ada dan masih aktif. 5. Khusus sarana pengangkut hasil pertanian roda-3 untuk mendukung kegiatan Seribu Desa Mandiri Benih.

2.3. Kriteria Penerima

Penerima sarana pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan adalah Kelompok taniGapoktan UPJALembaga Masyarakat dan Pemerintah Daerah dengan persyaratan sebagai berikut: 2.3.1.Kelompok taniGapoktanUPJALembaga Masyarakat 1. Kelompok taniGapoktanUPJALembaga Masyarakat yang memiliki keabsahan pengukuhan dari instansi yang berwenang dan direkomendasikan oleh Dinas Pertanian. 20 2. Bersedia, mau dan mampu mengoptimalkan bantuan, bertanggung jawab dalam memanfaatkan dan merawat bantuan sarana pascapanen atau pengolahan hasil tanaman pangan yang diterimanya dengan baik. 3. Bersedia memanfaatkan dan mengelola sarana pascapanen atau pengolahan hasil tanaman pangan untuk mendukung upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai, serta peningkatan nilai tambah. 4. Penerima bantuan sarana pascapanen pada tahun 2015 tidak boleh menerima kembali bantuan yang sama pada tahun 2016.

2.3.2. Pemerintah Daerah

1. Bersedia mengelola bantuan sarana dalam bentuk Brigade atau lembaga lain yang memenuhi kriteria penerima bantuan dan memiliki keabsahan pengukuhan dari instansi yang berwenang. 2. Bersedia menyediakan gudang penyimpanan sarana. 3. Bersedia memobilisasi sarana. 4. Bersedia mengalokasikan dana APBD untuk biaya pemeliharaan sarana.

2.4. Mekanisme Penetapan Calon Penerima dan Calon Lokasi CPCL

1. Calon penerima sarana pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan mengajukan usulanproposal kepada Kepala Dinas Pertanian KabupatenKota. Selanjutnya Kepala Dinas Pertanian KabupatenKota menyampaikan usulan CPCL kepada Dinas Pertanian Provinsi. 21 2. Usulan CPCL tersebut diseleksi oleh tim veriikasi yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran KPA atau pimpinan unit kerja yang mengelola kegiatan sarana tersebut selaku KPA. 3. Tim veriikasi melakukan seleksi CPCL berupa seleksi administrasi dan seleksi aspek teknis. 4. Usulan CPCL selanjutnya ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen PPK Provinsi dan disahkan oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran KPA. SK penetapan dan pengesahan penerima bantuan tersebut disampaikan kepada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, C.q Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan. 5. Hasil CPCL yang telah ditetapkan oleh Dinas Pertanian Provinsi tersebut merupakan dasar penyaluran bantuan sarana kepada penerima bantuan. 6. Sebagian CPCL bantuan sarana pascapanen dapat sama dengan CPCL pada kegiatan ekstensiikasi dan peningkatan Indeks Pertanaman, sepanjang belum pernah menerima sarana pascapanen sejenis. 7. Pengadaan sarana pascapanen atau pengolahan hasil menggunakan sistem e-purchasing. Sedangkan untuk pengadaan sarana pascapanen atau pengolahan hasil tanaman pangan yang belum tercantum dalam e-purchasing, dilakukan dengan metode pelelangan atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.