metabolisme glukosa, lemak dan alkohol. Niasin memiliki keunikan diantara vitamin B karena tubuh dapat membentuknya dari asam amino tryptophan. Niasin membantu
kesehatan kulit, sistem saraf dan sistem pencernaan.
14
Defisiensi niacin vitamin B3 dapat menyebabkan 3D dermatitis, diare dan demensia sehingga menghasilkan
glossitis atau cheilitis dan telah diketahui lebih sering menyebabkan angular cheilitis daripada defisiensi riboflavin.
15
Bahan makanan yang mengandung vitamin B3 adalah daging ayam, ikan, hati, ginjal dan kacang tanah.
13
2.2.1.7 Defisiensi Zinc
Defisiensi mineral dapat menyebabkan angular cheilitis. Kekurangan mineral esensial zinc dikarakteristikkan dengan diare, alopecia, dan dermatitis yang
bermanifestasi sebagai eczematous dan perubahan erosif disekeliling mulut. Angular cheilitis, glossitis dan postural paronychia juga dapat terlihat. Pada kenyataannya,
angular cheilitis merupakan tanda awal dari acrodermatitis enteropathica dan terjadi kembali pada penderita. Angular cheilitis dapat disebabkan defisiensi gen resesif
autosomal yang dikenal sebagai acrodermatitis enteropathica. Hal ini dapat terlihat dengan hubungannya terhadap cystic fibrosis, masa awal penggunaan ASI oleh bayi,
diet tinggi sereal dan 3 dari peminum alkohol berat.
15
Bahan makanan yang mengandung zinc adalah telur, susu, daging sapi, daging kambing dan biji
semangka.
13
2.2.2 Defisiensi Imun
Kerusakan sel imun dikaitkan dengan AIDS dapat menyebabkan pasien pada berbagai resiko infeksi oportunistik. Salah satunya adalah infeksi oral candidiasis.
Infeksi tersebut disebabkan Candida albicans terdapat di rongga mulut dalam keadaan non-patogen namun dalam kondisi tertentu dapat berubah menjadi patogen.
16
Membran mukosa oral merupakan jaringan unik yang dibentuk sedemikian rupa untuk melindungi individu dan berhubungan langsung dengan kulit. Mukosa
mulut secara histologis terdiri dari stratified squamous epithelium, stroma jaringan ikat yang dikenal sebagai lamia propria dan submukosa pada seluruh daerah kecuali
Universitas Sumatera Utara
gingiva dan palatum keras. Penyakit mukosa mulut dapat berupa bagian dari penyakit sistemik umum, bagian dari penyakit kulit atau hanya berada pada rongga mulut.
17
HIV dan AIDS tidak hanya mempengaruhi sistem tubuh namun juga melibatkan rongga mulut. Keterlibatan rongga mulut merupakan kelanjutan penyakit
dimana sel CD4 menurun dan ketika berjumlah kurang dari 250, sejumlah infeksi oportunistik termasuk infeksi Candida dapat terjadi. Pasien yang menunjukkan
angular cheilitis memiliki jumlah CD4 berjumlah 147,33 yang menunjukkan penurunan sistem imun tubuh individu.
17
2.2.3 Infeksi Bakteri dan Jamur
Pada kulit yang mengalami angular cheilitis biasanya ditemukan Candida albicans, Stafilokokus aureus dan
streptokokus β-hemolitik yang berlebihan. Infeksi Candida dan oral hygiene yang buruk menyebabkan 10 kasus angular cheilitis.
Candida albicans dapat dikultur dari 93 lesi angular cheilitis yang masih aktif, namun dapat juga dikultur dari 35-37 pasien yang tidak memiliki gejala.
12
Kenyataannya, individu yang sehat memiliki Candida albicans sebagai flora normal di mulut dalam jumlah terbatas. Jika ditemukan pseudohifa dan peragian maka
Candida tersebut bersifat patogen. Infeksi Candida albicans dapat mempunyai 4 bentuk yaitu pseudomembranous candidiasis, hyperplastic candidiasis, erythematous
candidiasis dan angular cheilitis. Angular cheilitis ditandai dengan keretakan, pengelupasan atau ulserasi yang melibatkan sudut mulut dan sering muncul dengan
kombinasi berbagai bentuk infeksi Candida albicans.
16
Stafilokokus aureus biasanya dikaitkan dengan angular cheilitis, dengan rasio isolasi 63; strain S. aureus yang
sensitif terhadap methicilin paling banyak ditemukan. Streptokokus β-hemolitik juga
dapat dikultur.
15
Angular cheilitis dimulai dengan adanya maserasi pada lipatan kulit di sudut mulut sebagai akibat dari iritasi oleh enzim saliva dan diikuti infeksi sekunder dari
bakteri atau jamur. Produksi saliva yang berlebihan dapat disebabkan oleh faktor- faktor yang berbeda. Pada bayi biasanya dikaitkan dengan pertumbuhan gigi
Universitas Sumatera Utara
sedangkan pada anak-anak kebiasaan menjilat bibir dikarenakan bibir kering dapat menyebabkan angular cheilitis.
18
2.2.4 Trauma Mekanis