jaringan yang cepat. Pada tahun pertama kehidupan, kebutuhan sseorang bayi untuk mengabsorbsi zat besi sama besarnya dengan kebutuhan seorang laki- laki dewasa, yang
mana hal ini sulit untuk dipenuhi.
14
Defisiensi zat besi kronis dapat menyebabkan koilonychias, glossitis dan cheilosis dengan pembentukkan fisur. Defisiensi zat besi
dapat menurunkan imunitas yang dimediasi sel sehingga merangsang perumbuhan Candidiasis mucocutaneous.
15
Bahan makanan yang mengandung zat besi adalah kuning telur, jantung, hati, ginjal, kerang, asparagus dan kacang.
13
2.2.1.2 Defisiensi Riboflavin vitamin B2
Defisiensi riboflavin vitamin B2 sering diikuti dengan defisiensi vitamin B kompleks dikarenakan peranan dalam metabolisme vitamin B6 dan tryptophan, yang
kemudian akan diubah menjadi niacin vitamin B1.
Anak- anak dan wanita hamil membutuhkan tambahan riboflavin karena vitamin ini penting untuk pertumbuhan.
Berfungsi sebagai pembentukan dua koenzim, flavin adenine dinukleotida dan flavin mononukleotida, terlibat dalam metabolisme oksidatif.
14
Secara umum, defisiensi riboflavin akan menyebabkan membran mukosa menjadi kemerahan, angular
cheilitis dan glossitis yang berwarna magenta.
15
Bahan makanan yang mengandung vitamin B2 adalah susu, keju, daging dan sayuran berwarna hijau.
13
2.2.1.3 Defisiensi Pyridoxine vitamin B6
Koenzim vitamin B6 berperan penting dalam metabolisme asam amino, sehingga konsumsi sehari- hari harus sebanding dengan konsumsi protein karena protein dibuat
dari asam amino
Defisiensi pyridoxine vitamin B6 menyebabkan cheilosis, glossitis, perubahan seperti seborrhea disekeliling mulut, mata, dan hidung. Sering muncul
pada pecandu alkohol dan dapat juga terjadi pada orang yang mengkonsumsi obat tertentu yang merusak metabolisme vitamin B6 yang termasuk cycloserine,
isoniazidm hydralazine, hydrochloride, kontrasepsi oral, D-penicillamine dan levodopa jika dikonsumsi tanpa carbidopa.
15
Bahan makanan yang mengandung vitamin B6 adalah kecambah, gandum, hati, ginjal, serealia tumbuk, kacang-
kacangan, kentang dan pisang.
13
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.4 Defisiensi Cyanocobalamin vitamin B12
Penurunan tingkat vitamin B12 cyanocobalamin membuat pasien rentan terhadap perkembangan angular cheilitis. Hal ini biasanya dikaitkan dengan
malnutrisi, kecanduan alkohol dan anemia. Penyebab lain mencakup reseksi ileum terminal atau penyakit biasanya penyakit Crohn, keadaan postgastrectomy,
pancreatitis kronis, diet vegetarian yang ketat, dan infeksi dengan Diphyllobothrium latum. Tingkat vitamin B12 berubah oleh cholestyramine, colestipol, asam p-
aminosalicylic dan kalium klorida.
15
Kekurangan vitamin B 12 dapat menyebabkan kekurangan darah anemia, yang sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa
vitamin B12, folat tidak dapat berperan dalam pembentukan sel- sel darah merah. Gejala kekurangan lainnya adalah sel- sel darah merah menjadi belum matang immature yang
menunjukkan sintesis DNA yang lambat. Kekurangan vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem syaraf, berperan pada regenerasi syaraf peripheral, mendorong
kelumpuhan. Selain itu juga dapat menyebabkan hipersensitif pada kulit.
Bahan makanan yang mengandung vitamin B12 adalah hati, ginjal, jantung, daging, ikan,
unggas, kerang, telur dan susu dan hasil olahannya.
13
2.2.1.5 Defisiensi Asam Folat