Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus- menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spritual. untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu memperhatikan pembiayaan pembangunan.Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak.pajak digunakan untuk pembiayaan pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama Waluyo,2010:2. Prof.Dr.Rochmat Soemitro,S.H. dalam bukunya Dasar-dasar hukum pajak dan pajak pendapatan 1990:5 menyatakan pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang- undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal kontraprestasi, yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum Waluyo,2010:3. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan oleh negara melalui pemerintah pusat atau daerah untuk mengisi kas negara yang administrasinya dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak DJP dengan kantor-kantor operasional di daerah seperti Kantor Pelayanan Pajak KPP. Wajib pajak harus menyadari untuk mehenuhi kewajiban perpajakan harus mematuhi ketentuan-ketentuan pajak yang harus di penuhinya. Dengan semakin sadarnya wajib pajak dalam memahami perpajakannnya serta mampu mematuhi kewajiban tersebut sesuai dengan Universitas Sumatera Utara peraturan pajak yang berlaku,maka penerimaan negara dari wajib pajak diharapkan terus meningkat. Pajak dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, adalah sebagai berikut: 1. Menurut golongan, dibagi menjadi dua adalah sebagai berikut: a. Pajak langsung, adalah pajak yang menjadi beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan,tidak dapat dibebankan kepada orang lain. b. Pajak tidak langsung, adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain. 2. Menurut sifatnya, adalah sebagai berikut: a. pajak subjektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya dan memperhatikan keadaan Wajib Pajak. b. Pajak objektif, adalah pajak yang berdasarkan pada objeknya dan tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. 3. Menurut pemungut dan pengelolanya, adalah sebagai berikut: a. Pajak pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. b. Pajak daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah Waluyo,2010:12. Pajak juga mempunyai fungsi-fungsi yang sangat penting dalam penyelenggaraan pajak yaitu terdiri dari : 1. Fungsi Budgeter yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah. 2. Fungsi mengatur yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial ekonomi mardiasmo,2002:2. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan fungsi tersebut,diharapkan kepada seluruh pihak-pihak yang terkait dan terlibatyang meliputi pihak fiskus dan wajib pajak agar dapat melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik,sehingga pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan pajak negara dapat pula meningkatkan kepatuhan perpajakannya dengan baik dan benar. Dalam kegiatan perpajakan dikenal juga surat pemberitahuan SPT. Menurut pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan menyatakan surat pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan danatau pembayaran pajak,objek pajak danatau bukan objek pajak danatau harta dan kewajiban, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan waluyo,2010:31. Dalam realitas pelaksanaan penyampaian surat pemberitahuan masih banyak terdapat Wajib Pajak yang salah dalam penulisan dan memiliki perbedaan selisih perhitungan jumlah pajak baik kekurangan atau kelebihan pembayaran dengan pajak yang masih harus dibayar. Ini disebabkan masih rendahnya kepatuhan dan kesadaran untuk memenuhi kewajiban perpajakannya hal inilah yang membuat tindakan penagihan menjadi penting untuk dilaksanakan.Pelaksanaan tindakan penagihan diatur dalam Undang-Undang No.19 tahun 2000. Tindakan penagihan ini dapat dimulai dengan cara pemberian teguran kepada Wajib Pajak melaui penerbitan surat teguran. Moelyo Hadi mempunyai pandangan bahwa “teguran dikenal sebagai tindakan penagihan aktif persuasif yaitu dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada Wajib Pajak yang beritikad baik untuk menyampaikan alasan atau sebab-sebab tidak dapat disampaikannya surat pemberitahuan karena suatu hal di luar kemampuannya force majeur. Mengingat sebagian besar Wajib Pajak masih belum memahami pajak serta aturan- aturan perpajakan maka peranan pemberian teguran sangat penting, dengan adanya teguran ini maka diharapkan Wajib Pajak akan semakin sadar tentang pentingnya memenuhi Universitas Sumatera Utara kewajiban perpajakann dengan baik dan benar sehingga dapat meningkatkan kepatuhan perpajakan Wajib Pajak tersebut. Adapun yang menjadi latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM ini mengingat bahwa lulusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP Universitas Sumatera Utara USU adalah merupakan tenaga kerja yang terampil,siap kerja dan tenaga yang ahli di bidang perpajakan. Maka dari itulah untuk melahirkan tenaga yang terampil,dan ahli dibidang perpajakan dipandang perlu adanya PKLM di Direktorat Jenderal Pajak oleh mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan USU. Dalam kegiatan PKLM ini diharapkan mahasiswa dapat menganalisa masalah serta mencari tahu alternatif pemecahan yang dihadapinya di kantor pelayanan pajak. Berdasarkan masalah diatas, maka penulis tertarik untuk membahas tentang “PROSES PEMBERIAN TEGURAN KEPADA WAJIB PAJAK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BINJAI”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM