30
Kemudian  menurut  Buzan  2003:  xix-xx  kecerdasan  spiritual merupakan  cara  untuk  menumbuhkan  dan  mengembangkan  kualitas-
kualitas  vital  seperti  energi,  semangat,  keberanian,  serta  tekad,  yang berkembang  secara  alami  dari  kecerdasan  personal  pengetahuan,
penghayatan, dan pemahaman tentang diri sendiri melalui kecerdasan sosial  pengetahuan,  penghayatan,  dan  pemahaman  terhadap  orang
lain,  sampai  ke  penghayatan  dan  pemahaman  berbagai  bentuk kehidupan lain dari jagat raya sendiri.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa  kecerdasan  spiritual  merupakan  kecerdasan  mendasar  dalam
diri  manusia  yang mampu  memberikan pedoman  dalam menilai suatu hal,  acuan  dalam  bertindak,  serta  sebagai  penyelaras  kecerdasan  lain
kecerdasan  intelektual,  kecerdasan  emosional,  kecerdasan  personal, dan kecerdasan sosial dalam diri manusia.
2. Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual
Setiap  individu  mampu  untuk  memiliki  kecerdasan  spiritual yang  tinggi,  dengan  adanya  suatu  aspek  yang  dapat  dipelajari  dan
diaplikasikan.  Menurut  Zohar  dan  Marshall  2007:  14  terdapat sembilan aspek kecerdasan spiritual, antara lain:
a. Kemampuan  bersikap  fleksibel.  Kemampuan  individu  untuk
dapat  mudah  dan  cepat  menyesuaikan  diri,  serta  mampu bertindak secara aktif dan spontan dalam melakukan suatu hal.
31
b. Memiliki  tingkat  kesadaran  yang  tinggi.  Memiliki  kemampuan
untuk  mengetahui  wilayah  yang  nyaman  dalam  dirinya, memahami dan mengerti suatu keadaan sesuai dengan apa yang
dirasakan  dan  dialaminya,  serta  berusaha  untuk  merenungkan segala  kejadian  dan  peristiwa  dengan  berpedoman  pada  agama
menurut keyakinannya. c.
Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan. Segala bentuk penderitaan dapat dijadikan sebagai penyemangat
sehingga segala rintangan yang ada dapat dihadapi dengan baik. d.
Kemampuan  untuk  menghadapi  dan  melampaui  rasa  sakit. Kemampuan  individu  dalam  menyadari  keterbatasannya  ketika
sedang  mengalami  rasa  sakit,  berusaha  mendekat  pada  Tuhan agar  dapat  meminimalisir  rasa  putus  asa,  dan  berpikir  positif
atas rasa sakit yang sedang diterimanya. e.
Memiliki  kualitas  hidup  yang  diilhami  oleh  visi  dan  nilai-nilai. Kemampuan  individu  untuk  memiliki  kualitas  hidup  yang
didasarkan dengan tujuan serta berpedoman pada nilai-nilai. f.
Memiliki  keengganan  untuk  menyebabkan  kerugian  yang  tidak perlu.  Kemampuan  individu  untuk  mengetahui  hal  yang
menyebabkan  dirinya  rugi,  maka  memiliki  rasa  enggan  untuk melakukan hal yang dapat merugikan dirinya.
32
g. Kecenderungan  untuk  melihat  keterkaitan  antara  berbagai  hal.
Kemampuan individu
untuk berpikir
secara holistik
menyeluruh. h.
Kecenderungan  nyata  untuk  bertanya  dan  mencari  jawaban- jawaban  yang  mendasar.  Kemampuan  individu  untuk    bertanya
mengapa  dan  bagaimana  untuk  mencari  tahu  atas  jawaban- jawaban yang mendasar.
i. Memiliki  kemampuan  untuk  hidup  mandiri.  Individu  memiliki
kemudahan dalam  melawan berbagai  konvensi  dan dapat  hidup sendiri tanpa bergantung dengan orang lain.
Terdapat  9  sembilan  aspek-aspek  kecerdasan  spiritual  yang telah dikemukakan oleh Zohar dan Marshall di atas. Kesembilan aspek
tersebut  dianggap  mampu  menginterpretasikan  kecerdasan  spiritual yang terdapat dalam diri individu. Dengan kata lain individu dianggap
memiliki  kecerdasan  spiritual  apabila  mampu  mengaplikasikan kesembilan aspek tersebut di dalam kehidupannya.
Selanjutnya,  Nggermanto  2002:    126-130,  mendeskripsikan aspek-aspek  kecerdasan  spiritual  yang  terdiri  atas  5  lima  aspek,
sebagai berikut: a.
Prinsip kebenaran Kebenaran adalah sesuatu yang paling nyata. Hidup berdasarkan
kebenaran  menuntun  manusia  ke  arah  kesempurnaan,  prinsip kebenaran  tidak  mungkin  dirusak,  hanya  saja  banyak  manusia
33
yang  melanggarnya.  Kejujuran,  kesabaran,  dan  konsistensi adalah contoh dari prinsip kebenaran.
b. Prinsip keadilan
Keadilan  adalah  memberikan  sesuatu  sesuai  dengan  haknya. Prinsip keadilan merupakan prinsip yang sangat mendasar dalam
sistem kehidupan. Hidup selaras dengan prinsip keadilan berarti konsisten  melangkah  di  jalan  kebenaran.    Keadilan  menjamin
bahwa  siapa  yang  melakukan  kebenaran  pasti  secara  adil mendapatkan hasilnya.
c. Prinsip kebaikan
Prinsip  kebaikan  adalah  memberikan  lebih  dari  haknya. Kebaikan merupakan prinsip yang sangat penting selaras dengan
prinsip  kebenaran  dan  prinsip  keadilan.  Hidup  selaras  dengan prinsip kebaikan berarti hidup dengan mental berkelimpahan.
d. Visi
Visi  yang  benar  adalah  melihat  sesuatu  sebagaimana  adanya sesuatu.  Untuk  membenahi  visi  yang  benar  harus  membenahi
hal-hal yang terdapat dalam diri;  menyelaraskan prinsip-prinsip kebenaran,  keadilan,  dan  kebaikan;  serta  membersihkan  diri,
pikiran  dan  jiwa  dari  karakter-karakter  rendah  seperti  bohong, rakus, dan malas.
Nggermanto  menekankan  bahwa  untuk  memahami  arti kecerdasan  spiritual  individu  harus  memiliki  aspek-aspek  prinsip
34
kebenaran,  keadilan,  kebaikan,  serta  visi  yang  benar.  Kemudian menyelaraskan  semua  aspek  tersebut  menjadi  satu  kesatuan  untuk
mengembangkan kecerdasan spiritual tersebut Pendapat lain dicetuskan oleh Khalil Khavari Sukidi, 2004: 82-
84.  Aspek-aspek  kecerdasan  spiritual  dapat  terlihat  melalui  3  tiga aspek, antara lain:
a. Spiritual  keagamaan.  Kecerdasan  spiritual  merepresentasikan
sejauh mana tingkat relasi spiritual individu dengan Tuhan. Hal tersebut  dapat  diukur  dari  segi  komunikasi  dan  intensitas
spiritual  dengan  Tuhan,  misalnya  dari  segi  :  frekuensi  doa, makhluk  spiritual,  kecintaan  kepada  Tuhan  yang  bersemayam
dalam hati, dan rasa syukur ke hadirat-Nya. b.
Relasi sosial
keagamaan. Kecerdasan
spiritual harus
terefleksikan  pada  sikap-sikap  sosial  yang  menekankan  segi kebersamaan
dan kesejahteraan
sosial, seperti:
ikatan kekeluargaan  antar  sesama,  peka  terhadap  kesejahteraan  orang
lain  dan  bahkan  terhadap  binatang-binatang,  dan  bersikap dermawan.
c. Etika sosial. Kecerdasan spiritual dicerminkan dari tingkat etika
sosial  setiap  individu.  Hal  tersebut  dapat  dilihat  dari  ketaatan kita  pada  etika  dan  moral,  kejujuran,  amanah  atau  dapat
dipercaya, sikap sopan, toleran, serta anti terhadap kekerasan.
35
Menurut  pendapat  Khavari  aspek-aspek  kecerdasan  spiritual dapat
dilihat dari
kegiatan spiritual
keagamaan yang
merepresentasikan  hubungan  individu  dengan  Tuhan,  selanjutnya dilihat  dari  relasi  sosial  keagamaan  yang  mencerminkan  hubungan
individu  dengan  sesama  makhluk  ciptaan  Tuhan,  dan  yang  terakhir etika sosial yang ada pada setiap individu.
Dari  berbagai  pendapat  ahli  mengenai  aspek-aspek  kecerdasan spiritual  di  atas,  peneliti  merumuskan  dari  pendapat  Zohar  dan
Marshall,  bahwa  aspek-aspek  kecerdasan  spiritual,  antara  lain: kemampuan  bersikap  fleksibel,  memiliki  tingkat  kesadaran  tinggi,
kemampuan  untuk  menghadapi  dan  memanfaatkan  penderitaan, kemampuan  untuk  menghadapi  dan  melampaui  rasa  sakit,  memiliki
kualitas  hidup  yang  diilhami  oleh  visi  dan  nilai-nilai,  memiliki keengganan  untuk  menyebabkan  kerugian  yang  tidak  perlu,
kecenderungan  untuk  melihat  keterkaitan  antara  berbagai  hal, kecenderungan  nyata  untuk  bertanya  dan  mencari  jawaban-jawaban
yang mendasar, dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual