41
Dari berbagai upaya yang dirumuskan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli di
atas dapat ditarik suatu kesimpulan, yakni; memiliki kemampuan untuk merenungkan segala hal yang terjadi pada dirinya, keinginan yang kuat
untuk berubah ke dalam hal yang lebih positif, mengenal bagaimana dirinya, mengatasi hambatan atau rintangan yang menghadang,
berusaha untuk terus bergerak maju, menetapkan hati untuk ikhlas menjalani kegiatan, terus menghormati segala perbedaan, serta
melakukan ibadah yang terbaik sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan masing-masing.
5. Cara Pengukuran Kecerdasan Spiritual
Pengukuran kecerdasan spiritual siswa pada penelitian ini berdasarkan aspek-aspek atau indikator yang telah dijelaskan oleh
Zohar dan Marshall. Terdapat 9 sembilan aspek yang telah dirumuskan oleh Zohar dan Marshall, antara lain: kemampuan bersikap
fleksibel, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, kemampuan untuk
menghadapi dan melampaui rasa sakit, memiliki kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai, memiliki keengganan untuk
menyebabkan kerugian yang tidak perlu, kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal, kecenderungan nyata untuk bertanya
dan mencari jawaban-jawaban yang mendasar, dan memiliki
42
kemampuan untuk hidup mandiri. Pada penelitian ini indikator- indikator di atas disusun menjadi suatu pernyataan-pernyataan. Pada
setiap pernyataan diberi skala-skala, untuk mengukur tinggi rendahnya kecerdasaan spiritual.
H. Siswa SMK Pada Masa Remaja
1. Pengertian Remaja
Menurut Piaget Hurlock 1980:206 mendefinisikan remaja secara psikologis, yakni masa dimana individu berinteraksi dengan
masyarakat dan berada pada tingkatan yang sejajar dengan orang tua, setidaknya dalam masalah hak. Hal ini berarti remaja merupakan masa
peralihan dari anak-anak menjadi dewasa, dari mulai perubahan fisik, hingga kemampuan interpersonalnya. Sejalan dengan pendapat
Santrock 2003: 26 yang mendefinisikan remaja
adolescence
sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup pertumbuhan biologis, perkembangan kognitif,
dan perkembangan sosial-emosional. Dalam hal ini Santrock menekankan bahwa remaja akan mengalami perkembangan yang
mencakup pertumbuhan biologis, kognitif, serta sosial-emosionalnya. Batasan usia remaja yang ditetapkan oleh World Health
Organization WHO dalam Sarlito Wirawan Sarwono 2006: 10, terbagi menjadi dua bagian, yaitu remaja awal berkisar pada usia 10-14
tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Sedangkan Monks, Knoers dan
43
Haditono 2006: 262, membedakan masa remaja dengan tiga batasan
umur, yaitu: masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 18-21 tahun.
Pendapat lain dikemukakan oleh Agoes Dariyo 2004: 13 remaja diartikan masa transisiperalihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa transisi peralihan dari anak-anak menuju
dewasa yang ditandai dari berbagai perubahan dari segi fisik, psikologis, sosial-ekonomi, moral, kognitif, serta agama dan ditandai
dengan usia yang berkisar antara 10 hingga 21 tahun. Usia remaja dapat dikelompokkan menjadi: usia remaja awal antara 12 hingga 15
tahun, remaja pertengahan yang berkisar antara 15 hingga 18 tahun, serta remaja akhir antara 18 hingga 21 tahun. Siswa SMK memiliki
karakteristik usia antara 15 hingga 18 tahun, maka dari itu dapat dikatakan bahwa siswa SMK termasuk dalam masa usia remaja
pertengahan.
2. Tugas Perkembangan Remaja