Status Gizi TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Gambaran Klinis Angular Cheilitis

Secara umum angular cheilitis mempunyai simtom utama bibir kering, rasa tidak nyaman, adanya sisik-sisik dan pembentukan fisur celah yang diikuti dengan rasa terbakar pada sudut mulut. Yang paling sering sebagai daerah eritema dan udema yang berbentuk segitiga pada kedua komisura atau dapat berupa atropi, eritema, ulser, krusta dan pelepasan kulit sampai terjadi eksudasi yang berulang. Reaksi jangka panjang, terjadi supurasi dan jaringan granulasi. 3,19 Pada angular cheilitis yang berhubungan dengan defisiensi nutrisi, lesi terjadi bilateral dan meluas beberapa milimeter dari sudut mulut pada mukosa pipi dan ke lateral pada kulit sirkumoral 1 – 10 mm. Lesi angular cheilitis bersifat lembab disertai fisur yang tajam dan vertikal dari tepi vermillion bibir dan area kulit yang berdekatan. Secara klinis, epitel pada komisura terlihat mengerut dan sedikit luka. Pada waktu mengerut, menjadi lebih jelas terlihat, membentuk satu atau beberapa fisur yang dalam, berulserasi tetapi tidak cenderung berdarah. Walaupun dapat terbentuk krusta yang bernanah pada permukaan, fisur ini tidak melibatkan permukaan mukosa pada komisura di dalam mulut, tetapi berhenti pada mukokutan junction. 19 Gambar 1. Gambaran Klinis Angular Cheilitis 15

2.5 Status Gizi

Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, Universitas Sumatera Utara dan mengatur proses tubuh. 13 Ada berbagai cara yang dilakukan untuk menilai status gizi, salah satunya adalah pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan istilah “antropometri”. Antropometri nutrisi didefinisikan oleh Jelliffe 1966 sebagai pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda. Tujuan yang hendak dicapai dalam pemeriksaan antropometris adalah besaran komposisi tubuh yang dapat dijadikan isyarat dini perubahan status gizi. Beberapa macam antropometri yang telah digunakan antara lain: Berat Badan BB, Tinggi Badan TB Panjang Badan PB, Lingkar Lengan Atas LLA, Lingkar Kepala LK, Lingkar Dada LD dan Lapisan Lemak Bawah Kulit LLBK. 22 Ukuran tubuh anak-anak terutama sensitif akan kekurangan masukan protein dan energi seperti yang terjadi pada Kekurangan Energi Protein KEP. Oleh karena itu, ukuran tubuh, paling sering digunakan untuk mengukur status gizi dengan indeks antropometri, yaitu hubungan antara tinggi badan, berat badan, dan umur anak. 14 Secara internasional, indeks antropometri yang sering digunakan yaitu Body Mass Index BMI. Di Indonesia BMI diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh IMT yang digunakan untuk mengukur berat badan normal. Pengukuran IMT dapat dilakukan pada anak-anak, remaja maupun orang dewasa. IMT adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Cara pengukurannya adalah dengan mengukur berat badan dan tinggi badannya. Selanjutnya dihitung IMT-nya, yaitu : 14 Untuk menentukan anak dan remaja usia 5-19 tahun nilai IMT harus dibandingkan dengan referensi WHONCHS 2007 WHO, 2007. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1. 24 Pada saat ini, yang paling sering dilakukan untuk menyatakan indeks tersebut adalah dengan Z-skor atau persentil. Z-skor adalah deviasi nilai seseorang dari nilai median populasi referensi dibagi dengan simpangan baku populasi referensi. Sedangkan, Persentil adalah tingkatan posisi seseorang pada distribusi referensi WHONCHS, yang dijelaskan dengan nilai seseorang sama atau lebih besar daripada nilai persentase kelompok Universitas Sumatera Utara populasi. 23 Z-skor paling sering digunakan. Secara teoritis, Z-skor dapat dihitung dengan cara berikut apabila nilai IMT yang diukur lebih besar dari median nilai IMT dari referensi Kemenkes RI 2010: 23 Apabila nilai IMT yang diukur lebih kecil dari median nilai IMT dari referensi Kemenkes RI 2010 maka rumus Z-Skor yang dipakai adalah: Tabel 1. Klasifikasi status gizi menurut Kemenkes RI 2010 untuk anak usia 5-18 tahun 23 Nilai Z-skor Klasifikasi Z-skor ≥ +2 Obesitas +1 Z-skor +2 Gemuk -2 Z-skor +1 Normal -3 Z-skor -2 Kurus Z-skor -3 Sangat Kurus

2.6 Kerangka Konsep