Untuk mempersingkat waktu perakitan kultivar kentang melalui pemuliaan mutasi untuk karakter toleran kekeringan dan suhu tinggi maka
dilakukan seleksi secara in vitro. Setelah diperoleh genotip-genotip
terseleksi secara in vitro baru dilakukan seleksi lapangan, diharapkan
dengan metode seleksi secara kombinasi maka dapat diperoleh calon kultivar baru dengan lebih cepat dan efektif. Metode seleksi untuk
ketahanan terhadap kekeringan secara in vitro telah dilakukan pada
beberapa tanaman, antara lain pada gandum Farshadfar, 2012 dan Pelargonium Hassanein, 2010, sedangkan induksi mutasi yang dilanjutkan
dengan seleksi secara in vitro telah dilakukan pada pisang Bidabadi et al.,
2012,
3.2 Modifikasi sistem budidaya kentang di dataran medium
Kualitas hasil dan kulitas olahan kentang prosesing sangat ditentukan oleh kadar pati dan kadar sukrosa, sedangkan pembentukan kadar pati dan
sukrosa erat kaitannya dengan suhu. Perbedaan suhu siang dan malam yang besar merupakan syarat yang diperlukan. Sementara dataran medium
mempunyai perbedaan suhu siang dan suhu malam yang tidak terlalu besar serta mempunyai suhu rata-rata harian yang tinggi sehingga hasil dan
kualitas hasil kentang yang ditanam di dataran medium tidak sebaik kentang yang ditanam di dataran tinggi. Upaya kultur teknis dengan
pemberian naungan paranet dan aplikasi Paclobutrazol terhadap tanaman kentang telah dilakukan oleh Hamdani dkk 2009, hasil penelitian
menunjukkan bahwa naungan paranet 45 dan kosentrasi 100 ppm Paclobutrazol dapat meningkatkan hasil kentang di datarn medium. Dari
penelitian sebelumnya hal yang perlu dikaji lebih lanjut adalah bagaimana apabila naungan yang digunakan itu adalah naungan palstik UV yang dapat
menyerap sinar Ultraviolet yang dapat menyebabkan menekan pertumbuhan untuk tanaman sayuran yang menginginkan intensitas cahaya
yang sedang untuk pertumbuhaanya seperti kentang atau dengan naungan vegetasi tanaman jagung yang lebih murah, ramah lingkungan dan mudah
dalam aplikasinya serta dapat menambah variasi hasil pangan yang dipanen.
Hasil penelitian Hamdani dkk 2009 menunjukan bahwa kultivar Atlantik dapat menghasilkan 21.1 tha yang ditanam di dataran medium
Jatinagor dengan ketinggian 650 m dpl. Akan tetapi, kultivar ini perlu diuji lebih lanjut tentang kualitas hasil dan kualitas olahannya untuk
dikembangkan di dataran medium, mengingat kentang prosesing memerlukan modifikassi budidaya yang lebih spesifik. Hal ini berkaitan
dengan mempertahankan kualitas olahan agar ukuran ubi sesuai dengan yang dikehendaki, kandungan gula rendah 0.5, kandungan pati
20dan berat jenisnya tinggi 1.07. Varietas ini memiliki kadar pati yang tinggi dan cocok untuk bahan baku olahan seperti French fries, kripik dan
chip Smith, 1997. Produksi kentang ditentukan oleh pembentukan ubinya, produksi
yang tinggi jika tanaman dapat menghasilkan ubi yang banyak dan besar- besar, serta kualitas baik. Proses pembentukan ubi kentang dipengaruhi
oleh lingkungan antara lain suhu dan intensitas cahaya dan lama penyinaran. Lamanya stadia pertumbuhan vegetatif dipengaruhi oleh faktor
lingkungan yaitu : suhu, panjang hari, intensitas cahaya, pemupukan nitrogen, kelembaban tanah, dan faktor keseimbangan hormon tumbuh
endogen maupun eksogen, serta faktor genetik atau varietas tanaman Cutter, 1987.
Suhu tanah berperan penting dalam penentuan keberhasilan produksi. Kentang merupakan salah satu tanaman yang
sangat dibatasi oleh suhu tanah karena organ yang diproduksi berkembang didalam tanah. Suhu tanah yang tinggi akan menghambat inisiasi ubi dan
hal ini akan mengakibatkan pengurangan hasil ubi. Adisarwanto 1990 menambahkan jika kentang ditanam pada tanah dengan suhu yang tinggi
maka bobot ubi dan laju pengisian ubi kentang akan menurun. Dengan demikian penanaman kentang di dataran medium dengan
kondisi suhu dan intensitas cahaya yang tinggi perlu dilakukan manipulasi agar kondisi tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang
didinginkan oleh tanaman kentang seperti diuraikan di atas. Jadi keberhasilan pengembangan sayuran dataran tinggi yang dapat
diadaptasikan di dataran medium pada akhirnya tergantung pada manipulasi lingkungan tumbuh di tempat tersebut menjadi tempat tumbuh
yang ideal dengan yang dikehendaki oleh tanaman tersebut sesuai dengan kondisi yang dikehendaki seperti di tempat asalnya atau tempat dimana
tanaman tersebut biasa dibudidayakan dataran tinggi.
Selain ditentukan oleh faktor lingkungan pertumbuhan dan perkembangan tanaman ditentukan pula oleh faktor hormonal, maka
keberhasilan berbagai cara untuk merekayasa faktor lingkungan tumbuh harus dilakukan secara bersama-sama dengan status hormonal tanaman,
hal ini dapat dilakukan dengan pemberian hormon eksogen. Aplikasi hormon tumbuh paclobutrazol diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Hal ini dimungkinkan karena paclobutrazol berperan dalam meningkatkan proses asimilasi fotosintat dari daun ke bagian ubi sehingga ubi kentang
mempunyai kandungan pati yang tinggi Davis dan Curry, 1991. Efektivitas perlakuan paclobutrazol tergantung pada konsentrasi, jenis tanaman, umur
tanaman dan sistem perakaran tanaman serta lingkungan tumbuh tanaman. Selain itu, cara aplikasi sangat penting untuk diperhatikan pada aplikasi zat
pengatur tumbuh seperti paclobutrazol.
3.3 Bakteri Endofit dan potensinya untuk mengendalikan penyakit tanaman