BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Keberadaan dari suatu entitas bisnis saat ini bukan hanya untuk mendapatkan keuntungan saja tetapi juga berusaha untuk mempertahankan
kelangsungan hidup usahanya atau yang dikenal dengan istilah going concern
untuk masa yang akan datang. Kasus hukum dengan memanipulasi data keuangan yang terjadi di Amerika Serikat yang melibatkan perusahaan-
perusahaan besar seperti TYCO, Global Crossing, Worldcom, Xerox Corp., dan juga Enron telah menyebabkan profesi akuntan publik banyak mendapat
kritikan. TYCO diketahui memanipulasi data keuangan dengan tidak mencantumkan penurunan asset dan juga melakukan penyelundupan pajak.
Global Crossing yang salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Amerika Serikat mengalami bangkrut akibat melakukan investasi penuh
resiko. Worldcom yang juga perusahaan telekomunikasi juga memanipulasi keuangan dengan penutupi pengeluaran US3,8 Milyar untuk memberi
kesan perusahaannya memperoleh keuntungan. Bahkan untuk kasus Enron yang melibatkan akuntan publik Arthur Andersen, pihak manajemen Enron
melakukan window dressing dengan menaikkan pendapatan sebesar US600 juta dan menyembunyikan utangnya sebesar US1,2 Milyar dengan
menggunakan teknik off-balance sheet. Atas kasus ini akuntan publik Arthur Andersen menyebabkan izinnya dicabut. Akuntan publik dipandang
Universitas Sumatera Utara
sebagai pihak yang ikut andil dalam memberikan informasi yang salah dan menyesatkan sehingga banyak pihak yang dirugikan.
Auditor adalah pihak yang berperan menjembatani bagi kepentingan investor dan kepentingan perusahaan. Investor dan perusahaan sebagai
pemakai dan penyedia laporan keuangan sangat mengandalkan laporan auditor independen. Auditor berperan untuk memberikan informasi yang
tidak menyesatkan bagi pengguna laporan. Data-data perusahaan akan lebih dipercaya oleh investor dan pemakai laporan keuangan lainnya apabila
laporan keuangan tersebut mencerminkan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan yang mendapat pernyataan wajar dari auditor. Auditor juga
bertanggungjawab untuk menilai apakah ada kesangsian terhadap perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode
waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit IAI 2004: SA Seksi 341 parargraf 02.
Memberikan opini going concern terhadap sebuah perusahaan bukanlah tugas mudah bagi seorang auditor. Akan ada dilema antara moral
dan etika bagi auditor dalam memberikan opini audit going concern. Menurut Venuti,2007 dalam Januarti, 2009, berdasarkan hipotesis self-
fulfilling prophecy, perusahaan akan menjadi lebih cepat bangkrut karena
banyak investor yang membatalkan investasinya atau kreditor yang menarik dananya dari perusahaan tersebut apabila auditor memberikan opini audit
going concern. Faktor penyebab yang lain adalah tidak terdapatnya prosedur
penetapan status going concern yang terstruktur Joanna L.Ho, 1996 dalam
Universitas Sumatera Utara
Januarti, 2009, sehingga pemberian status going concern terhadap suatu perusahaan bukanlah tugas yang mudah.
Menurut Belkaoui 2006 : 271, going concern adalah suatu dalil
yang menganggap bahwa entitas bisnis akan melanjutkan operasinya cukup lama untuk merealisasikan proyek, komitmen, dan aktivitasnya yang
berkelanjutan. Dalam AU 341, The Auditor’s Consideration of an Entity’s Activity to Continue as a Going concern
SAS 59, dinyatakan bahwa auditor bertanggung jawab untuk mengavaluasi apakah terdapat keraguan
substansial atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya going concern dalam periode waktu yang memadai, tidak
melampui waktu satu tahun setelah tanggal laporan keuangan diaudit. Kelangsungan hidup usaha suatu entitas dapat dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan faktor internal. Faktor eksternalnya antara lain yaitu kondisi ekonomi, kondisi sosial politik pemerintahan, tingkat persaingan dunia
usaha dan lain-lain sedangkan faktor internalnya meliputi kondisi keuangan, sumber daya manusia, dan teknologi. Baik faktor eksternal maupun faktor
internal dapat selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu. Pemberian opini going concern dapat ditinjau dari berbagai aspek.
Pandangan suatu perusahaan terhadap reputasi auditor bisa tergantung pada apa yang ingin disampaikan manajemen kepada publik berkaitan dengan
karakteristik perusahaan. Klien umumnya membuat persepsi bahwa auditor yang berasal dari Kantor Akuntan Publik besar dan berafiliasi dengan
Kantor Akuntan Publik internasionallah yang memiliki kualitas yang lebih
Universitas Sumatera Utara
tinggi karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan, pengakuan internasional, serta adanya
peer rev iew. Menurut penelitian-penelitian terdahulu, proksi yang sering
digunakan untuk menilai reputasi auditor adalah dengan menggunakan skala Kantor Akuntan Publik KAP, misalnya ketika sebuah Kantor Akuntan
Publik KAP mengklaim dirinya sebagai KAP besar seperti yang dilakukan oleh big four firms, maka mereka akan berusaha keras untuk menjaga nama
besar tersebut dan selalu berusaha melakukan audit dengan kemampuan yang optimal untuk menjaga reputasinya.
Opini audit tahun sebelumnya juga berpengaruh terhadap pemberian opini going concern oleh auditor. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha pada
suatu perusahaan untuk tahun tertentu tidak terlepas dari kedaan yang terjadi pada tahun sebelumnya. Penelitian oleh Magdalena Tampubolon 2011
serta Setyarno 2006 membuktikan mengenai opini audit going concern yang diterima tahun sebelumnya berpengaruh signifikan dengan opini audit
going concern tahun berjalan. Apabila pada tahun sebelumnya auditor telah
menerbitkan opini audit going concern, maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern
pada tahun berikutnya. Pemberian opini going concern juga dapat dikaji dari faktor kondisi
keuangan. Kondisi keuangan yang baik merupakan prospek yang cerah bagi perusahaan dimasa yang akan datang sedangkan kondisi keuangan yang
kurang baik memungkinkan timbulnya masalah going concern. Kondisi
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dapat dianalisis dengan rasio keuangan seperti profitabilitas dan solvabilitas. Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan suatu entitas
untuk menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas yang digunakan pada penelitian ini diproksikan dengan return on asset ROA. Tingkat ROA
yang tinggi menunjukkan penggunaan aktiva dengan efektif, sehingga kemungkinan menerima opini going concern semakin sedikit. Penelitian
tentang rasio profitabilitas dilakukan oleh Magdalena Tampubolon 2011 serta Januarti dan Fitrianasari 2008 menemukan bahwa ROA tidak
berpengaruh signifikan terhadap opini going concern. Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
membayarkan kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjangnya. Rasio profitabilitas yang digunakan pada penelitian ini
diproksikan dengan Debt to Equity Ratio DER. Bagi investor maupun perusahaan, semakin tinggi rasio ini akan semakin menguntungkan karena
menurut Brigham dan Houston 2001 : 84, “pendanaan dengan utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas
perusahaan dengan investasi yang terbatas dan resiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditor”. Namun, DER yang terlalu tinggi juga tidak baik
karena tingkat utang yang semakin tinggi akan memperbesar kemungkinan resiko gagal bayar risk of default bunga pinjaman maupun pokok utang
yang akhirnya dapat mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Magdalena Tampubolon 2011 dan Oktavianna
Sembiring 2011 menyebutkan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan
Universitas Sumatera Utara
terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian yang tidak konsisten diantara para peneliti terdahulu,
mendorong peneliti untuk mengkaji kembali pengaruh variabel- variabel tersebut terhadap penerimaan opini audit going concern pada tahun berbeda,
yaitu tahun 2009 sampai 2011 dengan objek penelitian perusahan manufaktur. Berdasarkan uraian di atas, penulis sangat tertarik untuk
menganalisis pengaruh reputasi auditor, rasio profitabilitas, solvabilitas, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap pemberian opini audit yang
diberikan oleh auditor kepada suatu perusahaan. Oleh sebab itu peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh
Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going concern pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.”
1.2 Perumusan Masalah