2.2.1.4 Defisiensi Cyanocobalamin vitamin B12
Penurunan tingkat vitamin B12 cyanocobalamin membuat pasien rentan terhadap perkembangan angular cheilitis. Hal ini biasanya dikaitkan dengan
malnutrisi, kecanduan alkohol dan anemia. Penyebab lain mencakup reseksi ileum terminal atau penyakit biasanya penyakit Crohn, keadaan postgastrectomy,
pancreatitis kronis, diet vegetarian yang ketat, dan infeksi dengan Diphyllobothrium latum. Tingkat vitamin B12 berubah oleh cholestyramine, colestipol, asam p-
aminosalicylic dan kalium klorida.
15
Kekurangan vitamin B 12 dapat menyebabkan kekurangan darah anemia, yang sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa
vitamin B12, folat tidak dapat berperan dalam pembentukan sel- sel darah merah. Gejala kekurangan lainnya adalah sel- sel darah merah menjadi belum matang immature yang
menunjukkan sintesis DNA yang lambat. Kekurangan vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem syaraf, berperan pada regenerasi syaraf peripheral, mendorong
kelumpuhan. Selain itu juga dapat menyebabkan hipersensitif pada kulit.
Bahan makanan yang mengandung vitamin B12 adalah hati, ginjal, jantung, daging, ikan,
unggas, kerang, telur dan susu dan hasil olahannya.
13
2.2.1.5 Defisiensi Asam Folat
Defisiensi folat sering muncul dengan vitamin B12 dan dikarakteristikkan dengan stomatitis, glossitis, dan anemia megaloblastik. Suplemen folat terdiri dari
methotrexate, phenytoin, phenobarbital, primidone, kontrasepsi oral, dan triamterene. Pecandu alkohol kronis, penyakit usus, penyakit pankreas, malnutrisi dan sindrom
malasorpsi lain dapat memproduksi defisiensi multi-nutrisi yang mengarah pada defisiensi folat, vitamin B12 dan zat besi sehingga menyebabkan angular cheilitis.
15
Bahan makanan yang mengandung asam folat adalah hati, ginjal, sayuran hijau, gandum dan kacang.
13
2.2.1.6 Defisiensi Niacin vitamin B6
Fungsi vitamin B6 adalah untuk membentuk Dua Koenzim yang dibantu oleh NAD dan NADP dibutuhkan untuk beberapa aktivitas metabolisme, terutama
Universitas Sumatera Utara
metabolisme glukosa, lemak dan alkohol. Niasin memiliki keunikan diantara vitamin B karena tubuh dapat membentuknya dari asam amino tryptophan. Niasin membantu
kesehatan kulit, sistem saraf dan sistem pencernaan.
14
Defisiensi niacin vitamin B3 dapat menyebabkan 3D dermatitis, diare dan demensia sehingga menghasilkan
glossitis atau cheilitis dan telah diketahui lebih sering menyebabkan angular cheilitis daripada defisiensi riboflavin.
15
Bahan makanan yang mengandung vitamin B3 adalah daging ayam, ikan, hati, ginjal dan kacang tanah.
13
2.2.1.7 Defisiensi Zinc
Defisiensi mineral dapat menyebabkan angular cheilitis. Kekurangan mineral esensial zinc dikarakteristikkan dengan diare, alopecia, dan dermatitis yang
bermanifestasi sebagai eczematous dan perubahan erosif disekeliling mulut. Angular cheilitis, glossitis dan postural paronychia juga dapat terlihat. Pada kenyataannya,
angular cheilitis merupakan tanda awal dari acrodermatitis enteropathica dan terjadi kembali pada penderita. Angular cheilitis dapat disebabkan defisiensi gen resesif
autosomal yang dikenal sebagai acrodermatitis enteropathica. Hal ini dapat terlihat dengan hubungannya terhadap cystic fibrosis, masa awal penggunaan ASI oleh bayi,
diet tinggi sereal dan 3 dari peminum alkohol berat.
15
Bahan makanan yang mengandung zinc adalah telur, susu, daging sapi, daging kambing dan biji
semangka.
13
2.2.2 Defisiensi Imun