I. Ringkasan
Kentang mempunyai potensi dikembangkan untuk mendukung program diversifikasi pangan yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia. Namun
kentang seringkali dituding sebagai salah satu komoditas yang sistem budidayanya dapat merusak lingkungan. Dengan semakin terbatasnya
lahan pertanian di dataran tinggi, maka perlu dilakukan pengembangan tanaman hortikultura dataran tinggi di dataran medium, termasuk kentang.
Dalam upaya pengembangan kentang di dataran medium, faktor suhu tinggi menjadi pembatas utama. Suhu tinggi di dataran medium
mengakibatkan pertumbuhan kentang menjadi tidak optimal. Faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pertumbuhan kentang adalah ketersediaan
air dan serangan penyakit. Untuk mendukung upaya peningkatan produksi
kentang industriolahan diperlukan ketersediaan bibit yang unggul dan bermutu.
Perakitan kultivar kentang toleran kekeringan dan suhu tinggi melalui mutasi merupakan salah satu cara untuk memperoleh kultivar kentang yang
dapat dikembangkan di dataran medium. Selain itu, pengaplikasian sistem budidaya yang sesuai dengan pengembangan kentang di dataran medium
diharapkan dapat meningkatkan produksi kentang industriolahan. Untuk meningkatkan mutu dari benih kultivar kentang toleran kekeringan dan suhu
tinggi, diharapkan aplikasi bakteri antagonis endofit dapat menekan serangan penyakit pada kentang secara lebih efektif.
Penelitian yang dilakukan dalam cluster kentang ini dalam jangka pendek bertujuan untuk memproduksi benih kentang toleran kekeringan dan
suhu tinggi serta mengandung mikroorganisme yang menguntungkan. Dalam jangka panjang bertujuan untuk mendukung program pemerintah
untuk diversifikasi pangan dan mendaftarkan kultivar unggul kentang toleran kekeringan dan suhu tinggi ke kantor PPVT dan melepas kultivar
unggul tersebut.
II. Pendahuluan