21
2. Usulan CPCL tersebut diseleksi oleh tim veriikasi yang
ditunjuk oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran KPA atau pimpinan unit
kerja yang mengelola kegiatan sarana tersebut selaku KPA.
3. Tim veriikasi melakukan seleksi CPCL berupa seleksi
administrasi dan seleksi aspek teknis. 4. Usulan CPCL selanjutnya ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen PPK Provinsi dan disahkan oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi selaku Kuasa
Pengguna Anggaran KPA. SK penetapan dan pengesahan penerima bantuan tersebut disampaikan
kepada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, C.q Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan. 5.
Hasil CPCL yang telah ditetapkan oleh Dinas Pertanian Provinsi tersebut merupakan dasar penyaluran bantuan
sarana kepada penerima bantuan. 6.
Sebagian CPCL bantuan sarana pascapanen dapat sama dengan CPCL pada kegiatan ekstensiikasi dan
peningkatan Indeks Pertanaman, sepanjang belum
pernah menerima sarana pascapanen sejenis. 7.
Pengadaan sarana pascapanen atau pengolahan hasil menggunakan sistem e-purchasing. Sedangkan untuk
pengadaan sarana pascapanen atau pengolahan hasil tanaman pangan yang belum tercantum dalam
e-purchasing, dilakukan dengan metode pelelangan atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
22
8. Spesiikasi teknis sarana pascapanen atau pengolahan
hasil tanaman pangan secara rincidetail ditentukan oleh masing-masing Provinsi sesuai spesiik lokasi atau
kebutuhan daerah, dan tetap memperhatikan aspek
kualitas sarana dalam rangka meningkatkan kinerja sarana dan kualitas hasil.
2.5. Distribusi Sarana
Pendistribusian sarana sebagaimana pada Lampiran 1 mengikuti beberapa ketentuan sebagai berikut :
1. Bantuan sarana didistribusikan sampai ke titik bagi sesuai
kesepakatan dalam dokumen kontrak antara Pejabat Pembuat Komitmen PPK dengan Penyedia BarangSarana.
2. Penyaluran bantuan tersebut harus dinyatakan dalam Berita
Acara Pemeriksaan dan Serah Terima Hasil Pekerjaan BAP-STHP dari penyedia kepada Kepala Dinas Pertanian
KabupatenKota atau pejabat yang mewakili Kepala Dinas Pertanian. Format BAP-STHP tersebut sebagaimana
tercantum pada Lampiran 2.
3. Dinas Pertanian KabupatenKota menerbitkan Surat Pernyataan bersedia menerima hibah Barang Milik Negara
BMN yang ditandatangani oleh Kepala Dinas atas nama Pemerintah Daerah dengan format sebagaimana Lampiran 3.
4. Surat BAP-STHP dan Surat Pernyataan sebagaimana tersebut pada butir 2 dan butir3 digunakan sebagai dasar
pembayaran kepada pihak penyedia. 5. Penyerahan bantuan sarana kepada Kelompok tani
GapoktanUPJALembaga Masyarakat dengan Berita Acara
23
sebagaimana tercantum pada Lampiran 4 menjadi tanggung jawab Kepala Dinas Pertanian KabupatenKota. Berita Acara
tersebut disampaikan kepada Dinas Pertanian Provinsi dan tembusan ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Cq. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, segera setelah penyerahan sarana.
6. Penyerahan bantuan sarana tersebut agar dilengkapi dokumentasi foto saat penyerahan sarana, baik dari Penyedia
kepada Dinas Pertanian Kabupaten serta Dinas kepada Kelompok tani Gapoktan UPJA Lembaga Masyarakat
Pemda. 7.
Sarana yang didistribusikan harus dalam keadaan baik, baru, terakit sempurna, lengkap dan dilakukan uji coba running
test. 8.
Apabila dalam pelaksanaannya terdapat sarana yang tidak dimanfaatkan oleh penerima bantuan, maka Dinas Pertanian
KabupatenKota dapat merealokasi sarana tersebut ke kelompok lainnya di wilayah kecamatan yang samaantar
kecamatan. Apabila diperlukan realokasi antar Kabupaten Kota, maka menjadi kewenangan Kepala Dinas Pertanian
Provinsi. 9.
Sarana pengering vertical dryer, sebelum didistribusikan terlebih dahulu disiapkan bangunan dryer sesuai dengan
anggaran yang tersedia. Ukuran bangunan dryer disesuaikan dengan dimensi sarana dryer dan kelengkapannya;
10. Untuk sarana dryer, pihak penyedia barang diharuskan untuk melakukan pemasangan instalasi dan merakit komponen
dryer hingga siap dioperasikan;
24
11. Penyedia barang menjamin bahwa barang tersebut memenuhi persyaratan teknis, baik kuantitas maupun kualitasnya dan
memperhatikan jaminan layanan purna jual dan suku cadang; 12. Penyedia barang diharuskan melaksanakan pelatihan
operasional sarana pascapanen, agar operator dapat memahami penggunaan dan pemeliharaan sarana tersebut;
13. Setiap sarana bantuan diberi tanda dengan grairplat nama
name plate terbuat dari plat yang pemasangannya di-rivet secara rapi, sehingga tidak mudah untuk dihilangkan dan
ditempatkan di bagian sarana yang mudah terlihat. Plat nama mencantumkan sumber pendanaan kegiatan dan tahun
pengadaan. Selain itu perlu juga dicantumkan kontak person produsen nama dan nomor telepon yang mudah dihubungi
bila terjadi kerusakan. Tata letak name plate dan kontak person penyedia barang ditentukan oleh penyedia barang.
2.6. Penatausahaan Aset Bantuan
Mekanisme penatausahaan aset dari bantuan Pemerintah yang diserahkan kepada masyarakat MAK 526 mengacu pada
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 248 PMK.07 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 156PMK.072008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 96PMK.062007 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan
Barang Milik Negara.