35
Menurut pendapat Khavari aspek-aspek kecerdasan spiritual dapat
dilihat dari
kegiatan spiritual
keagamaan yang
merepresentasikan hubungan individu dengan Tuhan, selanjutnya dilihat dari relasi sosial keagamaan yang mencerminkan hubungan
individu dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan, dan yang terakhir etika sosial yang ada pada setiap individu.
Dari berbagai pendapat ahli mengenai aspek-aspek kecerdasan spiritual di atas, peneliti merumuskan dari pendapat Zohar dan
Marshall, bahwa aspek-aspek kecerdasan spiritual, antara lain: kemampuan bersikap fleksibel, memiliki tingkat kesadaran tinggi,
kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit, memiliki
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai, memiliki keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu,
kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal, kecenderungan nyata untuk bertanya dan mencari jawaban-jawaban
yang mendasar, dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual
Pada kemampuan kecerdasan spiritual setiap individu, ada faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan spiritual
sebagai suatu sarana dalam mengembangkan kecerdasan spiritual itu
36
sendiri. Ary Ginanjar 2003: 75-117, mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual, antara lain:
a. Suara Hati Spiritual. Nilai-nilai spiritual yang berasal dalam diri
individu yang biasa disebut suara hati. Suara hati spiritual ini tercermin dari sikap, seperti:
transparency
keterbukaan,
fairness
keadilan,
responsibility
tanggung jawab,
accountability kepercayaan, dan
social awareness
kepedulian sosial.
b.
Drive
. Dorongan dan usaha untuk mencapai kebenaran dan kebahagiaan, seperti: mencipta, kreatif, dan inovasi.
Pendapat lain ditambahkan oleh Zohar dan Marshall 2007: 55- 83, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual,
yaitu : a.
Sel saraf otak Pada tahun 1990 muncul sebuah teknologi yang
bernama Magneto-Encephalo-Graphy
MEG. Teknologi
ini mengungkapkan terdapat bukti kuat bahwa osilasi sel saraf
sinkron pada rentang 40 HZ, kemungkinan besar merupakan basis saraf
neural basis
bagi kesadaran itu sendiri dan bagi seluruh pengalaman sadar, termasuk persepsi akan benda,
persepsi akan makna, dan kemampuan dalam membingkai dan membingkai ulang pengalaman. Basis saraf ini disebut
kecerdasan spiritual
spiritual intelligence
.
37
b. Titik Tuhan
God Spot
Pada tahun 1997 V.S. Ramachandran menemukan adanya peningkatan aktivitas lobus temporal pada otak dengan
pengalaman spiritual. Penelitian ini menunjukkan bahwa ketika orang normal diberi nasihat religius atau spiritual yang
menyentuh akan meningkatkan aktivitas lobus temporal tersebut. Hal ini oleh Ramachandran dinamai “Titik Tuhan”
God Spot
. Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual antara lain terdapat; sel saraf otak, titik Tuhan, dan suara hati serta dorongan
maupun usaha dalam diri individu. Faktor-faktor tersebut memberikan pengaruh yang berbeda-beda dalam kecerdasan spiritual individu.
Namun pada intinya dalam setiap diri individu otak merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi adanya pengalaman kecerdasan spiritual
dalam diri individu.
4. Upaya Meningkatkan Kecerdasan Spiritual