Jenis Nama Diri Deskripsi Teoretik

6. Jenis Acuan

Jenis acuan dalam bahasa Indonesia Alwi, 2003 dibagi menjadi tiga jenis, yaitu acuan takrif definit, acuan taktakrif takdefinit, dan cuan generik. a. Acuan takrif definit: unsur pengacu yang mengacu ke sesuatu yang khusus yang dapat diidentifikasi. Acuan takrif atau definit dinyatakan sebagai berikut. 1 Mengacu pada suatu maujud yang diketahui atau dikenal oleh pembicara atau lawan bicara 2 Mengacu pada suatu maujud yang sudah disebutkan sebelumnya 3 Mengacu pada suatu maujud lain yang diwatasi oleh konstruksi seperti anak kalimat atau bentuk proposisi b. Acuan taktakrif takdefinit: unsur pengacu yang mengacu pada maujud secara umum atau pada sesuatu yang belum diidentifikasi oleh pembicara. c. Acuan generik: unsur acuan yang bertalian makna dengan jenus mengacu pada semua unsur atau anggotanya Wijana dalam bukunya Pengantar Semantik Bahasa Indonesia 2010 membagi acuan menjadi beberapa jenis, yakni referen unik unique referent, dan referen tak unik non-unique referent, referen abstrak abstract referent, dan referen konkret concrete referent, serta referen terhitung countable referent dan referen tak terhitung uncountable referent. a. Referen Unik dan Tak Unik Referen unik adalah referen yang objeknya tetap tidak berubah-ubah. Misalnya, frase Gunung Agung, Desa Getakan, Kelurahan Purwomartani, Toko Matahari, dan sebagainya adalah satuan ekspresi yang memiliki referen unik. Artinya, selalu mengacu pada objek tersebut kapan pun digunakan. Untuk mengetahui sesuatu yang diacu oleh frase-frase ini orang menggunakan pengetahuan umum dan jarang sekali melibatkan konteks pembicaraan, kecuali ada situasi-situasi yang bersifat sangat khusus. Referen tak unik adalah referen yang objeknya berubah-ubah bervariasi bila digunakan dalam pemakaian bahasa. Bentuk buku, paman saya, gelas ini, dan sebagainya adalah satuan kebahasaan yang referennya bervariasi. Misalnya saja buku dalam kalimat-kalimat berikut referennya berlainan walaupun maknanya sama. 1 Saya mempunyai buku. 2 Di warung Topik dijual buku. 3 Pak Ebaba membaca buku. Untuk memahami atau mengidentifikasi referennya, orang menggunakan pengetahuannya yang lebih khusus dan melihat konteks pemakaiannya di dalam kalimat, di samping pengetahuan atau konsep mengenai buku tentunya. b. Referen Konkret dan Refern Abstrak Satuan ekspresi ada yang memiliki acuan yang dapat dipersepsi dengan pancaindra, dapat diraba, dicium, dilihat, dan sebagainya. Satuan buku itu, pulau Jawa, mobil bekas, dan sebagainya adalah satuan yang referennya memiliki sifat seperti ini. Dengan demikian, satuan-satuan ini dikatakan memiliki acuan yang konkret. Sementara itu, ide, keadilan, permasalahan, kecerdasan, pembekuan, dan sebagainya referennya tidak dapat dipersepsi layaknya benda-benda yang konkret. Oleh karena itu, lima satuan kebahasaan yang terakhir ini dikatakan memiliki referen yang abstrak. Satuan kebahasaan yang referennya konkret mungkin pula memiliki referen yang abstrak bila digunakan dalam konteks pemakaian yang berbeda. c. Referen Terhitung dan tidak Terhitung Dalam bahasa Inggris, referen kata benda dapat dibedakan berdasarkan kemungkinan keterhitungannya countability sehingga tidak didapatkan kata benda yang dapat dihitung countable noun dan kata benda yang tidak dapat dihitung uncountable noun. Kata-kata benda yang referennya dapat dipisahkan secara tegas descrete bersifat tegas di dalam bahasa Inggris. Misalnya, house „rumah‟, door „pintu‟, umbrella „payung‟, dan sebagainya adalah kata benda yang referennya dapat dihitung. Keterhitungannya biasanya dicirikan dengan mungkinnya kata benda tersebut hadir dengan kata sandang tak tentu. Berbeda dengan bahasa Inggris, bahasa Indonesia tidak menandai kata bendanya seperti itu. Oleh karena itu, sering kali tidak dapat diketahui apakah buku atau tomat dalam kalimat tunggal berikut tunggal atau jamak. 4 Dia membawa buku. 5 Di atas meja ada tomat.