Nama Diri Persona Deskripsi Teoretik
                                                                                memiliki  sifat  seperti  ini.  Dengan  demikian,  satuan-satuan  ini  dikatakan memiliki  acuan  yang  konkret.  Sementara  itu,  ide,  keadilan,  permasalahan,
kecerdasan,  pembekuan,  dan  sebagainya  referennya  tidak  dapat  dipersepsi layaknya benda-benda yang konkret. Oleh karena itu, lima satuan kebahasaan
yang terakhir ini dikatakan memiliki referen yang abstrak. Satuan  kebahasaan  yang  referennya  konkret  mungkin  pula  memiliki
referen yang abstrak bila digunakan dalam konteks pemakaian yang berbeda. c.
Referen Terhitung dan tidak Terhitung Dalam  bahasa  Inggris,  referen  kata  benda  dapat  dibedakan  berdasarkan
kemungkinan keterhitungannya countability sehingga tidak didapatkan kata benda yang dapat dihitung countable noun dan kata benda yang tidak dapat
dihitung  uncountable  noun.  Kata-kata  benda  yang  referennya  dapat dipisahkan  secara  tegas  descrete  bersifat  tegas  di  dalam  bahasa  Inggris.
Misalnya,  house „rumah‟,  door  „pintu‟,  umbrella  „payung‟,  dan  sebagainya
adalah kata benda yang referennya dapat dihitung. Keterhitungannya biasanya dicirikan dengan mungkinnya kata benda tersebut hadir dengan kata sandang
tak tentu. Berbeda  dengan  bahasa  Inggris,  bahasa  Indonesia  tidak  menandai  kata
bendanya seperti itu. Oleh karena itu, sering kali tidak dapat diketahui apakah buku atau tomat dalam kalimat tunggal berikut tunggal atau jamak.
4 Dia membawa buku.
5 Di atas meja ada tomat.
Tidak ada juga maksud untuk menolak kemungkinan pembicara mengatakan berikut untuk mempertegas jumlah kata benda itu.
6 Dia membawa sebuah buku.
7 Dia membawa dua buah buku.
8 Di atas meja ada lima buah tomat.
Konteks  juga  sangat  membantu  pemakai  bahasa  untuk  mengidentifikasi jumlah referen sebuah kata benda. Benda-benda yang referennya tidak diskret
countinous,  seperti  saus,  kecap,  mentega,  dan  susu,  dan  benda-benda  yang mengandung  partikel-partikel  kecil,  seperti  beras,  kacang,  merica,  dan
sebagainya harus diungkap bersama penyukatnya untuk mengidentifikasinya. Halliday  dan  Hassan  Arifin    Rani,  2000  membagi  acuan  atau  referen
menjadi  dua  macam,  yaitu  eksoforis  dan  endoforis.  Referen  eksoforis  adalah pengacuan  terhadap  antiseden  yang  terdapat  diluar  bahasa  ekstratekstual,
seperti  manusia,  hewan,  alam  sekitar  pada  umumnya,  atau  acuan  kegiatan. Sebaliknya referen endoforis adalah pengacuan terhadap antiseden yang terdapat
di dalam teks intratekstual, dengan  menggunakan pronomina, baik pronomina persona,  pronomina  demonstrativa,  maupun  pronomina  komparatif.  Pengacu
yang di acu adalah koreferensial Arifin  Rani, 2000. Berdasarkan  arah  acuannya,  referensi  endoforis  dibagi  menjadi  dua
macam,  yaitu  1  referensi  anafora,  dan  2  referensi  katafora  Arifin    Rani, 2000. Referensi anafora adalah pengacuan oleh pronomina terhadap antisenden
yang terletak di kiri. Sebaliknya referensi katafora adalah pengacuan pronomina terhadap antisenden yang terletak di kanan. Dengan kata  lain bila yang ditunjuk